ِبـسْمِ الله ِالرََّحْمَـنِ الرَّحـِيْمِ
{اَلْعُجْبُ كُلَّ اْلعُجْبِ مِمَّنْ يَهْرَبُ مِمَّنْ لاَانْفِكَاكَ لَهُ
عَنْهُ وَيَطْلُبُ مَالاَبَقآءَ لَهُ مَعَهُ}
Heran yang
sungguh-sungguh mengherankan yaitu orang yang lari, melarikan diri dari perkara
yang sesungguhnya tidak bisa pisah darinya. Tidak dapat terpisah, tapi kok
usaha memisahkan diri, ini hal yang sangat mengherankan sekali. Suatu hal yang
sangat janggal !. Memisahkan diri, dan
usaha mencari barang yang tidak tetap baginya. Paling-paling hanya sementara.
Ini sungguh suatu kejanggalan.
Orang tidak
pisah dari Tuhan. Artinya tidak bisa pisah dari pertolongan Tuhan. Dari keadaan
membutuhkan kepada Tuhan. Lari memisahkan diri, dengan memperturutkan hawa
nafsunya. Ngujo nafsu !. Orang yang memperturutkan nafsunya, LINNAFSI BINNAFSI,
boleh dikatakan dia lari dari Tuhannya. Memisahkan diri dari Tuhannya. Padahal
sama sekali tidak bisa menjauh!. Orang yang begitu adalah orang-orang tidak
normal!. Janggal.
Satu contoh. Misalnya ada seseorang
ditolong oleh orang lain. Lebih-lebih soal yang sangat dibutuhkan. Lebih-lebih
lagi dalam situasi yang sangat kritis. Kalau tidak mendapatkan pertolongan itu
pasti mati atau akan menghadapi persoalan yang lebih berat lagi. Lalu ada orang
lain yang menolongnya. Lha ini otomatis dia sangat berterima kasih, dan tidak
bisa menggambarkan seberapa besar arti pertolongan tersebut baginya. Kalau
tidak mendapat pertolongan itu, dia pasti ........ mati misalnya.Lha ini
berarti dia tidak bisa pisah dari orang yang menolong itu. Artinya tidak bisa
pisah dari adanya pertolongan yang justru sangat dia butuhkan itu. Otomatis
terima kasihnya bukan main !. Orang naik kapal laut misalnya. Kapalnya ditiup
angin topan yang sangat dahsyat, sehingga kapal terombang ambing dan akhirnya
pecah atau terdampar pada batu karang di tengah-tengah lautan bebas. Lalu
tahu-tahu ada kapal lain datang memberi pertolongan sehingga para penumpang
kapal yang hancur tadi bisa diselamatkan. Lha ini otomatis dia para penumpang
kapal yang diselamatkan itu gembiranya bukan main. Berterima kasih tidak
terhingga. Andaikata disuruh mengganti ongkos-ongkos pertolongan berapa juta
sajapun jumlahnya, asal dia mampu, pasti dibayarnya !. Lha itu. Mereka yang
mengalami bencana maut tadi, tidak bisa lepas dari kapal penolong, artinya
kalau tidak mendapat pertolongan pasti ...... Menemui maut yang menyedihkan !.
Otomatis terima kasihnya tidak dapat
digambarkan !. Begitu juga orang diatas padang pasir lepas, jauh dari tempat
berteduh, dan panas matahari membakar, dia sangat haus. Kalau dalam beberapa
detik lagi tidak memperoleh air, mudahnya tidak mendapat pertolongan, pasti dia
menemui ajalnya. Lalu ada orang lain datang dengan memberikan segelas air
diberikan kepadanya. Betapa gembiranya orang itu !. Otomatis terima kasihnya
tidak bisa digambarkan !. Seandainya harus mengganti dengan harta, sekalipun
hanya satu gelas air, berani membayar jutaan, bahkan puluhan juta, bahkan
ratusan juta sekalipun asal mampu. Berani membayar. Itu para hadirin hadirot,
orang yang dalam keadaan seperti itu nasibnya sangat tergantung kepada si
pemberi pertolongan, boleh dikatakan tergantung pada segelas air, ibarat orang
yang kehausan dipadang pasir tadi.
Para hadirin
hadirot !. Kita senantiasa diberi oleh Alloh SWT !. Diberi apa-apa yang justru
sangat kita butuhkan sekali. Umur atau hidup misalnya. Kita di beri hidup oleh
Alloh SWT !. Tanpa di beri hidup oleh Alloh SWT kita pasti mati !. Mari kita membuat penilaian sekarang terhadap hidup
kita pemberian Tuhan ini!. Bolehkah hidup kita ini ditukar dengan sekian juta
atau bahkan sekian milyar rupiah ?. Itu misalnya pasien-pasien orang sakit.
Untuk kesembuhan penyakitnya dia berani membayar berapa saja kepada dokter atau
thobib. Ini tidak lain karena justru untuk mempertahankan kehidupannya. Berani
membayar berapa saja atau bagaimana pun juga asal mampu.
Para hadirin
hadirot !. Kita senantiasa mendapat rohmat Alloh SWT sehingga kita dapat
melihat. Bisa melihat itu putih, itu hijau ... dan seterusnya. Sehingga kita
dapat mendengar, dapat merasa, dapat membau, dapat berfikir berangan-angan ....
dan sebagainya dan sebagainya !. Itu semua rohmat pemberian Tuhan, para hadirin
hadirot. Jika umpamanya dicabut dihilangkan, .... mau apa para hadirin
hadirot!. Jika Tuhan berkehendak tidak ada yang dapat menghalang-halangi.
Padahal kesemuanya itu tadi justru kita butuhkan. Kita butuhkan bagi
kelangsungan hidup yang normal.
Lalu
bagaimana tanggapan kita para hadirin hadirot ?, sedangkan terhadap sesama
hidup saja, jika kita menerima suatu bantuan dari orang lain, lebih-lebih soal
yang kita butuhkan, pasti kita terima dengan dua tangan, kita berterima kasih
tak terhingga atas pemberian pertolongan itu, mustahil kita menghindar lari
dari si pemberi pertolongan itu !.
Para hadirin
hadirot, mari kita renungkan, apakah pemberian Tuhan itu sudah kita terima
dengan kedua belah tangan kita ?. Sudahkah kita sungguh-sungguh merasa menerima
pemberian Tuhan itu ?. Dan sudahkah kita pergunakan pemberian itu sesuai dengan
maksud atau kehendak si Pemberinya?. Mari para hadirin hadirot!. Padahal dalam hal bantuan dari sesama hidup
tersebut, adalah hanya bayangan !. Kalau tidak digerakkan oleh Tuhan dalam
membantu tadi, tidak bisa dia membantu !. Malah, dia sendiri butuh bantuan !.
Bantuan dari Tuhan !. Lha kita ini
menerima bantuan secara langsung dari Tuhan, .... Kok tidak merasa, tidak
terima kasih, lalu dimana letak fikiran kita para hadirin hadirot ?.
Kita diberi
minuman dari sesama hidup misalnya, kita terima dan kita minum. Diberi rokok,
kita terima dan kita merasa. Kita merokok dan seterusnya. Berterima kasih. Itu
kalau kita normal. Ataukah kita diberi minuman, lalu kita lemparkan kembali
kepada yang memberi ?.
Orang yang
melarikan diri dari Tuhan, yang padahal sesungguhnya tidak bisa pisah dari
pada-Nya, sebab senantiasa dia membutuhkannya, ini ibarat kita di beri minum
tadi, minuman itu setelah kita terima lalu kita lemparkan kepada yang memberi
minuman !. Ini, sungguh keterlaluan !. Otomatis si pemberi berfikir dimana otak
pikiran orang ini !. Saya beri kok malah digunakan untuk melempari aku !.
Mari para
hadirin hadirot, hubungan dengan Tuhan kita koreksi !. Kita diberi mata diberi
bisa melihat, malah untuk maksiat, untuk perbuatan yang justru tidak disenangi
Tuhan !. Bukankah ini sama dengan contoh kita diberi minuman lalu kita
temparkan kepada si pemberi ?. Bukankah ini suatu ejekan, suatu penghinaan?.
Kita diberi dapat ...... mendengar, dapat ..... berjalan, dapat berfikir, dapat
berbuat .... dan sebagainya dan sebagainya!. Mari kita renungkan para hadirin
hadirot!. Kalau dikatakan tidak punya akal tentu marah. Tapi fakta ..... kita
tidak mau merasa diberi, tidak mau terima kasih!. Terhadap Alloh SWT begini ini
bagaimana ?. Mari kita renungkan !.
Kalau kita
mempunyai fikiran yang sehat akal yang normal, mestinya diberi lalu matur nuwun
terima kasih, dan menyadari kepada yang memberi !. Tapi fakta para hadirin
hadirot!. Jangankan terima kasih, mau tahu kepada yang memberi sajapun tidak!.
Ini apa, para hadirin hadirot ?.
فَاِنَّهَا لاَتَعْمىَ اْلاَبْصَارُ وَلَكِنْ
تَعْمىَ اْلقُلُوْبُ اَلَّتِى فِى الصُّدُوْرِ (الحج : ٢٩)
(....Karena sesungguhnya bukanlah mata yang buta, tetapi
yang buta, ialah hati yang didalam dada)
Ada lagi:
أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ
يَعْقِلُونَ إنْ هُمْ إلَّا كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا
(الفرقان : ٢٢)
(atau apakah kamu mengira bahwa
kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami (kebenaran) ?. Mereka itu tidak
lain, hanyalah seperti binatang, bahkan mereka lebih sesat dari pada binatang
itu).
Maka kalau keadaan kita
seperti itu, berarti lebih ....., lebih, .... lebih jelek lebih jahad dari pada
binatang !. Bentuk seperti manusia ini hanya imitasi saja. Sesungguhnya adalah
bukan wajah manusia lagi. Tetapi, .....
wajah hewan, wajah babi hutan, wajah anjing, wajah ..... Para hadirin hadirot!.
Sesungguhnya kepala kita dibawah dan kaki kita diatas, para hadirin hadirot!.
Terbalik ! Cuma, kita tidak merasa seperti itu !.
Baru tahu, baru merasa keadaan sesungguhnya. Yaitu nanti apabila sudah di cabut
roh kita oleh Izroil, para hadirin hadirot!. Baru tahu, baru menyadari bahwa
keadaan-keadaan dimasa-masa sebelumnya itu adalah palsu!. Kita merasa gagah,
merasa ganteng, merasa sugih, merasa pandai, merasa berkuasa dan sebagainya dan
sebagainya itu ternyata hanya impian yang palsu semua para hadirin hadirot !.
Mari para hadirin hadirot, apakah kita menunggu-nunggu waktu kalau sudah
dicabut roh kita oleh malaikat Izroil seperti itu para hadirin hadirot ?.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلاِنْسَ اِلاَّ
لِيَعْبُدُوْن
Jin dan manusia AKU ciptakan dan
langit bumi seisinya AKU buat justru untuk mereka, adalah supaya mereka
pergunakan untuk beribadah mengabdikan diri kepada-KU. Orang, manusia atau jin
kok tidak mengabdikan diri, ini namanya kaki dibuat kepala, kepala dibuat kaki
!. Terbalik !. Bukan wajah manusia lagi sesungguhnya dia itu, melainkan wajah
hewan, wajah anjing, wajah babi, .... dan sebagainya dan sebagainya!. Siapa
yang tidak mengabdikan diri pada Tuhan berarti mengabdikan diri menyembah
kepada nafsunya!. Siapa yang tidak LILLAH BILLAH LIRROSUL BIRROSUL dia hanya
menuruti kehendak nafsu !. Makan, hanya karena lapar. Minum, didorong rasa
haus, ingin sex, sex dan seterusnya !.
Ini lalu apa bedanya dengan binatang ?. Bukankah persis binatang juga punya
nafsu-nafsu seperti itu ?. Hanya lahirnya, rupanya seperti manusia, tapi
sesungguhnya jauh lebih jelek, lebih jahad dari pada hewan !. Yang melihat juga
begitu nglindur sekali. Dikiranya manusia, tetapi sesungguhnya .... hewan,
bahkan jauh lebih buruk dari pada hewan !. Mari para hadirin hadirot, kita
menaruh perhatian yang sungguh, terhadap soal ini !. Karuan binatang anjing
atau babi tidak berakal. Tidak pernah menyalah gunakan. Tapi manusia, ......
selalu menyalah gunakan, durhaka terhadap Tuhannya !. Mari para hadirin hadirot
sungguh- sungguh kita perhatikan soal ini !.
{لاَتَرْحَلْ مِنْ كَوْنِ اِلَى كَوْنِ فَتَكُوْنَ كَحِمَارِ
الرَّحَا يَسِيْرُ وَالْمَكَانُ الَّذِى اْرتَحَلَ اِلَيْهِ هُوَ الَّذِى
اْرتَحَلَ مِنْهُ}
Jangan sekali-kali, jangan
sekali-kali engkau beralih pandangan dari makhluk pindah ke makhluk lain !.
Amal-amal ibadahmu, apa saja, baik berupa sembahyang, zakat, puasa,
mujahadah-mujahadah, dan sebagainya, jangan sekali-sekali memandang sesuatu
makhluk !. Pamrih namanya !. Jangan sekali-kali pamrih !. Sekalipun pamrih
berupa akhirot sekalipun !. Jika engkau pamrih selain Tuhan. Itu sama halnya
dengan lembu yang berputar-putar menarik gilingan tebu, putar-putar, terus
tiada ujung pangkalnya sampai payah.
Begitu juga amal yang tidak ikhlas kholishon mukhlishon
liwajhillah, tidak LILLAH, disamping BILLAH terutama, hanya karena ingin
dihormati, karena ingin soal materi lebih-lebih, atau takut ini dan itu,
sekalipun akhirot sekalipun, pokoknya tidak ikhlas kholishon mukhlishon
liwajhillahi, itu namanya menyalah gunakan amal !. Namanya memperalat Tuhan
supaya menuruti kemauan nafsunya !. Memperalat Tuhan buat menyembah nafsunya !.
Para hadirin hadirot, mari kita
koreksi masing-masing !. Pernahkah kita seperti itu ?. Mari kita koreksi.
اَبْغَضُ اِلَهَ عُبِدَ فِى اْلاَرْضِ اَلْهَوَى
Berhala atau sesembahan yang paling
dikecam oleh Tuhan, yang banyak dijadikan sesembahan di bumi, adalah ....
"AL HAWA"!. Nafsu !. Maka penyembah berhala yang paling dikecam
adalah penyembah nafsu !. Artinya nuruti nafsu !. Nuruti nafsu !. Nuruti nafsu
ini namanya menyembah nafsu !. Nafsu dijadikan Tuhannya.
أَرَأَيْتَ مَنْ اتَّخَذَ إلَهَهُ هَوَاهُ (الفرقان : ٢٣)
Tahukah itu, apa yang paling
terkecam, ........ orang yang mengabdikan diri kepada nafsu!. Hawaahu =
nafsunya. Nuruti keinginan nafsu = menyembah mengabdikan diri pada nafsu itu !.
Ingin ke utara .... ke utara, ingin ke selatan ...keselatan. Ini namanya nuruti
nafsu !. Nyembah nafsu ! ke
utara, harus dimanfaatkan !. Ke utara, LILLAH - demi untuk Alloh. Mengabdikan
diri kepada Alloh !. Menuruti perintah Alloh !. Disamping rasa BILLAH !. Jangan
semata-mata menuruti nafsu belaka !. Tekuk lutut pada nafsu !. Diantara kita
pernah begitu atau tidak ?. Mari kita koreksi masing-masing!. Siapa yang
senantiasa menuruti nafsu, nuruti karepe ati begitu saja, awas, besok diakhirot
akan dipenjara jadi satu dengan nafsunya, yaitu pada neraka jahanam !. Mari
kita ingat, yaitu :
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطَمْئِنَةُ ارْجِعِي إلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً
مَرْضِيَّةً
Nafsu
yang sudah “muthmainnah”, yaitu nafsu yang sudah dijinakkan diarahkan untuk
“liya’buduun”, diarahkan demi untuk pelaksanaan LILLAH BILLAH LIRROSUL
BIRROSUL, kelak kemudian hari dipanggil-panggil oleh Alloh : .... “silahkan
kembali kepada Tuhanmu dengan puas dan gembira serta mandapat Ridlo”.
Tapi
sebaliknya. Nafsu yang masih buas, nafsu yang selalu dituruti keinginannya,
nafsu yang selalu disembah-sembah, yang disebut “nafsu ammaaroh”, otomatis
mendapat panggilan :
يَااَيَّتُهَا
النَّفْسُ اْلاُمَّارَةُ اِرْجِعِى اِلَى رَبِّكَ غَاضِبَةً مَغْضُوْبِةً
Wahai nafsu ammaaroh, kembali kepada
Tuhanmu dengan tidak terhormat dan
mendapat bendu ! ....
Mari kita lihat diri kita
masing-masing !. Apakah kita senantiasa menuruti nafsu atau bagaimana !. Tidak
hanya makan, minum, tidur dan lain lain tapi sembarang gerak dan laku kita jika
tidak didasari LILLAH disamping BILLAH, karena takut, karena malu, karena
mengharapkan atau menginginkan ini dan itu, pokoknya segala perbuatan dan amal
apa saja yang tidak didasari LILLAH BILLAH jelas hanya menuruti nafsu !. Mari,
kita pernah berbuat begitu atau tidak!. Mari kita akui dihadapan Alloh Wa
Rosuulihi saw!.
Keluarga kita
bagaimana para hadirin hadirot ?. Masyarakat para hadirin hadirot, bagaimana ?.
Kita tidak bisa pisah dari pada masyarakat!. Baik bidang agama, baik bidang
dunia, kita saling membutuhkan satu sama lain !. Fakta menunjukkan bahwa kita,
keluarga kita, tetangga-tetangga kita, dan ummat masyarakat sebagian besar,
.... masih dijajah oleh imperialis nafsu !. Masih menjadi budak nafsu !. Masih
menjadi budak nafsu !. Mari !. Al faatihah ! .......
“YAA ROBBANALLOHUMMA SHOLLI SALLIMI,
‘ALA MOHAMMADIN SYAFII’IL UMAMI. WAL ALI WAJ’ALIL ANAAMA MUSRI'IIN,
BILWAAHIDIYYATI LIROBBIL ALAMIIN. YAA ROBBANAGHFIR YASSIR-IFTAH WAH DINAA,
QORRIB WA ALLIF BAINANAA YAA ROBBANAA”. (3X)
AL FAATIHAH !.
Ya
mudah-mudahan para hadirin hadirot, pengajian pagi ini benar-benar diridloi
Alloh wa Rosuulihi saw, semoga membawa manfaat yang sebesar-besarnya fid-dinii
wad-dunya wal-aakhiroh !. Amiin !.
Apa yang kita
bahas tentang nafsu-nafsu tadi, tidak berarti kita jangan makan, jangan minum,
jangan berkeinginan dan sebagainya dan sebagainya, tapi semua gerak dan laku
kita itu harus kita arahkan !. Harus kita arahkan !. Nafsu-nafsu itu harus kita
jadikan kendaraan!. Kendaraan untuk sowan dihadapan Alloh SWT Wa Rosuulihi
saw!. Nafsu harus kita arahkan,.... kita arahkan untuk fafirruu llallohi wa
rosuulihi saw !. Nafsu adalah suatu rohmat atau nikmat dari Alloh SWT yang
tidak terhingga nilainya!. Jika kita gunakan yang semestinya, yaitu untuk
pelaksanaan “LIYA’BUDUUN”, pasti mandatangkan banyak sekali manfaat dan
kebaikan-kebaikan yang tidak terhingga pula. Begitu juga sebaliknya jika nafsu
kita selewengkan, yaitu tidak kita arahkan untuk pelaksanaan pengabdian diri
kepada Alloh SWT, otomatis akan mendatangkan malapetaka yang tidak terhingga
dahsyatnya !.
Ibarat “atom”
dalam abad modern ini. Atom, jika digunakan untuk kemanfaatan, jangan ditanya
betapa besar manfaat dan keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari situ. Tapi
jika disalahgunakan untuk membinasakan, juga jangan ditanya betapa dahsyat
akibat yang ditimbulkan oleh atom itu !.
Begitu juga nafsu. Suatu nikmat yang besar sekali
faedahnya. Jika kita pergunakan menurut yang semestinya, kita akan memperoleh
manfaat dan keuntungan-keuntungan yang besar sekali. Suatu contoh. Kita merasa
lapar, yaitu suatu dorongan dari keadaan fisik kita. Lalu kita makan.
Kedua-keduanya itu kita manfaatkan untuk Fafirruu ilailohi wa rosuulihi saw.
Artinya, kita makan demi melaksanakan perintah LILLAH !. Untuk dan karena
Alloh. Ini suatu ibadah, para hadirin hadirot!. Malaikat tidak mampu
melaksanakan ibadah lewat makan seperti kita manusia!. Sebab malaikat tidak
makan tidak minum. Betapa besarnya rohmat dan nikmat
Alloh SWT yang diberikan kepada kita ummat manusia dalam hal nafsu makan itu,
para hadirin hadirot!.
Begitu juga minum, begitu juga yang
lain-lain. Malaikat kagum, kok bisa melakukan ibadah dengan makan dan minum
seperti itu !. Kita tidur, kita manfaatkan untuk Fafirruu ilalloohi wa
rosuulihi saw. Malaikat kepingin, para hadirin hadirot!. Banyak sekali
keistimewaan-keistimewaan dari nafsu yang kita pergunakan menurut semestinya.
Yaitu untuk pelaksanaan “WAMAA KHOLAQTUL JINNA WAL INSA ILLA LIYA’BUDUUN!”.
Para hadirin
hadirot!. Yang diberi titel “kholifah”-wakil Tuhan hanya kita para manusia,
para hadirin hadirot !. Wakil Tuhan !. Atau “DHILLUL-ILAHI” - bayangan Tuhan !.
Malaikat sekalipun bagaimana pangkatnya, sekalipun bagaimana tho’atnya dan
ibadahnya, tidak diberi kedudukan “kholifah” - wakil Tuhan seperti kita, para
hadirin hadirot !.
“Kholifah” -wakil Tuhan. Ibarat di
negeri kita Indonesia bapak Hameng Kubuwono wakil Presiden, para hadirin
hadirot !. Kurang tinggi bagaimana Alloh SWT mengangkat derajat kita ummat
manusia, para hadirin hadirot ?.
Para hadirin
hadirot, tadi saya kemukakan. Kita diberi sesuatu oleh orang lain, mau terima
kasih. Malah sudah jauh lama kita masih ingat jasa orang yang memberi itu !.
Kita manusia diangkat dimulyakan derajat kita oleh Alloh SWT setinggi ‘arasy,
para hadirin hadirot. Lalu bagaimana
tanggapan kita ?. Mari kita sadari para
hadirin hadirot!. Jangan sampai kita anggap sepi, para hadirin hadirot!.
Mari kita jangan berterus-terus
mambandel membangkang!. Mari cancut tali wondo sungguh-sungguh para hadirin
hadirot!. Mari !.
“.......... WALAKIN-IRHAL
MINAL AKWAANI ALAL-MUKAWWIN !”.
Jangan sekali-kali engkau pamrih
terhadap sama-sama makhluqnya !. Mandeg berhenti pada sama-sama makhluq, baik
duniawi maupun ukhrowi, baik moril lebih-lebih materiil, sekali-kali jangan!.
Tapi, tujulah Alloh SWT, Tuhan Pencipta dan Pemilik kesemuanya ini !. Fafirruu
Ilalloh !. Fafirruu Ilalloh wa Rosuulihi saw !. Jadikanlah segala perbuatan apa
saja , amal-amal ubudiyah terutama, sebagai pengabdian diri yang
sungguh-sungguh mukhlis liwajhillahil-kariim !. Dijiwai LILLAH, istilah Wahidiyah,
disamping BILLAH.
{وَاَنْ اِلَى رَبِّكَ اْلمُنْتَهَى } ... فَمِنْ عَمِلَ لاَجْلِ
الدَّرَجَاتِ اَوِاْلمَقَامَات فهُو عبْدُ لها ومن عَمِلَ اللهِ فهو عبدُ اللهِ
وهو راحِلٌ من الاَكْوانِ الى الحُكَوِّنِ
Barang siapa beramal karena ingin kedudukan
atau pangkat, pangkat dunia maupun pangkat akhirat sekalipun, itu namanya tidak
ikhlas, dia adalah hamba dari kedudukan dan pangkat yang dia cari-cari itu.
Istilah lain dia menyembah dirinya sendiri. Mendewa-dewakan dirinya sendiri
dengan nuruti keinginan nafsu itu. Menyalah gunakan, memperalat Tuhan untuk
kepentingan pribadinya !.
Ibadah karena
ingin selamat dari siksa dari neraka,.. ini
nafsu ini, jika tidak didasari LILLAH di samping BILLAH terutama !.
Mari para
hadirin hadirot, di hadapan Alloh wa rosuulihi saw kita doki. Kita akui dengan
jujur bahwa kita pernah seperti itu, bahkan senantiasa begitu !. Mari kita doki, dan mari membulatkan tekad min yau
minaa haadha ilaa yaumil qiyaamah tidak akan mengulangi lagi begitu !.
وَانْظُرْ اِلَى قَوْلِهِ
صلى الله عليه وسلم , فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ اِلَى الله وَرَسُولِهِ
فَهِجْرَتُهُ اِلَى اللهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ اِلَى دُنْيَا
يُصِيْبُهَا اَوْ اِمْرَاَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ اِلَى مَاهَاجَرَ
اِلَيْه .
Perhatikan Hadist Rosuulillaahi saw
dalam hadist shoheh: Barang siapa hijrohnya, berbuatnya, amalnya pamrihnya
hanya semata mata kepada Alloh wa Rosuulihi saw, istilah Wahidiyah LILLAH
BILLAH LIRROSUL BIRROSUL, maka dia sungguh-sungguh menuju dan mendapati Alloh
wa Rosuulihi saw!. memperoleh ridlo dari Alloh SWT !. tetapi apabila dia
pamrihnya berupa dunia, materi atau, .... Keuntungan pribadinya, seorang remaja
pada gadis misalnya,..........Pokoknya pamrih, ya hanya itulah yang diperoleh.
Tetapi sesungguhnya apakah tujuan-tujuan itu berhasil atau tidak, itu teka teki
sekali. Belum pasti!. terutama besok pada yaumil-qiyaamah tidak akan
menguntungkan, melainkan membawa kerugian yang tidak dapat digambarkan beratnya
!.
Pamrih dunia
misalnya. Apakah berhasil atau tidak belum pasti. Masih diragukan!. ini satu,
kedua kalau seandainya berhasil, kemungkinan besar malah disalah gunakan !. dan
besok diakhirat dunia yang disalahgunakan itu malah dirupakan menjadi urup-urup
pembakar api neraka !. Dijadikan siksa untuk menyiksa yang bersangkutan !.
Segala amal
ibadah yang tidak sungguh-sungguh ikhlas, seperti diatas jadinya !. tidak
diterima Alloh SWT.
اِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللهُ مِنَ الْمُتَّقِيْنَ
(المائدة : ٢٧)
Sesungguhnya
Alloh hanya menerima (dalam sejarah, ini hubungan korban tapi maksudnya juga
segala amal ibadah) dari orang-orang yang “muttaqiin”. “muttaqiin” - yakni
“mukhlishiin”.
يَوْمَ لاَيَنْفَعُ مَالٌ وَلاَ بَنُوْنٌ اِلاَّ مَنْ اَتَى اللهَ بِقَلْبٍ
سَلِيْمٍ
Pada yaumul qiyamah, harta dan para anak sama sekali
tidak memberi manfaat. Mungkin malah membawa bahaya. Saling dorong mendorong
antara satu sama lain antar orang tua dan anak, antara kawan dan kawan. Dorong
mendorong ke neraka!. Materi, dunia yang bertumpuk tumpuk malah menjadi siksa
buat menyiksa dirinya karena didunia
disalah gunakan. Tidak dipakai untuk “LIYA’BUDUUNI” melainkan untuk nuruti
nafsu!. Untuk ngujo kepuasan nafsunya!.
اِلاَّ مَنْ اَتَى اللهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ
Kecuali orang-orang yang datang menghadap kepada Alloh
dengan hati yang yang ikhlas kholishon
mukhlishon liwajhillaahil-kariim !.
وَالَّذِيْنَ يَكْنِـزُوْنَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ
وَلاَ يُنْفِقُوْنَهَا فِى سَبِيْلِ اللهِ
فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابِ اَلَيْمٍ يَوْمَ يُحْمَى عَلَيْهَا فِى نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَى بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوْبُهُمْ وَظُهُوْرُهُمْ
؛ هَذَامَا كَنَزْتُمْ ِلاَنْفُسِكُمْ فَذُوْقُوْامَا كُنْتُمْ تَكْنِزُوْن (التوبة : ٣٢-٣٥)
(Dan
orang-orang yang menyimpan emas dan perak (harta kekayaan) dan tidak
menafkahkan dalam jalan Alloh, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa mereka
akan merasakan siksa yang pedih. Didalam neraka jahanam emas dan perak (harta
kekayaan) dibakar dilelehkan untuk mengecor dahi mereka, lambung dan pinggang
mereka sambil dikatakan kepada mereka : Inilah harta bendamu yang kamu simpan
untuk dirimu sendiri di dunia dulu, rasakanlah sekarang akibat dari apa yang
kamu simpan itu”).
Mari para hadirin hadirot, ini tidak
berarti kita harus menjauhkan diri dari dunia dari materi, sama sekali bukan
begitu!. justru dunia dan materi itu diciptakan Tuhan untuk kita !. supaya kita
pergunakan untuk pengabdian diri kepada Alloh Ta’ala !. Jangan sekali-kali kita
berani menyalah gunakan !. harus semuanya ini kita arahkan !. kita arahkan
untuk Fafirruu llallohi wa Rosuulihi
saw!.
لاَتَصْحَبْ مَنْ لاَيُنْهِضُكَ حَالَهُ
وَلاَيَدُلًّكَ عَلَى اللهِ مَقَالُهُ
Jangan sekali-kali engkau berkawan
dengan orang yang tingkah lakunya tidak menggerakkan engkau !. malah engkau
manjadi ngglonjom berkawan dengan dia. Jangan sekali-kali kamu campuri, jangan
kamu pergauli !. Engkau menjadi semakin jauh dari Tuhan !. Jangan engkau
pergauli !. Maqolah atau ucapan-ucapannya tidak membimbing engkau kepada Alloh.
Orang yang begitu jangan engkau pergauli!. Dan di samping itu, engkau harus
usaha sekuat mungkin mencurahkan kemampuanmu untuk menyelamatkan orang yang
seperti itu. Sehingga menjadi orang yang sadar kepada Alloh wa Rosuulihi saw !.
Jangan engkau biarkan dia terus menerus berlarut larut!.
Dawuhnya
Syekh Abdus-salam bin Masyisy, Syekh atau gurunya Imam
Syadhili:
مَنْ دَلَّكَ عَلَى الدُنْيَا فَقَدْ غَشَّكَ
Orang yang menunjukkan kepadamu hanya soal dunia soal
ekonomi, itu adalah orang yang menipu menjebak dirimu!. menjerumuskan dirimu!
meracuni engkau, membunuh engkau !.
Orang yang memberi petunjuk engkau
hanya soal amal, supaya berbuat begini, beramal begitu,... itu orang yang hanya
membuat engkau capek, payah !. malah kalau perlu, juga orang yang menjungkir
balikkan dirimu.
مَنْ دَلَّكَ عَلَىاللهِ فَقَدْ نَصَّحَكَ
Dan orang yang memberi petunjuk
mengantarkan dirimu sowan, sadar kehadirot Alloh SWT , itulah orang yang
sungguh-sungguh memperbaiki dirimu, menyelamatkan dirimu!. membuat engkau
bahagia dunia akhirot!. rmaka sungguh jangan sampai pisah dari orang yang
seperti ini!. pergaulilah dengan baik, orang yang seperti ini!.
Itu tidak
berarti tidak boleh meminta atau memberi petunjuk soal-soal ekonomi atau
soal-soal amal ibadah, bukan begitu maksudnya. Tapi disamping memberi petunjuk
soal-soal tersebut harus ada pengarahan !. harus diarahkan !. diarahkan
pada pengabdian diri dan kesadaran
kepada Alloh wa Rosuulihi saw!. diarahkan kepada Fafirruu llallohi wa Rosuulihi
saw.
Apakah itu soal
ekonomi, soal dagang, soal pertanian, soal pekerjaan dll, soal ilmu
pengetahuan, semuanya harus diberikan pengarahan yang menjurus kepada Fafirruu
llallohi wa rosuulihi saw !. kalau tidak,.........................yaitu tadi
“faqod ghosysyaaka”- menjerumuskan, atau ”faqod at’abaka”-membikin payah saja.
Para hadirin
hadirot, disamping kita harus menjauhi pergaulan dengan orang-orang yang
haliyah atau maqolahnya, situasi dan kondisinya pokoknya, tidak menyebabkan
kita makin dekat makin sadar kepada Alloh SWT, disamping itu kita harus
berusaha berjuang sekuat mungkin mengusahakan mereka-mereka ummat dan
masyarakat yang masih belum sadar kepada Alloh wa Rosuulihi saw!. harus kita
usahakan kita perjuangkan dhodiron wa baatinan !. kita berkewajiban !.
اَلْخَظِيْئَةُ اِذَا خَفِيَتْ لاَتَضُرُّ اِلَى
صَاحِبِهَا وَاِذَا ظَهَرَتْ وَلَمْ تُغَيَّرْ ضَارَّتِ اْلعَامَّةْ (اوكماقال)
Suatu kesalahan, jika ringan tidak
membahayakan kepada yang bersangkutan. Dan jika kesalahan kecil itu muncul pada
lahir dan belum dirubah akan juga membawa akibat bahaya yang besar bagi ummat
dan masyarakat. Kesalahan, soal yang terkecam, tidak sadar tidak kenal kepada
Tuhan adalah kesalahan yang besaaaar sekali. Dan jika dibiarkan berlarut-larut
tidak diusahakan perubahan, akan mengakibatkan bahaya yang besaaaar sekali bagi
seluruh ummat dan masyarakat!.
Para hadirin hadirot!. kita tidak boleh ongkang-ongkang
dengkul saja
para hadirin hadirot!. jika kita apatis tidak mau tahu, ungkang-ungkang dengkul
saja tidak mau gerak, usaha membuat perubahan dari keadaan semacam
itu Rosululloh saw tidak sudi kita
ikuti!. tidak mau mengaku umat yang ungkang- ungkang dengkul tidak mau tahu
seperti itu para hadirin hadirot !. Beliau Rosuulillaahi saw tidak mau mengaku
ummat kepada mereka yang terus menerus nglonjom tidak mau memperhatikan
masyarakat, hanya memikirkan butuhnya sendiri saja.
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَهْتَمَّ بِاَمْرِ
اْلمُسْلِمِيْن (الحديث)
(Bukan golonganku orang yang tidak mau
memprihatinkan keadaan masyarakat kaum muslimin). Jangankan memberi syafa’at,
mengakui sebagai ummat saja beliau saw tidak mau !. Jika kita tidak diakui
sebagai ummat oleh Rosuululloh saw, lalu siapa yang kita ikuti, Ibliskah para
hadirin hadirot ?. Mari para hadirin hadirot kita perhatikan soal ini!.
Kembali pada
pengajian. Dus, sedapat mungkin dalam mencari kawan pergaulan kita harus
memilih orang-orang yang sadar kepada Alloh. Tapi disamping itu, kita harus
usaha menyadarkan orang lain yang belum sadar !. baik itu keluarga kita
lebih-lebih, atau tetangga, atau orang lain!. usahakan dengan dhohiron wa
baathinan !. Lahiriyah, diusahakan dengan memberi penerangan dan
pengertian-pengertian, dengan lisanul hal atau lisaanul maqol, sedang bathiniah
dengan senatiasa merintih kepada Alloh wa Rosuulihi saw !. semoga mereka mereka
itu segera dikarunai kesadaran !. Dan disamping itu harus di doki, diakui,
adanya mereka tidak sadar itu sebab aku yaaTuhan !.
مَنْ قَالَ هَلَكَ النَّاسُ فَهُوَ اَهْلَكَهُمْ (او كما قال)
(Barang siapa yang mengatakan lebih-lebih
mengecam masyarakat bejad, itu sesungguhnya dialah yang membikin masyarakat
bejad). Sebab dari banyaknya dosa, sebab tidak mau prihatin. Dia masih mampu
untuk prihatin usaha terutama secara batiniyah. Bisanya cuma mengecam !. dialah
yang sesungguhnya membejadkan masyarakat itu. Dialah yang jauuh lebih bejad !.
mari para hadirin hadirot kita doki!.
AL FAATIHAH............................................ !
YAA ROBBANALLOHUMMA SHOLLI SALLIMI, 'ALA MOHAMMADIN
SYAFII'IL UMAMI
..............................................
3X)
AL FAATIHAH........... .......
Jika orang tidak sadar kepada Alloh
SWT otomatis selalu dikuasai imprialis nafsunya. Sekalipun bagaimana baiknya,
dia selalu ada pamrih !. makin banyak ibadahnya makin besar pula takabburnya !.
makin banyak riyak dan ujubnya !. makin banyak ilmunya makin besar takabburnya
!. Istilah Wahidiyah makin banyak mujahadahnya, makin besar pula takabburnya !.
orang yang tidak sadar kepada Alloh Ta'ala selalu takut selalu kuatir. Takut
dan kuatir terhadap selainnya Tuhan. Selalu tomak ngonjo-onjo !. Rakus terhadap
selainnya Tuhan, rakus terhadap harta, rakus terhadap kedudukan, pengaruh dan
kehormatan, demi menuruti keinginan nafsunya !. Mereka
selalu menjagakan. Menjagakan hartanya, menjagakan kemampuannya,,
menjagakan ilmunya, menjagakan ibadahnya, menjagakan mujahadahnya,
menjagakan, menjagakan,
menjagakan.
Sedangkan
orang yang sadar kepada Alloh Ta'ala, Kebalikan dari itu semua. Segala
sesuatunya disandarkan kepada Alloh. Dan oleh karena itu menjadi segalanya
barokah !..keadaannya senantiasa barokah !. di dunia begitu lebih-lebih besok
di akhirot, tidak dapat digambarkan betapa luhur dan mulyanya 'indallohi wa
rosuulihi saw. mereka tidak mengalami saling permusuhan pertengkaran seperti
dialami oleh mereka-mereka yang tidak sadar.
َاْلاَخِلاَّءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ
عَدُوٌّ اِلاَّ اْلمُتَّقِيْنْ (الزخرف: ٩٧)
(Teman-teman akrab pada hari itu
saling bermusuhan satu sama lain, kecuali orang-orang yang bertaqwa). Yakni
orang-orang yang sadar. Istilah Wahidiyah orang-orang yang didalam hubunganya
satu sama lain dijiwai dengan LILLAH BILLAH, Mereka yang dalam hubungannya,
baik hubungan keluarga, maupun hubungan lain-Iain tidak didasari LILLAH BILLAH,
pasti akan mengalami peristiwa pertengkaran seperti diatas.
Ya
mudah-mudahan para hadirin hadirot kita termasuk pada "illall-muttaqiin" tadi!. amiin !. kiranya pengajian cukup sekian, dan sekali lagi
mudah-mudahan pengajian pagi ini benar-benar diridloi Alloh wa Rosuulihi saw,membuahkan kemajuan,manfaat dan maslahah yang sebanyak-banyaknya,dalam perjuangan Fafirruu llallohi wa Rosuulihi saw !. Dan mari kita maaf memaafkan dan saling doa mendoakan satu sama lain !. dan dalam pada itu mari kita jangan sampai jemu waleh didalam perjuangan Fafirruu llallohi wa Rosuulihi saw!. para hadirin hadirot, sebentar lagi kita dipanggil Izroil para
hadirin hadirot !. tidak lama kita dalam perjuangan Fafirruu llallohi wa Rosuulihi saw. kalau sampai jemu, waleh, jauuh lebih berat besok akhirnya !. yah, sekalipun berjuang itu sudah suatu pekerjaan yang berat, tapi jika sampai kita waleh,
jemu, berhenti berjuang,..... jaaaauh
lebih berat!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar