AJARAN WAHIDIYAH

LILLAH Artinya : segala perbuatan apa saja lahir maupun batin, baik yang berhububungan dengan langsung kepada Alloh wa Rosulihi SAW maupun berhubungan dengan sesama makhluq, baik kedudukan hukumnya wajib, sunnah, atau mubah, asal bukan perbuatanyang merugikan yang tidak di ridloi Alloh, bukan perbuatan yang merugikan, melaksanakanya supaya disertai niat beribadah mengabdikan diri kepada Alloh dengn ikhlas tanpa pamrih ! LILLAH TA’ALA baik pamri ukhrowi, lebih – lebih pamri duniawi

BILLAH : merasa dan menyadari bahwa segalanya termasuk gerak gerik kita, lahir batin, tenaga, pikiran dll adalah ciptaan ALLOH MAHA PENCIPTA !. yakni ''laa haula walaa quwwata illaa billaah '' tiada daya kekuatan melainkan karena Alloh SWT.

LIRROSUL Di samping niat Lillah seperti di muka, supaya juga di sertai dengan niat LIRROSUL, yaitu niat mengikuti tuntunan Rosulullooh SAW

BIRROSUL Penerapannya seperti BILLAH keterangan di muka, akan tetapi tidak mutlak. Dan menyeluruh seperti BILLAH, melainkan terbatas dalam soal – soal yang tidak dilarang oleh Alloh wa Rosulihi SAW. Jadi dalam segala hal apapun, segala gerak – gerik kita lahir batin, asal bukan hal yang dilarang, oleh Alloh wa Rosulihi SAW. Disamping sadar Billah kita supaya merasa bahwa semuanya itu mendapat jasa dari Rosulullooh SAW ( BIRROSUL )

YUKTII KULLA DZII HAQQIN HAQQOH

Memenuhi segala macam kewajiban yang menjadi kewajiban dan tanggung jawabnya tanpa menuntut hak .mengutamakan kewajiban dari pada menuntut hak .contoh ;suami harus memenuhi kewajibannya terhadap sang isteri ,tanpa menuntut haknya dari sang isteri .dan isteri harus memenuhi kewajibannya terhadap suami,tanpa menuntut haknya dari sang suami .anak harus memenuhi kewajibannya kepada orang tua , tanpa menuntut haknya dari orang tua .dan orang tua supaya memenuhi kewaqjibannya terhadap anak, tanpa menuntut haknya dari si anak .dan sebagainya .sudah barang tentu jika kewajiban di penuhi dengan baik, maka apa yang menjadi haknya akan datang dengan sendirinya tanpa di minta .

TAQDIMUL AHAM FAL AHAM TSUMMAL ANFAH’ FAL ANFA’

Mendahulukan yang paling penting , kemudian yang paling besar manfaatnya . jika ada dua macam kewajiban atau lebih dalam waktu yang bersamaan dimana kita tidak mungkin dapat mengerjakannya ,bersama sama ,maka harus kita pilih yang paling aham ,paling penting kita kerjakan lebih dahulu . jika sama sama pentingnya ,kita ,pilih yang lebih besar manfaatnya

Sabtu, 22 Desember 2012

sungguh mengherankan - al hikam oleh muallif sholawat wahidiyah



ِبـسْمِ الله ِالرََّحْمَـنِ الرَّحـِيْمِ
{اَلْعُجْبُ كُلَّ اْلعُجْبِ مِمَّنْ يَهْرَبُ مِمَّنْ لاَانْفِكَاكَ لَهُ عَنْهُ وَيَطْلُبُ مَالاَبَقآءَ لَهُ مَعَهُ}

Heran yang sungguh-sungguh mengherankan yaitu orang yang lari, melarikan diri dari perkara yang sesungguhnya tidak bisa pisah darinya. Tidak dapat terpisah, tapi kok usaha memisahkan diri, ini hal yang sangat mengherankan sekali. Suatu hal yang sangat janggal !.  Memisahkan diri, dan usaha mencari barang yang tidak tetap baginya. Paling-paling hanya sementara. Ini sungguh suatu kejanggalan.

Orang tidak pisah dari Tuhan. Artinya tidak bisa pisah dari pertolongan Tuhan. Dari keadaan membutuhkan kepada Tuhan. Lari memisahkan diri, dengan memperturutkan hawa nafsunya. Ngujo nafsu !. Orang yang memperturutkan nafsunya, LINNAFSI BINNAFSI, boleh dikatakan dia lari dari Tuhannya. Memisahkan diri dari Tuhannya. Padahal sama sekali tidak bisa menjauh!. Orang yang begitu adalah orang-orang tidak normal!. Janggal.

Satu contoh. Misalnya ada seseorang ditolong oleh orang lain. Lebih-lebih soal yang sangat dibutuhkan. Lebih-lebih lagi dalam situasi yang sangat kritis. Kalau tidak mendapatkan pertolongan itu pasti mati atau akan menghadapi persoalan yang lebih berat lagi. Lalu ada orang lain yang menolongnya. Lha ini otomatis dia sangat berterima kasih, dan tidak bisa menggambarkan seberapa besar arti pertolongan tersebut baginya. Kalau tidak mendapat pertolongan itu, dia pasti ........ mati misalnya.Lha ini berarti dia tidak bisa pisah dari orang yang menolong itu. Artinya tidak bisa pisah dari adanya pertolongan yang justru sangat dia butuhkan itu. Otomatis terima kasihnya bukan main !. Orang naik kapal laut misalnya. Kapalnya ditiup angin topan yang sangat dahsyat, sehingga kapal terombang ambing dan akhirnya pecah atau terdampar pada batu karang di tengah-tengah lautan bebas. Lalu tahu-tahu ada kapal lain datang memberi pertolongan sehingga para penumpang kapal yang hancur tadi bisa diselamatkan. Lha ini otomatis dia para penumpang kapal yang diselamatkan itu gembiranya bukan main. Berterima kasih tidak terhingga. Andaikata disuruh mengganti ongkos-ongkos pertolongan berapa juta sajapun jumlahnya, asal dia mampu, pasti dibayarnya !. Lha itu. Mereka yang mengalami bencana maut tadi, tidak bisa lepas dari kapal penolong, artinya kalau tidak mendapat pertolongan pasti ...... Menemui maut yang menyedihkan !. Otomatis terima kasihnya tidak dapat digambarkan !. Begitu juga orang diatas padang pasir lepas, jauh dari tempat berteduh, dan panas matahari membakar, dia sangat haus. Kalau dalam beberapa detik lagi tidak memperoleh air, mudahnya tidak mendapat pertolongan, pasti dia menemui ajalnya. Lalu ada orang lain datang dengan memberikan segelas air diberikan kepadanya. Betapa gembiranya orang itu !. Otomatis terima kasihnya tidak bisa digambarkan !. Seandainya harus mengganti dengan harta, sekalipun hanya satu gelas air, berani membayar jutaan, bahkan puluhan juta, bahkan ratusan juta sekalipun asal mampu. Berani membayar. Itu para hadirin hadirot, orang yang dalam keadaan seperti itu nasibnya sangat tergantung kepada si pemberi pertolongan, boleh dikatakan tergantung pada segelas air, ibarat orang yang kehausan dipadang pasir tadi.

Para hadirin hadirot !. Kita senantiasa diberi oleh Alloh SWT !. Diberi apa-apa yang justru sangat kita butuhkan sekali. Umur atau hidup misalnya. Kita di beri hidup oleh Alloh SWT !. Tanpa di beri hidup oleh Alloh SWT kita pasti mati !. Mari  kita membuat penilaian sekarang terhadap hidup kita pemberian Tuhan ini!. Bolehkah hidup kita ini ditukar dengan sekian juta atau bahkan sekian milyar rupiah ?. Itu misalnya pasien-pasien orang sakit. Untuk kesembuhan penyakitnya dia berani membayar berapa saja kepada dokter atau thobib. Ini tidak lain karena justru untuk mempertahankan kehidupannya. Berani membayar berapa saja atau bagaimana pun juga asal mampu.

Para hadirin hadirot !. Kita senantiasa mendapat rohmat Alloh SWT sehingga kita dapat melihat. Bisa melihat itu putih, itu hijau ... dan seterusnya. Sehingga kita dapat mendengar, dapat merasa, dapat membau, dapat berfikir berangan-angan .... dan sebagainya dan sebagainya !. Itu semua rohmat pemberian Tuhan, para hadirin hadirot. Jika umpamanya dicabut dihilangkan, .... mau apa para hadirin hadirot!. Jika Tuhan berkehendak tidak ada yang dapat menghalang-halangi. Padahal kesemuanya itu tadi justru kita butuhkan. Kita butuhkan bagi kelangsungan hidup yang normal.

Lalu bagaimana tanggapan kita para hadirin hadirot ?, sedangkan terhadap sesama hidup saja, jika kita menerima suatu bantuan dari orang lain, lebih-lebih soal yang kita butuhkan, pasti kita terima dengan dua tangan, kita berterima kasih tak terhingga atas pemberian pertolongan itu, mustahil kita menghindar lari dari si pemberi pertolongan itu !.
Para hadirin hadirot, mari kita renungkan, apakah pemberian Tuhan itu sudah kita terima dengan kedua belah tangan kita ?. Sudahkah kita sungguh-sungguh merasa menerima pemberian Tuhan itu ?. Dan sudahkah kita pergunakan pemberian itu sesuai dengan maksud atau kehendak si Pemberinya?. Mari para hadirin hadirot!.  Padahal dalam hal bantuan dari sesama hidup tersebut, adalah hanya bayangan !. Kalau tidak digerakkan oleh Tuhan dalam membantu tadi, tidak bisa dia membantu !. Malah, dia sendiri butuh bantuan !. Bantuan dari  Tuhan !. Lha kita ini menerima bantuan secara langsung dari Tuhan, .... Kok tidak merasa, tidak terima kasih, lalu dimana letak fikiran kita para hadirin hadirot ?.

Kita diberi minuman dari sesama hidup misalnya, kita terima dan kita minum. Diberi rokok, kita terima dan kita merasa. Kita merokok dan seterusnya. Berterima kasih. Itu kalau kita normal. Ataukah kita diberi minuman, lalu kita lemparkan kembali kepada yang memberi ?.

Orang yang melarikan diri dari Tuhan, yang padahal sesungguhnya tidak bisa pisah dari pada-Nya, sebab senantiasa dia membutuhkannya, ini ibarat kita di beri minum tadi, minuman itu setelah kita terima lalu kita lemparkan kepada yang memberi minuman !. Ini, sungguh keterlaluan !. Otomatis si pemberi berfikir dimana otak pikiran orang ini !. Saya beri kok malah digunakan untuk melempari aku !.

Mari para hadirin hadirot, hubungan dengan Tuhan kita koreksi !. Kita diberi mata diberi bisa melihat, malah untuk maksiat, untuk perbuatan yang justru tidak disenangi Tuhan !. Bukankah ini sama dengan contoh kita diberi minuman lalu kita temparkan kepada si pemberi ?. Bukankah ini suatu ejekan, suatu penghinaan?. Kita diberi dapat ...... mendengar, dapat ..... berjalan, dapat berfikir, dapat berbuat .... dan sebagainya dan sebagainya!. Mari kita renungkan para hadirin hadirot!. Kalau dikatakan tidak punya akal tentu marah. Tapi fakta ..... kita tidak mau merasa diberi, tidak mau terima kasih!. Terhadap Alloh SWT begini ini bagaimana ?. Mari kita renungkan !.

Kalau kita mempunyai fikiran yang sehat akal yang normal, mestinya diberi lalu matur nuwun terima kasih, dan menyadari kepada yang memberi !. Tapi fakta para hadirin hadirot!. Jangankan terima kasih, mau tahu kepada yang memberi sajapun tidak!. Ini apa, para hadirin hadirot ?.

فَاِنَّهَا لاَتَعْمىَ اْلاَبْصَارُ وَلَكِنْ تَعْمىَ اْلقُلُوْبُ اَلَّتِى فِى الصُّدُوْرِ (الحج : ٢٩)

(....Karena sesungguhnya bukanlah mata yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang didalam dada)
Ada lagi:
أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ إنْ هُمْ إلَّا كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا (الفرقان  : ٢٢)

(atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami (kebenaran) ?. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang, bahkan mereka lebih sesat dari pada binatang itu).

Maka kalau keadaan kita seperti itu, berarti lebih ....., lebih, .... lebih jelek lebih jahad dari pada binatang !. Bentuk seperti manusia ini hanya imitasi saja. Sesungguhnya adalah bukan wajah manusia lagi. Tetapi,   ..... wajah hewan, wajah babi hutan, wajah anjing, wajah ..... Para hadirin hadirot!. Sesungguhnya kepala kita dibawah dan kaki kita diatas, para hadirin hadirot!. Terbalik ! Cuma, kita tidak merasa seperti itu !. Baru tahu, baru merasa keadaan sesungguhnya. Yaitu nanti apabila sudah di cabut roh kita oleh Izroil, para hadirin hadirot!. Baru tahu, baru menyadari bahwa keadaan-keadaan dimasa-masa sebelumnya itu adalah palsu!. Kita merasa gagah, merasa ganteng, merasa sugih, merasa pandai, merasa berkuasa dan sebagainya dan sebagainya itu ternyata hanya impian yang palsu semua para hadirin hadirot !. Mari para hadirin hadirot, apakah kita menunggu-nunggu waktu kalau sudah dicabut roh kita oleh malaikat Izroil seperti itu para hadirin hadirot ?.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلاِنْسَ اِلاَّ لِيَعْبُدُوْن

Jin dan manusia AKU ciptakan dan langit bumi seisinya AKU buat justru untuk mereka, adalah supaya mereka pergunakan untuk beribadah mengabdikan diri kepada-KU. Orang, manusia atau jin kok tidak mengabdikan diri, ini namanya kaki dibuat kepala, kepala dibuat kaki !. Terbalik !. Bukan wajah manusia lagi sesungguhnya dia itu, melainkan wajah hewan, wajah anjing, wajah babi, .... dan sebagainya dan sebagainya!. Siapa yang tidak mengabdikan diri pada Tuhan berarti mengabdikan diri menyembah kepada nafsunya!. Siapa yang tidak LILLAH BILLAH LIRROSUL BIRROSUL dia hanya menuruti kehendak nafsu !. Makan, hanya karena lapar. Minum, didorong rasa haus,  ingin sex, sex dan seterusnya !. Ini lalu apa bedanya dengan binatang ?. Bukankah persis binatang juga punya nafsu-nafsu seperti itu ?. Hanya lahirnya, rupanya seperti manusia, tapi sesungguhnya jauh lebih jelek, lebih jahad dari pada hewan !. Yang melihat juga begitu nglindur sekali. Dikiranya manusia, tetapi sesungguhnya .... hewan, bahkan jauh lebih buruk dari pada hewan !. Mari para hadirin hadirot, kita menaruh perhatian yang sungguh, terhadap soal ini !. Karuan binatang anjing atau babi tidak berakal. Tidak pernah menyalah gunakan. Tapi manusia, ...... selalu menyalah gunakan, durhaka terhadap Tuhannya !. Mari para hadirin hadirot sungguh- sungguh kita perhatikan soal ini !.

{لاَتَرْحَلْ مِنْ كَوْنِ اِلَى كَوْنِ فَتَكُوْنَ كَحِمَارِ الرَّحَا يَسِيْرُ وَالْمَكَانُ الَّذِى اْرتَحَلَ اِلَيْهِ هُوَ الَّذِى اْرتَحَلَ مِنْهُ}
Jangan sekali-kali, jangan sekali-kali engkau beralih pandangan dari makhluk pindah ke makhluk lain !. Amal-amal ibadahmu, apa saja, baik berupa sembahyang, zakat, puasa, mujahadah-mujahadah, dan sebagainya, jangan sekali-sekali memandang sesuatu makhluk !. Pamrih namanya !. Jangan sekali-kali pamrih !. Sekalipun pamrih berupa akhirot sekalipun !. Jika engkau pamrih selain Tuhan. Itu sama halnya dengan lembu yang berputar-putar menarik gilingan tebu, putar-putar, terus tiada ujung pangkalnya sampai payah.
Begitu juga amal yang tidak ikhlas kholishon mukhlishon liwajhillah, tidak LILLAH, disamping BILLAH terutama, hanya karena ingin dihormati, karena ingin soal materi lebih-lebih, atau takut ini dan itu, sekalipun akhirot sekalipun, pokoknya tidak ikhlas kholishon mukhlishon liwajhillahi, itu namanya menyalah gunakan amal !. Namanya memperalat Tuhan supaya menuruti kemauan nafsunya !. Memperalat Tuhan buat menyembah nafsunya !.
Para hadirin hadirot, mari kita koreksi masing-masing !. Pernahkah kita seperti itu ?. Mari kita koreksi.
اَبْغَضُ اِلَهَ عُبِدَ فِى اْلاَرْضِ اَلْهَوَى
Berhala atau sesembahan yang paling dikecam oleh Tuhan, yang banyak dijadikan sesembahan di bumi, adalah .... "AL HAWA"!. Nafsu !. Maka penyembah berhala yang paling dikecam adalah penyembah nafsu !. Artinya nuruti nafsu !. Nuruti nafsu !. Nuruti nafsu ini namanya menyembah nafsu !. Nafsu dijadikan Tuhannya.
أَرَأَيْتَ مَنْ اتَّخَذَ إلَهَهُ هَوَاهُ (الفرقان : ٢٣)
Tahukah itu, apa yang paling terkecam, ........ orang yang mengabdikan diri kepada nafsu!. Hawaahu = nafsunya. Nuruti keinginan nafsu = menyembah mengabdikan diri pada nafsu itu !. Ingin ke utara .... ke utara, ingin ke selatan ...keselatan. Ini namanya nuruti nafsu !. Nyembah nafsu !           ke utara, harus dimanfaatkan !. Ke utara, LILLAH - demi untuk Alloh. Mengabdikan diri kepada Alloh !. Menuruti perintah Alloh !. Disamping rasa BILLAH !. Jangan semata-mata menuruti nafsu belaka !. Tekuk lutut pada nafsu !. Diantara kita pernah begitu atau tidak ?. Mari kita koreksi masing-masing!. Siapa yang senantiasa menuruti nafsu, nuruti karepe ati begitu saja, awas, besok diakhirot akan dipenjara jadi satu dengan nafsunya, yaitu pada neraka jahanam !. Mari kita ingat, yaitu :

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطَمْئِنَةُ ارْجِعِي إلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً
Nafsu yang sudah “muthmainnah”, yaitu nafsu yang sudah dijinakkan diarahkan untuk “liya’buduun”, diarahkan demi untuk pelaksanaan LILLAH BILLAH LIRROSUL BIRROSUL, kelak kemudian hari dipanggil-panggil oleh Alloh : .... “silahkan kembali kepada Tuhanmu dengan puas dan gembira serta mandapat Ridlo”.
Tapi sebaliknya. Nafsu yang masih buas, nafsu yang selalu dituruti keinginannya, nafsu yang selalu disembah-sembah, yang disebut “nafsu ammaaroh”, otomatis mendapat panggilan :

يَااَيَّتُهَا النَّفْسُ اْلاُمَّارَةُ اِرْجِعِى اِلَى رَبِّكَ غَاضِبَةً مَغْضُوْبِةً
Wahai nafsu ammaaroh, kembali kepada Tuhanmu dengan tidak terhormat dan
mendapat bendu ! ....

Mari kita lihat diri kita masing-masing !. Apakah kita senantiasa menuruti nafsu atau bagaimana !. Tidak hanya makan, minum, tidur dan lain lain tapi sembarang gerak dan laku kita jika tidak didasari LILLAH disamping BILLAH, karena takut, karena malu, karena mengharapkan atau menginginkan ini dan itu, pokoknya segala perbuatan dan amal apa saja yang tidak didasari LILLAH BILLAH jelas hanya menuruti nafsu !. Mari, kita pernah berbuat begitu atau tidak!. Mari kita akui dihadapan Alloh Wa Rosuulihi saw!.

Keluarga kita bagaimana para hadirin hadirot ?. Masyarakat para hadirin hadirot, bagaimana ?. Kita tidak bisa pisah dari pada masyarakat!. Baik bidang agama, baik bidang dunia, kita saling membutuhkan satu sama lain !. Fakta menunjukkan bahwa kita, keluarga kita, tetangga-tetangga kita, dan ummat masyarakat sebagian besar, .... masih dijajah oleh imperialis nafsu !. Masih menjadi budak nafsu !. Masih menjadi budak nafsu !. Mari !. Al faatihah ! .......     
“YAA ROBBANALLOHUMMA SHOLLI SALLIMI, ‘ALA MOHAMMADIN SYAFII’IL UMAMI. WAL ALI WAJ’ALIL ANAAMA MUSRI'IIN, BILWAAHIDIYYATI LIROBBIL ALAMIIN. YAA ROBBANAGHFIR YASSIR-IFTAH WAH DINAA, QORRIB WA ALLIF BAINANAA YAA ROBBANAA”. (3X)
AL FAATIHAH !.

Ya mudah-mudahan para hadirin hadirot, pengajian pagi ini benar-benar diridloi Alloh wa Rosuulihi saw, semoga membawa manfaat yang sebesar-besarnya fid-dinii wad-dunya wal-aakhiroh !. Amiin !.

Apa yang kita bahas tentang nafsu-nafsu tadi, tidak berarti kita jangan makan, jangan minum, jangan berkeinginan dan sebagainya dan sebagainya, tapi semua gerak dan laku kita itu harus kita arahkan !. Harus kita arahkan !. Nafsu-nafsu itu harus kita jadikan kendaraan!. Kendaraan untuk sowan dihadapan Alloh SWT Wa Rosuulihi saw!. Nafsu harus kita arahkan,.... kita arahkan untuk fafirruu llallohi wa rosuulihi saw !. Nafsu adalah suatu rohmat atau nikmat dari Alloh SWT yang tidak terhingga nilainya!. Jika kita gunakan yang semestinya, yaitu untuk pelaksanaan “LIYA’BUDUUN”, pasti mandatangkan banyak sekali manfaat dan kebaikan-kebaikan yang tidak terhingga pula. Begitu juga sebaliknya jika nafsu kita selewengkan, yaitu tidak kita arahkan untuk pelaksanaan pengabdian diri kepada Alloh SWT, otomatis akan mendatangkan malapetaka yang tidak terhingga dahsyatnya !.

Ibarat “atom” dalam abad modern ini. Atom, jika digunakan untuk kemanfaatan, jangan ditanya betapa besar manfaat dan keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari situ. Tapi jika disalahgunakan untuk membinasakan, juga jangan ditanya betapa dahsyat akibat yang ditimbulkan oleh atom itu !.

Begitu juga nafsu. Suatu nikmat yang besar sekali faedahnya. Jika kita pergunakan menurut yang semestinya, kita akan memperoleh manfaat dan keuntungan-keuntungan yang besar sekali. Suatu contoh. Kita merasa lapar, yaitu suatu dorongan dari keadaan fisik kita. Lalu kita makan. Kedua-keduanya itu kita manfaatkan untuk Fafirruu ilailohi wa rosuulihi saw. Artinya, kita makan demi melaksanakan perintah LILLAH !. Untuk dan karena Alloh. Ini suatu ibadah, para hadirin hadirot!. Malaikat tidak mampu melaksanakan ibadah lewat makan seperti kita manusia!. Sebab malaikat tidak makan tidak minum. Betapa besarnya rohmat dan nikmat Alloh SWT yang diberikan kepada kita ummat manusia dalam hal nafsu makan itu, para hadirin hadirot!.
Begitu juga minum, begitu juga yang lain-lain. Malaikat kagum, kok bisa melakukan ibadah dengan makan dan minum seperti itu !. Kita tidur, kita manfaatkan untuk Fafirruu ilalloohi wa rosuulihi saw. Malaikat kepingin, para hadirin hadirot!. Banyak sekali keistimewaan-keistimewaan dari nafsu yang kita pergunakan menurut semestinya. Yaitu untuk pelaksanaan “WAMAA KHOLAQTUL JINNA WAL INSA ILLA LIYA’BUDUUN!”.

Para hadirin hadirot!. Yang diberi titel “kholifah”-wakil Tuhan hanya kita para manusia, para hadirin hadirot !. Wakil Tuhan !. Atau “DHILLUL-ILAHI” - bayangan Tuhan !. Malaikat sekalipun bagaimana pangkatnya, sekalipun bagaimana tho’atnya dan ibadahnya, tidak diberi kedudukan “kholifah” - wakil Tuhan seperti kita, para hadirin hadirot !.
“Kholifah” -wakil Tuhan. Ibarat di negeri kita Indonesia bapak Hameng Kubuwono wakil Presiden, para hadirin hadirot !. Kurang tinggi bagaimana Alloh SWT mengangkat derajat kita ummat manusia, para hadirin hadirot ?.

Para hadirin hadirot, tadi saya kemukakan. Kita diberi sesuatu oleh orang lain, mau terima kasih. Malah sudah jauh lama kita masih ingat jasa orang yang memberi itu !. Kita manusia diangkat dimulyakan derajat kita oleh Alloh SWT setinggi ‘arasy, para hadirin hadirot. Lalu  bagaimana tanggapan kita ?. Mari  kita sadari para hadirin hadirot!. Jangan sampai kita anggap sepi, para hadirin hadirot!.

Mari kita jangan berterus-terus mambandel membangkang!. Mari cancut tali wondo sungguh-sungguh para hadirin hadirot!. Mari !.
.......... WALAKIN-IRHAL MINAL AKWAANI ALAL-MUKAWWIN !”.
Jangan sekali-kali engkau pamrih terhadap sama-sama makhluqnya !. Mandeg berhenti pada sama-sama makhluq, baik duniawi maupun ukhrowi, baik moril lebih-lebih materiil, sekali-kali jangan!. Tapi, tujulah Alloh SWT, Tuhan Pencipta dan Pemilik kesemuanya ini !. Fafirruu Ilalloh !. Fafirruu Ilalloh wa Rosuulihi saw !. Jadikanlah segala perbuatan apa saja , amal-amal ubudiyah terutama, sebagai pengabdian diri yang sungguh-sungguh mukhlis liwajhillahil-kariim !. Dijiwai LILLAH, istilah Wahidiyah, disamping BILLAH.

{وَاَنْ اِلَى رَبِّكَ اْلمُنْتَهَى } ... فَمِنْ عَمِلَ لاَجْلِ الدَّرَجَاتِ اَوِاْلمَقَامَات فهُو عبْدُ لها ومن عَمِلَ اللهِ فهو عبدُ اللهِ وهو راحِلٌ من الاَكْوانِ الى الحُكَوِّنِ 

Barang siapa beramal karena ingin kedudukan atau pangkat, pangkat dunia maupun pangkat akhirat sekalipun, itu namanya tidak ikhlas, dia adalah hamba dari kedudukan dan pangkat yang dia cari-cari itu. Istilah lain dia menyembah dirinya sendiri. Mendewa-dewakan dirinya sendiri dengan nuruti keinginan nafsu itu. Menyalah gunakan, memperalat Tuhan untuk kepentingan pribadinya !.

Ibadah karena ingin selamat dari siksa dari neraka,.. ini nafsu ini, jika tidak didasari LILLAH di samping BILLAH terutama !.

Mari para hadirin hadirot, di hadapan Alloh wa rosuulihi saw kita doki. Kita akui dengan jujur bahwa kita pernah seperti itu, bahkan senantiasa begitu !. Mari  kita doki, dan mari membulatkan tekad min yau minaa haadha ilaa yaumil qiyaamah tidak akan mengulangi lagi begitu !.

وَانْظُرْ اِلَى قَوْلِهِ صلى الله عليه وسلم , فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ اِلَى الله وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ اِلَى اللهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ اِلَى دُنْيَا يُصِيْبُهَا اَوْ اِمْرَاَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ اِلَى مَاهَاجَرَ اِلَيْه .
Perhatikan Hadist Rosuulillaahi saw dalam hadist shoheh: Barang siapa hijrohnya, berbuatnya, amalnya pamrihnya hanya semata mata kepada Alloh wa Rosuulihi saw, istilah Wahidiyah LILLAH BILLAH LIRROSUL BIRROSUL, maka dia sungguh-sungguh menuju dan mendapati Alloh wa Rosuulihi saw!. memperoleh ridlo dari Alloh SWT !. tetapi apabila dia pamrihnya berupa dunia, materi atau, .... Keuntungan pribadinya, seorang remaja pada gadis misalnya,..........Pokoknya pamrih, ya hanya itulah yang diperoleh. Tetapi sesungguhnya apakah tujuan-tujuan itu berhasil atau tidak, itu teka teki sekali. Belum pasti!. terutama besok pada yaumil-qiyaamah tidak akan menguntungkan, melainkan membawa kerugian yang tidak dapat digambarkan beratnya !.

Pamrih dunia misalnya. Apakah berhasil atau tidak belum pasti. Masih diragukan!. ini satu, kedua kalau seandainya berhasil, kemungkinan besar malah disalah gunakan !. dan besok diakhirat dunia yang disalahgunakan itu malah dirupakan menjadi urup-urup pembakar api neraka !. Dijadikan siksa untuk menyiksa yang bersangkutan !.

Segala amal ibadah yang tidak sungguh-sungguh ikhlas, seperti diatas jadinya !. tidak diterima Alloh SWT.

اِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللهُ مِنَ الْمُتَّقِيْنَ (المائدة : ٢٧)

Sesungguhnya Alloh hanya menerima (dalam sejarah, ini hubungan korban tapi maksudnya juga segala amal ibadah) dari orang-orang yang “muttaqiin”. “muttaqiin” - yakni “mukhlishiin”.

يَوْمَ لاَيَنْفَعُ مَالٌ وَلاَ بَنُوْنٌ اِلاَّ مَنْ اَتَى اللهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ
Pada yaumul qiyamah, harta dan para anak sama sekali tidak memberi manfaat. Mungkin malah membawa bahaya. Saling dorong mendorong antara satu sama lain antar orang tua dan anak, antara kawan dan kawan. Dorong mendorong ke neraka!. Materi, dunia yang bertumpuk tumpuk malah menjadi siksa buat menyiksa dirinya karena didunia disalah gunakan. Tidak dipakai untuk “LIYA’BUDUUNI” melainkan untuk nuruti nafsu!. Untuk ngujo kepuasan nafsunya!.
اِلاَّ مَنْ اَتَى اللهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ

Kecuali orang-orang yang datang menghadap kepada Alloh dengan hati yang  yang ikhlas kholishon mukhlishon liwajhillaahil-kariim !.
وَالَّذِيْنَ يَكْنِـزُوْنَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلاَ يُنْفِقُوْنَهَا فِى سَبِيْلِ اللهِ  فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابِ اَلَيْمٍ يَوْمَ يُحْمَى عَلَيْهَا فِى نَارِ جَهَنَّمَ  فَتُكْوَى بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوْبُهُمْ وَظُهُوْرُهُمْ ؛ هَذَامَا كَنَزْتُمْ ِلاَنْفُسِكُمْ فَذُوْقُوْامَا كُنْتُمْ تَكْنِزُوْن  (التوبة : ٣٢-٣٥)
 (Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak (harta kekayaan) dan tidak menafkahkan dalam jalan Alloh, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa mereka akan merasakan siksa yang pedih. Didalam neraka jahanam emas dan perak (harta kekayaan) dibakar dilelehkan untuk mengecor dahi mereka, lambung dan pinggang mereka sambil dikatakan kepada mereka : Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri di dunia dulu, rasakanlah sekarang akibat dari apa yang kamu simpan itu”).

Mari para hadirin hadirot, ini tidak berarti kita harus menjauhkan diri dari dunia dari materi, sama sekali bukan begitu!. justru dunia dan materi itu diciptakan Tuhan untuk kita !. supaya kita pergunakan untuk pengabdian diri kepada Alloh Ta’ala !. Jangan sekali-kali kita berani menyalah gunakan !. harus semuanya ini kita arahkan !. kita arahkan untuk Fafirruu llallohi wa Rosuulihi  saw!.
لاَتَصْحَبْ مَنْ لاَيُنْهِضُكَ حَالَهُ وَلاَيَدُلًّكَ عَلَى اللهِ مَقَالُهُ
Jangan sekali-kali engkau berkawan dengan orang yang tingkah lakunya tidak menggerakkan engkau !. malah engkau manjadi ngglonjom berkawan dengan dia. Jangan sekali-kali kamu campuri, jangan kamu pergauli !. Engkau menjadi semakin jauh dari Tuhan !. Jangan engkau pergauli !. Maqolah atau ucapan-ucapannya tidak membimbing engkau kepada Alloh. Orang yang begitu jangan engkau pergauli!. Dan di samping itu, engkau harus usaha sekuat mungkin mencurahkan kemampuanmu untuk menyelamatkan orang yang seperti itu. Sehingga menjadi orang yang sadar kepada Alloh wa Rosuulihi saw !. Jangan engkau biarkan dia terus menerus berlarut larut!.

Dawuhnya Syekh Abdus-salam bin Masyisy, Syekh atau gurunya Imam
Syadhili:                                                                                     
مَنْ دَلَّكَ عَلَى الدُنْيَا فَقَدْ غَشَّكَ
Orang yang menunjukkan kepadamu hanya soal dunia soal ekonomi, itu adalah orang yang menipu menjebak dirimu!. menjerumuskan dirimu! meracuni engkau, membunuh engkau !.


Orang yang memberi petunjuk engkau hanya soal amal, supaya berbuat begini, beramal begitu,... itu orang yang hanya membuat engkau capek, payah !. malah kalau perlu, juga orang yang menjungkir balikkan dirimu.
مَنْ دَلَّكَ عَلَىاللهِ  فَقَدْ نَصَّحَكَ
Dan orang yang memberi petunjuk mengantarkan dirimu sowan, sadar kehadirot Alloh SWT , itulah orang yang sungguh-sungguh memperbaiki dirimu, menyelamatkan dirimu!. membuat engkau bahagia dunia akhirot!. rmaka sungguh jangan sampai pisah dari orang yang seperti ini!. pergaulilah dengan baik, orang yang seperti ini!.

Itu tidak berarti tidak boleh meminta atau memberi petunjuk soal-soal ekonomi atau soal-soal amal ibadah, bukan begitu maksudnya. Tapi disamping memberi petunjuk soal-soal tersebut harus ada pengarahan !. harus diarahkan !. diarahkan pada  pengabdian diri dan kesadaran kepada Alloh wa Rosuulihi saw!. diarahkan kepada Fafirruu llallohi wa Rosuulihi saw.

Apakah itu soal ekonomi, soal dagang, soal pertanian, soal pekerjaan dll, soal ilmu pengetahuan, semuanya harus diberikan pengarahan yang menjurus kepada Fafirruu llallohi wa rosuulihi saw !. kalau tidak,.........................yaitu tadi “faqod ghosysyaaka”- menjerumuskan, atau ”faqod at’abaka”-membikin payah saja.

Para hadirin hadirot, disamping kita harus menjauhi pergaulan dengan orang-orang yang haliyah atau maqolahnya, situasi dan kondisinya pokoknya, tidak menyebabkan kita makin dekat makin sadar kepada Alloh SWT, disamping itu kita harus berusaha berjuang sekuat mungkin mengusahakan mereka-mereka ummat dan masyarakat yang masih belum sadar kepada Alloh wa Rosuulihi saw!. harus kita usahakan kita perjuangkan dhodiron wa baatinan !. kita berkewajiban !.
اَلْخَظِيْئَةُ اِذَا خَفِيَتْ لاَتَضُرُّ اِلَى صَاحِبِهَا وَاِذَا ظَهَرَتْ وَلَمْ تُغَيَّرْ ضَارَّتِ اْلعَامَّةْ  (اوكماقال)

Suatu kesalahan, jika ringan tidak membahayakan kepada yang bersangkutan. Dan jika kesalahan kecil itu muncul pada lahir dan belum dirubah akan juga membawa akibat bahaya yang besar bagi ummat dan masyarakat. Kesalahan, soal yang terkecam, tidak sadar tidak kenal kepada Tuhan adalah kesalahan yang besaaaar sekali. Dan jika dibiarkan berlarut-larut tidak diusahakan perubahan, akan mengakibatkan bahaya yang besaaaar sekali bagi seluruh ummat dan masyarakat!.

Para hadirin hadirot!. kita tidak boleh ongkang-ongkang dengkul saja
para hadirin hadirot!. jika kita apatis tidak mau tahu, ungkang-ungkang dengkul
saja tidak mau gerak, usaha membuat perubahan dari keadaan semacam
itu         Rosululloh saw tidak sudi kita ikuti!. tidak mau mengaku umat yang ungkang- ungkang dengkul tidak mau tahu seperti itu para hadirin hadirot !. Beliau Rosuulillaahi saw tidak mau mengaku ummat kepada mereka yang terus menerus nglonjom tidak mau memperhatikan masyarakat, hanya memikirkan butuhnya sendiri saja.
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَهْتَمَّ بِاَمْرِ اْلمُسْلِمِيْن (الحديث)

(Bukan golonganku orang yang tidak mau memprihatinkan keadaan masyarakat kaum muslimin). Jangankan memberi syafa’at, mengakui sebagai ummat saja beliau saw tidak mau !. Jika kita tidak diakui sebagai ummat oleh Rosuululloh saw, lalu siapa yang kita ikuti, Ibliskah para hadirin hadirot ?. Mari para hadirin hadirot kita perhatikan soal ini!.

Kembali pada pengajian. Dus, sedapat mungkin dalam mencari kawan pergaulan kita harus memilih orang-orang yang sadar kepada Alloh. Tapi disamping itu, kita harus usaha menyadarkan orang lain yang belum sadar !. baik itu keluarga kita lebih-lebih, atau tetangga, atau orang lain!. usahakan dengan dhohiron wa baathinan !. Lahiriyah, diusahakan dengan memberi penerangan dan pengertian-pengertian, dengan lisanul hal atau lisaanul maqol, sedang bathiniah dengan senatiasa merintih kepada Alloh wa Rosuulihi saw !. semoga mereka mereka itu segera dikarunai kesadaran !. Dan disamping itu harus di doki, diakui, adanya mereka tidak sadar itu sebab aku yaaTuhan !.
مَنْ قَالَ هَلَكَ النَّاسُ فَهُوَ اَهْلَكَهُمْ (او كما قال)
(Barang siapa yang mengatakan lebih-lebih mengecam masyarakat bejad, itu sesungguhnya dialah yang membikin masyarakat bejad). Sebab dari banyaknya dosa, sebab tidak mau prihatin. Dia masih mampu untuk prihatin usaha terutama secara batiniyah. Bisanya cuma mengecam !. dialah yang sesungguhnya membejadkan masyarakat itu. Dialah yang jauuh lebih bejad !. mari para hadirin hadirot kita doki!.
AL FAATIHAH............................................ !
YAA ROBBANALLOHUMMA SHOLLI SALLIMI, 'ALA MOHAMMADIN SYAFII'IL UMAMI
.............................................. 3X)
AL FAATIHAH........... .......

Jika orang tidak sadar kepada Alloh SWT otomatis selalu dikuasai imprialis nafsunya. Sekalipun bagaimana baiknya, dia selalu ada pamrih !. makin banyak ibadahnya makin besar pula takabburnya !. makin banyak riyak dan ujubnya !. makin banyak ilmunya makin besar takabburnya !. Istilah Wahidiyah makin banyak mujahadahnya, makin besar pula takabburnya !. orang yang tidak sadar kepada Alloh Ta'ala selalu takut selalu kuatir. Takut dan kuatir terhadap selainnya Tuhan. Selalu tomak ngonjo-onjo !. Rakus terhadap selainnya Tuhan, rakus terhadap harta, rakus terhadap kedudukan, pengaruh dan kehormatan, demi menuruti keinginan nafsunya !. Mereka selalu menjagakan. Menjagakan hartanya, menjagakan kemampuannya,,
menjagakan ilmunya, menjagakan ibadahnya, menjagakan mujahadahnya,
            menjagakan, menjagakan, menjagakan.

Sedangkan orang yang sadar kepada Alloh Ta'ala, Kebalikan dari itu semua. Segala sesuatunya disandarkan kepada Alloh. Dan oleh karena itu menjadi segalanya barokah !..keadaannya senantiasa barokah !. di dunia begitu lebih-lebih besok di akhirot, tidak dapat digambarkan betapa luhur dan mulyanya 'indallohi wa rosuulihi saw. mereka tidak mengalami saling permusuhan pertengkaran seperti dialami oleh mereka-mereka yang tidak sadar.

َاْلاَخِلاَّءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ اِلاَّ اْلمُتَّقِيْنْ (الزخرف: ٩٧)

(Teman-teman akrab pada hari itu saling bermusuhan satu sama lain, kecuali orang-orang yang bertaqwa). Yakni orang-orang yang sadar. Istilah Wahidiyah orang-orang yang didalam hubunganya satu sama lain dijiwai dengan LILLAH BILLAH, Mereka yang dalam hubungannya, baik hubungan keluarga, maupun hubungan lain-Iain tidak didasari LILLAH BILLAH, pasti akan mengalami peristiwa pertengkaran seperti diatas.

Ya mudah-mudahan para hadirin hadirot kita termasuk pada "illall-muttaqiin" tadi!. amiin !. kiranya pengajian cukup sekian, dan sekali lagi mudah-mudahan pengajian pagi ini benar-benar diridloi Alloh wa Rosuulihi saw,membuahkan kemajuan,manfaat dan maslahah yang sebanyak-banyaknya,dalam perjuangan Fafirruu llallohi wa Rosuulihi saw !. Dan mari kita maaf memaafkan dan saling doa mendoakan satu sama lain !. dan dalam pada itu mari kita jangan sampai jemu waleh didalam perjuangan Fafirruu llallohi wa Rosuulihi saw!. para hadirin hadirot, sebentar lagi kita dipanggil Izroil para hadirin hadirot !. tidak lama kita dalam perjuangan Fafirruu llallohi wa Rosuulihi saw. kalau sampai jemu, waleh, jauuh lebih berat besok akhirnya !. yah, sekalipun berjuang itu sudah suatu pekerjaan yang berat, tapi jika sampai kita waleh, jemu, berhenti berjuang,..... jaaaauh lebih berat!.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar