AJARAN WAHIDIYAH

LILLAH Artinya : segala perbuatan apa saja lahir maupun batin, baik yang berhububungan dengan langsung kepada Alloh wa Rosulihi SAW maupun berhubungan dengan sesama makhluq, baik kedudukan hukumnya wajib, sunnah, atau mubah, asal bukan perbuatanyang merugikan yang tidak di ridloi Alloh, bukan perbuatan yang merugikan, melaksanakanya supaya disertai niat beribadah mengabdikan diri kepada Alloh dengn ikhlas tanpa pamrih ! LILLAH TA’ALA baik pamri ukhrowi, lebih – lebih pamri duniawi

BILLAH : merasa dan menyadari bahwa segalanya termasuk gerak gerik kita, lahir batin, tenaga, pikiran dll adalah ciptaan ALLOH MAHA PENCIPTA !. yakni ''laa haula walaa quwwata illaa billaah '' tiada daya kekuatan melainkan karena Alloh SWT.

LIRROSUL Di samping niat Lillah seperti di muka, supaya juga di sertai dengan niat LIRROSUL, yaitu niat mengikuti tuntunan Rosulullooh SAW

BIRROSUL Penerapannya seperti BILLAH keterangan di muka, akan tetapi tidak mutlak. Dan menyeluruh seperti BILLAH, melainkan terbatas dalam soal – soal yang tidak dilarang oleh Alloh wa Rosulihi SAW. Jadi dalam segala hal apapun, segala gerak – gerik kita lahir batin, asal bukan hal yang dilarang, oleh Alloh wa Rosulihi SAW. Disamping sadar Billah kita supaya merasa bahwa semuanya itu mendapat jasa dari Rosulullooh SAW ( BIRROSUL )

YUKTII KULLA DZII HAQQIN HAQQOH

Memenuhi segala macam kewajiban yang menjadi kewajiban dan tanggung jawabnya tanpa menuntut hak .mengutamakan kewajiban dari pada menuntut hak .contoh ;suami harus memenuhi kewajibannya terhadap sang isteri ,tanpa menuntut haknya dari sang isteri .dan isteri harus memenuhi kewajibannya terhadap suami,tanpa menuntut haknya dari sang suami .anak harus memenuhi kewajibannya kepada orang tua , tanpa menuntut haknya dari orang tua .dan orang tua supaya memenuhi kewaqjibannya terhadap anak, tanpa menuntut haknya dari si anak .dan sebagainya .sudah barang tentu jika kewajiban di penuhi dengan baik, maka apa yang menjadi haknya akan datang dengan sendirinya tanpa di minta .

TAQDIMUL AHAM FAL AHAM TSUMMAL ANFAH’ FAL ANFA’

Mendahulukan yang paling penting , kemudian yang paling besar manfaatnya . jika ada dua macam kewajiban atau lebih dalam waktu yang bersamaan dimana kita tidak mungkin dapat mengerjakannya ,bersama sama ,maka harus kita pilih yang paling aham ,paling penting kita kerjakan lebih dahulu . jika sama sama pentingnya ,kita ,pilih yang lebih besar manfaatnya

Minggu, 16 Desember 2012

inti ajaran ajaran yg dibawa para utusan tuhan - karena sebab aku - al hikam oleh muallif sholawat wahidiyah


ARAB 136


Gusri Alloh tidak kaling-kalingan. Dan Alloh mewujudkan segala sesuatu. Apakah mungkin Alloh SWT kaling-kalingan. Sesuatu padahal Alloh yang mewujudkan segala sesuatu ini, ini setengah dari pada penjelasan pengajain yang lalu : ..... “AL KAUNU KULLUHU DHULMAH ..... “ Dus tidak ada segala sesuatu itu yang mengijabahi atau mengaling alingi Alloh. Sebab segala sesuati wujudnya kana Alloh, atau karena diwujudkan Tuhn. Ciptaan atau barang yang diwujudkan tidak mungkin mengaling alingi yang menciptakan atau mewujudkan. Malah menjelaskan. Seperti orang penjahit. Penjahit celana misalnya. Apa yang dijahit atau keadaan menjahitnya itu tidak mungkin menutupi si penjahit. Fakta bahwa dia adalah dia penjahit, ini hasil buatannya atau jahitanya.Alloh SWT tidak tertutup oleh segala sesautu apapun juga. Karena Alloh SWT yang menciptakan segala sesuatu itu. Malah justru adanya segala sesuatu itu memperjelas kepada Alloh SWT, yang menciptakan segala sesuatu itu, tidak ada yang menyamai
Nuwun sewu, para hadirin hadirot. Pengajian pagi lau lau dan sekarang ini adalah yang paling prinsip. Soal inti dari pada pengajian HIKAM. Soal yang paling inti dari pada perjungan Fafirruu Ilalloh wa Rosulihi SAW. Yang paling penting dari ajaran yang dibawah Rosululloh SAW, dan bahkan yang paling inti dari pada ajaran-ajaran yang dibawah Rosul utusan-utusan Tuhan ‘alaihumus sholatu wassalam. Bahkan Alloh SWT menciptakan makhluk justru karena itu. Jadi pokok sekali. Penting sekali. Seperti yang nampak denga jelas dalam kupasan “BISMILLAAHIR ROHMAANIR ROHIIM”. Maksud segala kitab yang diturunkan oleh AllohSWT kepada para Rosul tercakup didalam AL QUR’AN, isi dari Al Qur’an seluruhnya tercakup dalam AL FAATIHAH.Isi atau maksud dari AL FAATIHAH tercakup dalam BISMILLAAHIR ROHMAANIR ROHIIM teringkas dalm “BAK”nya yang dimaksud dengan “BAK” yang mencakup segala itu tadi ialah :


ARAB 136


(Sebab AKU Tuhan adanya barang yang sudah ada, dan seba AKU akan adanya barang yang akan datang)

Sebab Alloh, Alloh pencipta apa yang telah ada yang telah wujud dan apa yang akan tercipta atau sedang tercipta – BILLAH. Segalanya BILLAH. Disamping kesimpulan itu “BAK” maknanya lagi “lil-iltishok”, yaitu untuk menenukan atau menghubungkan.
Jadi Alloh SWT menurunkan kitab-kitab atau mengutus para Utusan para Rosul ....... mencipta segala makhluk, ialah Alloh akan mengadakan hubungan dengan hambanya. Atau hambanya supaya hubungan dengan Alloh SWT. Dan hubungan itu, tidak mingkin jika tidak tahu denga siapa yang dihubungi. Seperti halnya mengabdikan diri. Mengabdikan diri kepada siapa, itu kalau tidajk tahu, tidak bisa jadi mengabdikan diri.
Dus!. Sekali lagi, pengajian minggu yang lau “ al kaunu kulluhu dhulmah”....... dan seterusnya, sampai pengajian pagi ini adalah yang paling pokok dari pada isi pengajian AL- HIKAM, perjuangan Fafirruu Ilalloh wa Rosulihi SAW yang pokok adalah soal in. Ini merupakan pengecakan dari syahadat yang kesatu, “ Asyhadu an laailaaha illalloh”
Dus tidak mungkin Alloh, ditaburi oleh apapun juga. Segala makhluk secara langsung diketahui oleh Alloh SWT. Dan mestinya segala makhluk secara langsung, sperti nanti penjelasn dibelakang. .... segala makhluk tahu kepada Alloh SWT. Si pencipta karena Alloh SWT menciptak segala makhluk, secara langsung tidak pakai perantara. Sekalipun ada perantara tapi perantara yang sama sekali tidak mempengaruhi. Tidak menjadi sebab. Oleh karena kalau perantara itu mempengaruhi berarti perantara mempunyai qudrat mempunyai kekuasaan atau kemampuan. Padahak hanya Alloh yang mempunyai sifat qudrat atau kemampuan. Kalau begitu, jelas bahwa sebab atau perantara itu tidak mempengaruhi, tidak menaksiri sama sekali. Karena itu, otomatis secara langsung segala makhluk di tangani oleh Alloh SWT otomatis semua makhluk tahu kepada Alloh SWT. Terutama Alloh SWT tahu kepada semua makhluk.
“Kaifa yatashowwaru an yuhjibahu syain ....” Malah, Justru Alloh SWT menciptakan makhluk itu, justru makin jelas bahwa Alloh SWT adalah pencipta alam, pencipta makhluk ciptaannya. Seperti si penjahit tadi sebagai gambaran. Adaya celana,itu kerea dibuat oleh si penjahit.Dus celana itu justru menguatkan itu ,bukan celana itu sendiri, tapi si penjahit.Sebab celana dari penjahit.
Dus sekali lagi, soal ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Sebab ini soal yang paling perinsip.Dan sebagai pupuknya yaitu memperbanyak mjahadah-mujahadah. Menlancarkan pengertian-pengertian dan terutama pengecakannya.
ARAB 138

Apakah mungkin,Alloh SWT dihijabi atau kalingan sesuatu padahal kaerena sesuatu itu Alloh yang jelas. Inii bagi orang yang membutuhkan dalil. Apa dalilnya kok tuhan itu ada?. Ini antarannya ,apa faktanya ? Ini faktanya, ciptaan berupa langit ini.
Tidak mungkin suatu ciptaan tanpa pencipta.Tidak mungkin!. Dus adanya makhluk itu malah memperjelas adanya Alloh SWT. Dalam Al- Qur’an surat Fusshilat ayat 53 tersebu:

ARAB 139

Akan Aku ( Tuhan ) perlihatkan kepada mereka ummat manusia terhadap Ayat-ayatKu, teradap fakta-fakta yang menujukkan bahwa Alloh adalah ALLOH SWTpecipta alam, bahwa aku mempunyai sifat-sifat qudrot yang tidak terhingga, mempunyai sifat irodahyang tidak terhingga, mempunyai sifat ....sifat,siaft,sifat yang serba tak terhingga. Saya perlihatkan ayat-ayatKu kepada mereka atau atau tanda-tandaKu bahwa AKU sungguh-sungguh daa,sungguh sifat-sifat yang serba Maha. Saya perlihatkan kepada ummat manusia dan jin,ayat-ayatKU diufuk, dialam dan didalam diri merekan sendiri, sehinga jelas bagi mereka bahwa Alloh zat yang haq,yang sungguh-sungguh ada.

ARAB 139
Disini diperlihatkan penjelasan secara ringkas.Atsar atau bekas, itu menunjukkan kepada yang membekasi. Kita meliahat bekas tapak kaki diats debu atau lumpur.Itu jeles adanya orang yang berjalan disitu.Ini ada tulisan, otomatis ada yanng menulis.Ini ada pakaian, pasti ada pembikinnya atau penjahitnya. Begitu juga makhluk, dad bumi ada langit, tidak mungkin tahu-tahu ada. Atu tidak ada permulaannya,qodim tidak mungkin.Ini jelas dapat dipelajari dari kitab-kitab ilmu Tauhid, kitab-kitab ushulddin, tapi,umumnya orang mengaji kitab Tauhid itu hanya ilmiyah. Sedang yang dimaksud disini disamping ilmiyah terutema pengetrapan.tidak hanya pengertian saja, tapi mengetrapan, pengecakkan ....dhauqon!.
Orang yang ahli seseorang pemborong banguanan misalnya mangetahui sesuatu bangunan, otomatis pengetahuan lebih mendetail. Lebih banyak yang dia ketahui dari pada yang diketahui oleh orang yang biasa yang bukan pemborong atau bukan ahlinya .begitu juga terhadap Alloh SWT.makin banyak pengalaman-pengalaman dhauqiyyah seseorang maki n banyak pula soal-soal yang diketahui tetang Tuhan. Kalau orang mau tafakkur lha setengah dari pada kebaikkannya tafakkur, akan tahu dan faham serta merasakan bagaimana kemaha kuasaan Alloh SWT. Selain menciptakan alam memeliharanya, membuka bidang-bidangnya bagian-bagiannya. Orang yang mempunyai keahlian otomatis makin kagum melihat kebesaran Alloh SWT. Makin mendalam kesadarannya, makin mantap. Jadi sedapat mungkain segala sesuatu digunakan semestinya untuk ini. Lebih-lebih orang yang mempunyai keahlian tertentu. Ini kalau dimanfaatkan untuk memperdalam dan memprejelas kepada Alloh SWT, otomatis makin banyak pula hasil. Andaik kata orang barat ynag mempelopori kemajuan materi, yang memiliki banyak pengetahuan teknologi dalam abad sekarang ini, andai kata mereka mau memperhubungkan pengetahuan mereka dengan soal kesadaran kepada Alloh SWT. Tentulah lebih nyata dan lebih mendalam kesadaran kepada Alloh SWT, Tentulah lebih nyata dan lebih mendalam kesadaran kepada Alloh SWT. Sebab mereka memiliki alat-alat ilmiyah untuk dapat mengali soal-soal, yang dapat digali oleh mereka. Lha ini mestinya lalu makin kagum, kagum betapa penciptannya. YA mudah-mudahan para hadirain-hadirot, mereka segera diberi kesadaran jepada Alloh SWT, dan kita dalm hubungan ini ikut bertabggung jawab para hadirin-hadirot!.bertanggung jawab atas kesadaran jami’al ‘alamin.
ALFATIHAH...........YAA ROBBANALLOHUMMA SHOLLLI SALLIMI, ‘ALAMUHAMMADIN SYAFI’IL UMAMI. WALAILI WAJ’ALIL ANAAMAMUSRI’IIN, BIL WAAHIDIYYATI LIROBBIL ‘ALAMIIN. YAA ROBBANAGHFIR YASSIRIFTAH WAAHDINAA. QORRIB WA’ALLIF BAINANAA YAA ROBBANAA.

Menurut perhitungan dan kenyatan pada umumnya orang menuju kesadaran pada Alloh SWT, bag mereka yang masih kosong ilmiahnya atau sedikit pengalaman dan pengetahuannya pada umumnya lebih mudah merasakan soal kesadaran. Lebih mudah wusul sampai pada Alloh SWT. Ini pada umumnya tapi kalau sudah sama-sama jadinya lebih baik dan sempurna mereka yang lebih banyak pengalaman dan ilmiahnya sebab mereka yang lebih banyak ilmiah dan pengalamanya dapat anu, dapat menghubungkan ilmiah dan pengetahuanya mereka pada kesadaran pada Alloh SWT. Tapi pada waktu masih pembukaan istilah pintu pada umumnya yang lebih mudah yaitu orang yang belum punya atau kurang ilmiah dan pengalamannya. Sebab ilmiah dan pengalaman seseorang itu, pada saat-sat permulaannya sebab menjadi rintangan atau hijab dalam ia masuk kedalam hadrotulloh itu. Kok tidaki cocok dengan ilmu saya, tidakcocok dengan pengetahuan saya begini begitu. Tapi kalau sudah masuk sudah didalam hadrotulloh istilahnya dia lebih baik lebih sempurna.
ARAB 141

Apakah mungklin Alloh SWT kalingan ?. Tidak mungkin. Apa mungkin, pernyatan tapi yang dimaksudkan tidak bertanya. Malah redaksi bergaya tanya dalam bahasa arab bermakna menguatkan bahwa adanya apa mungkin Alloh SWT kaling-kalingan atau terhijab ? ini yang dimaksudkan sungguh, Alloh SWT tidak ada yang mengaling alingi atau menghijabi. Apa mungkin ada sesuatu yang dapat mengaling-alingi Alloh ?. Sehingga Alloh tidak kelihatan . Sungguh tidak mungkin atau mustahil sekali bahwa Alloh ter hijab oleh sesuatu, dan ntidak tahu itu mustahil. Sebab Alloh wujud disegala sesuatu. Bi dzaatihi !. Karena dzat-NYA berada disegala sesuatu. Jadi tidak mungkin kaling-kalingan.
Para hadirin hadirot, soal ini harus ada perhatian yang sungguh-sungguh istimewa. Antara dengan pupuk memperbanyak mujahadah-mujahadah. Ya mudah-mudahan pengajian minggu ini dan minggu yang lalu benar-benar diridloi Alloh SWT dan membuahkan manfaat yang sebesar-besarnya !. Amin ! Amin ya Robbal ‘alamiin.
ARAB 142
Orang-orang yang sadar kepada Alloh SWT atau “ahli syuhud” yakin dengan jelas bahwa dzat Tuhan tidak sifat-NYA atau asmak-NYA saja, tapi dzat-NYA ada disegala sesuatu. Tapi kalau orang ahli hijab atau orang belum sadar pada Alloh SWT yang diketahui Cuma sifat atau asmak Alloh saja yang ada disegala makhluq.
ARAB 142
Maka “asy-yaak” atau segala sesuatu itu merupakan tempat kelihatan dan sebagai cermin hidup sebab asmak Alloh SWT atau sifat Alloh SWT atau bekasnya sifat Alloh SWT ada disana. Kelihatan disana.
ARAB 142
Jadi kalau ada orang mulia, ini jelas yang memulyakan Tuhan. Orang yang kaya tidak mungkin kaya sendiri yang membuat dia jadi kaya adalah Tuhan. Jadi kelihatannya Tuhan. Tuhan mempunyai sifat mampu, Kuasa menciptakan apa saja dan keadaan bagaimanapun juga, mampu. Kuasa !. Jadi sisitu kelihatan kekuasaan Tuhan. Kelihatan pada apa yang dicipta itu.
Begitu juga kalau kita melihat orang yang sehat atau orang yang sakit. Sehat disehatkan Tuhan. Sakit Tuhan yang membikin seseorang sakit. Adapun soal-soal obat yang menjadi sebabnya seseorang sembuh dari penyakit itu hanya sebab atau perantara. Dan sama sekali sebab ini tidak mempengaruhi. Kalau benda atau obat ini dapat mempengaruhi, berarti ada kekuasaan dua. Apabila ada dua kekuasan berarti ada dua Tuhan. Dan ini tidak mungkin. Begitu juga api misalnya, terbakar itu bukan api yang membakar. Api itu hanya sebab. Dan sama sekali tidak bisa mempengaruhi terbakarnya benda yang dibakar tadi. Didalam arti yang sesunggunya. Adapun adanya terbakar itu sesungguhnya adalah Tuhan. Kalau api bisa membakar berarti api kuasa. Kalau api kuasa berarti ada dua kekuasaan. Ada dua Tuhan. Dan ini tidak mungkin. Jadi secara langsung sakit, yang membikin sakit Tuhan lapar yang membikin lapar Tuhan.....dan seterusnya. Adapun makan minum itu hanya sebab. Sebab yang sama sekali tidak membekasi.
Para hadirin hadirot, ini soal tauhid. Soal yang pokok sekali. Segala agama, agama samawiyyah agama yang dibawa para Rosul ‘alaihimus-sholatu wassalam, punya keyakinan tauhid seperti itu. Tuhan Maha Esa. Maha Esa disegala-galanya. Artinya Maha Esa ini Esa dalam dzat-NYA, Esa dalam sifat-NYA. Artinya tidak ada lainnya yang punya sifat seperti sifat Tuhan. Tuhan bersifat wujud berarti tidak ada yang lain-lain itu wujud. Hanya Tuhan yang memiliki sifat wujud. Lainnya otomatis tidak punya sifat wujud. Adapun ada atau wujud itu karena diwujudkan oleh Tuhan. Kalau tidak karena diwujudkan pasti tidak wujud. Jadi berarti tidak punya sifat wujud. Itu maksudnya Esa dalam segala hal, dalam segala sifat. Begitu juga misalnya sifat “qudrot” atau kuasa. Tuhan yang mempunyai sifat qudrot atau kuasa, berari lainnya tidak ada yang punya sifat kuasa. Adapun bisa begini begitu itu karena diciptakan Tuhan kuasa begini begitu dan sebagainya. Hidupnya makhluq dihidupkan Tuhan. Tahu makhluq di tahukan Tuhan. Mendengarnya makhluq di mendengarkan Tuhan.
Yah sesungguhnya cocok dengan dawuh hadits Rosululloh SAW.
ARAB 143
Ummat manusia pada umumnya pada tidur. Kecuali mereka-mereka yang sadar pada Alloh SWT. “Fa-idhaa maatuu intabahu” –kalu sudah mati mereka melek, bangun, dan kaget. Ketika dicabut Isroil gragapan terkejut. Tahu soal yang sesungguhnya. Tahu benar bahwa Tuhan ada. Tahu benar, bahwa makhluq sesungguhnya tidak ada. Tahu bahwa ini itu dikecam oleh Alloh SWT tahu ini itu diridloi oleh Alloh SWT. Kaget !. Seperti orang mimpi. Jika dsalam mimpi sungguh-sungguh terjadi. Setelah sudah bangun, sudah jaga melek ternyata tidak ada apa-apa. Jika mimpi, merasa menjadi seorang raja. Entah saudara pernah mimpi jadi raja apa baelum ? saya pernah mimpi jadi raja. Tapi itu mimpi. Setelah saya bangun ternyata ada didalam gubug saja. Lha itu orang yang didunia ini, juga seperti it, orang yang tidur. Seorang yang kaya, yang mewah, ataupun yang miskin semua mimpi. Nanti setelah dibangunkan oleh Isroil menjadi kaget semua. Itu para hadirin hadirot !. Kecuali mereka-mereka yang sadar kepada Alloh SWT. Mereka yang sadar kepada Alloh SWT sesudah dicabut Isroil menjadi semakin jelas yang sejelas-jelasnya. Jadi ibarat asalnya remeng-remeng menjadi padang. Itu bagi orang yang sadr kepada Alloh SWT. Tapi orang yang sama sekali tidak sadar nanti sesudah dicabut Isroil terkejut. Tahu-tahu ada ditempat yang panas. Terkejut sekali. Terkejut karena saking beratnya !. Terkejut akan bahayanya. Biar dia usul begini begitu pada Isroil tidak ada hasilnya. Isroil saya minta ditunda sekian hari lagi, sekian jam lagi, sekian detik lagi, supaya ada kesempatan untuk bertobat.
( Yaa Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar maka kembalikanlah kami kedunia, kami akan mengerjakan amal soleh, sesungguhnya kami sekarang ini adalah orang yang yakin )

Begitu jerit tangis didunia orang-orang didunia ini tidur, ketika dicabut oleh Isroil lalu kaget, terkejut dan menyesali dirinya. Tapi menyesal disini sudah tidak berguna.
Mari para hadirin hadirot, selagi masih ada kesempatan untuk memperbaiki. Untuk melek, untuk sadar kepada Alloh SWT untuk bertobat memohon ampun. para hadirin hadirot !. Nanti kalau getun atau menyesal disana sudah tidak bisa diperbaiki lagi para hadirin hadirot !. Getun didunia itu boleh dikatakan barang sepele kalau dibanding dengan getun diakhirat. Kalau sudah pindah kealam kubur sudah tidak mungkin kembali kedunia. Mari para hadirin hadirot !. Pindah untuk selama-lamanya. Sak jeg jumbleg. Dari itu para hadirin hadirot mari sungguh-sungguh kita perhatikan.
Sedikit saya mengulangi lagi pengajian minggu yang lalu.Sebab ini soal yang paling prinsip sekali. Maka kita harus menaruh perhatian yang paling istimewa, dan supaya dapat menguasai yang lebih istimewa sendiri !. Minggu yang lalu : “ alkaunu kulluhu dhulmah : waainnamaa anaarohu dhuhurul haqqi fiihi” dan itu tadi, “ wahuwal-ladhii adhharo-kulla syai-in” Dus. Asalnya makhluq belum diciptakan. Gelap. Tidak ada. Lha kok ada, Sebab !. Sebab menurut istilah minggu yang lalu sebnab adanya Alloh SWT disitu. Andaikata Alloh tidak disitu, tidak kelihatan juga atau tidak ada itu makhluq. Denganredaksi yang gampang, makhluq sesunggunya tidak ada. Kok !.Wujud sebab di wujudkan sebab diwujudkan diciptakan Alloh, maka menjadi ada. Istilah “nampaknya Alloh didalam makhluq” ini seperti ini, micropon ini. Sesungguhnya dilihat dari mic ini, tampak kelihatan ( dalam pandangan hati ) pabriknya micropon. Pabrik micropon didalam micropon. Sebab micropon tidak mungkin ada kalau tidak ada pabriknya. Lha ini dapat dikatakan pabriknya mic, kelihatan didalamnya mic. Penjahit kelihatan didalam pakaian. Ini yang dimaksudkan “Dhuhurul haqqi fiih”. Sesungguhnya yang ada ya hanya penjahit, sebab kalau tidak ada penjahit, pakaian itu tidak ada. Alloh SWT begitu juga. Disamping sebelumnya makhluq sudah jelas adanya makhluq itu makin jelas makin gamblang Alloh didalamnya makhluq. Yaitu tadi kelihatan.
ARAB 145
( Barang siapa sadar kepada Alloh SWT, dia senantiasa melhat Alloh SWT didalam segala sesuatu ) melihat tembok, yang nampak Alloh. Tahu langit yang kelihatan Alloh. Mendengar apa yang kelihatan Alloh. Saudara-saudara sudah begitu apa belum, para hadirin hadirot !. Kalau belum berarti masih tidur. Atau masih buta. Seperti lagi, contoh yang gampang kaca pengilon. Melihat kaca pengilon yang kelihatan bukan pengilonnya, tapi gambarnya dia sendiri. Begitu juga makhluq ini, sesungguhnya yang bayangan adalah makhluqnya. Yang ada hanya Alloh SWT. Kalau belum tahu itu karena masih buta yang ada sesungguhnya Tuhan.
“ Allohu nuurus-samaawaati wal ardii ” Alloh itu nurnya langit dan bumi. Alloh yang mewujudkan langit dan bumi. Karena adanya Alloh maka menjadi ada atau kelihatan langit dan bumi. Sebab ada Alloh istilah wujud, menjadi wujud kalau tidak wujud tidak kelihatan. Jadi kembali lagi “melihat Alloh di segala sesuatu” itu seperti orang ngilo. Mudanya gambaran begitu tidak kelhatan kacanya atau tidak melihat kacanya, tapi yang dilihat itu gambarnya didalam kaca itu. Jadi melhat tembok atau mendengar suara itu seharusnya yang dimaksud bukan ujudnya melihat tembok atau mendengarkan suara tapi ya itu tadi seperti orang ngilo. Bukan melihat kaca pengilon tapi melihat gambar yang ada didalamnya kaca pengilon. Ini yang dimaksudkan “roa Alloha fii kulli syai-in”gambharan seperti itu tadi yang paling gampang dalam Wahidiyah ini tingkatan BILLAH. Lha kita masing-masing sudah begitu apa belum ini harus ada perhatian yang istimewa !. BILLAH !. Kalau orang senantiasa begitu otomatis senantiasa dia tawadu’ terhadap siapapun. Seperti halnya Kanjeng Nabi Ibrohim AS. Terhadap orang lain senantiasa menghormat karena Beliau tahu Tuhan yang nampak pada Beliau. Ya maaf minggu yang lalu saya obrolkan disamping sudah kita maklumi saya membeber sapu tangan ini, lalu tahu yang punya sapu tangan ini. Rosululloh SAW Beliau senantiasa tawadu’ kepada orang lain siapapun, senantiasa sopan santun. Karena “roa Allohu fiihi”. Jadi kita sedapat mungkin harus usaha “roa Alloha fii kulli syai-in”
Dalam uraian selanjutnya minggu yang lalu dikatakan “faman roal kauna walam yasyhadhau fiihi a’u indahu .......”. Ini agak maro tingggal. Ibarat orang ngilo ya melihat kacanya ya melihat gambarnya didalam kaca pengilon.Jadi kurang kuat. “au qoblahu”, ini maksudnya keadaan “fanak” Fanak itu tidak sadar. Hanya Alloh belaka. Jadhab !. Atau dalam istilah “istighroq” hanya Alloh !. Pen . Dalam keadaan harian ada contoh untuk ini. Isalnya orang yang sedang termenung kepada sesuatu hal. Di ajak bicara tidak dengar. Dilalui mukanya tidak tahu. Orang kami tenggengen ( kata klita bahasa jawa serupa dengan ini ). Ini saking ngendengnya pikirannya. Istighroq, itu hanya pen kepada Alloh SWt. Pen !. Dicubitpun tidak merasa , tidak sadar. Lha ini tingkatan yang disebut tingkatan “AHADIYAH” ada lagi martabat atau tingkatan WAHIDIYAH. Tingkatan WAHIDIYAH ini ada yang menyebutnya martabat MUHAMMADIYAH. Yaitu BILLAH “roa Alloha fii kulli syai-in” melihat Alloh disegala sesuatu.
Dus. Dibanding dengan “indahu” atau “qoblahu”, lebih baik yaitu...........”BILLAH” ini. Jadi AHADIYAH Yaitu dalam Wahidiyah ISTIGHROQ. Dan istighroq ini bukan hanya sesudah Mujahadah saja, tapi sebanyak mungkin lebih baik akan tidur. Istighroq !. Umpamanya. Dan lain-lain. Nuwun sewu kita kan sudamh paham semuanya bukan. Dan sudah mengecakkan semuanya bukan. Sekali lagi, ini soal yang penting. Jadi kita harus menambah perhatian. Menambah kegiatan-kegiatan sebagai pupuk dan lain-lain usaha. Sebab ini adalah bidang yang paling prinsip sekali. Saya teruskan lagi, kalau perlu lain waktu saya sambung lagi.

ARAB 148

Apakah mungkin Alloh kaling-kalingan ?. padahal Alloh ada disegala sesuatu ?. Dzatnya !. itu sebenarnya dalam pengalaman harian sudah anu ya tadi. Tahu celananya, tahu ini buatan si penjahit anu. Dari celana itu kelihatan segala-galanya. Ya penjahitnya, ya kepandaianya. Itu keyakinan “ ahlul syuhud” tapi kata orang ahli hijab, hanya sifatnya. Hanya asmaknya. Tapi sesungguhnya yang punya sifat. Kalau ada sifatnya tentu ada dzatnya. Kita sekalian punya sifat “tahu”.tahu kita ini tidak bisa pisah dari kita masing-masing. Jadi kalau kelihatan sifatnya kelihatan dzatnya. Kelihatan dzatnya nampak juga sifatnya. Sifat itu maknawi. Dus tidak bisa di rabadengan panca indra. Yan bisa diraba itu hanya akibatnya. Akibat dari sifat. Saya punya sifat bisa .... apa misalnya lha itu hanya akibatnyayang bisa di lihat. Saudarab punya sifat kepandaian misalnya. Yang bisa dilihat atau diraba ialah hasil atau akibat dan kepandaian itu. Sifat bisa menjahit, itu tidak kelihatan maknawi. Lalu yang menunjukan punya sifat menjahit yaitu hasil jahitannya. Jadi sifat itu tidak bisa pisah dari mausuf yang punya sifat. Yang punya sifat, jug tidak bisa pisah dari sifatnya. Ya bisa lepas dari sifatnya, tapi sifatnya menjadi hilang. Asalnya bodoh menjadi pandai. Sifat bodohnya menjadi hilang asalnya tidak tahu sifat tidak tahu menjadi hilang. Tapi sifat Alloh SWT tetap abadi. Sifatnya tetap dan dzatnya tetap.
Kita harus anu. Selain ilmiah faham harus : harus mengecakkan !. Kalau belum bisa mengecakkan harus latihan. Usaha dengan segala kemampuan yang ada, dan dalam segala bidang !. Usaha lahiriyah dan batiniyah. Memperbanyak tafakkur, menggali. Mujahadah dan hubungan. Hubungan yang hubungan dengan kawannya yang searah dengan jurusan ini.

ARAB 148
Apakah mungkin Alloh kaling-kalingan ?. Padahal Alloh Dhohir kepada segala sesuatu. Menampakkan diri ( Tajalli ) kepada segala sesuatu. Tidak mungkin !. artinya menampakkan diri-Alloh yang menciptakan segala sesuatu dengan langsung. Ini yang dimaksudkan. Kalau Alloh SWT langsung menciptakan segala sesuatu di tangani, otomatis tahu segala sesuatu. Lha. Adanya sebab, itu dan ini seperti yang saya katakan tadi, sama sekali sebab itu tidak mempengaruhi. Sesungguhnya segala-galanya dari Alloh SWT. Dan oleh sebab itu, sesungguhnya segala itu tahu kepada Alloh SWT.

ARAB 149
Semua yang ada dilangit dan ada dibumi bertasbih kepada Alloh.
Membaca tasbih itu dengan lisaanu haalihi atau dengan lisaanu maqoolihi. Lisan keadaan, lisan fakta. Itu keadaan penciptaan itu keadaan bicara. AKU, yang mencipta AKU, Maha Kuasa. Maha Suci dari keadaan-keadaan yang keadaan-keadaan itu saya miliki. Yang menciptakan AKU Maha....tahu. Sebab tidak mungkin kalau mencipta AKU dengan tidak mengetahui secara mutlak dan keseluruhan. Yang menciptakan AKU, Maha berkehendak dan sebagainya. Itu baik diucapkan. Atau keadan penciptaan itu merupakan pernyataan. Yang mencipta AKU, Maha Suci dari soal-soal yang saya miliki. Yaitu apes saya tidak bisa menciptakan. Dia Maha tahu dan AKU tidak tahu. Sekalipun AKU tahu tapi ditahukan oleh dia. Itu lisan keadaan. Lisan Haali.
“Sujud”. Sujud itu yang dimaksudkan tunduk kepada Tuhan. Kun fayakun. Disuruh hidup ya hidup, disuruh mati ya mati. Dan seterusnya. Mulai hal yang dilahirka Tuhan di dunia ya lahir setelah dewasa dihidupkan terus ya hidup dimatikan ya mati dan seterusnya. Secara langsung ditangani otomatis tahu kepada Alloh SWT.
Para hadirin hadirot, mari kita ,lebih manfaatkan !. Alloh SWT langsung memberi kepada kita. Menciptakan kita secara langsung diciptakan dan dipelihara oleh Alloh SWT. Langsung saya dan saudara diparingi bisa, me,lek, bisa mendengar. Secara langsung saya dan saudara diberi berbagai banyak soal yang sangat kita butuhkan. Malah hal-hal yang diberikan sebelumnya kita tidak minta sama sekali. Toh diberi kepada kita dan apa yang diberikan kepada kita itu dicabut. Seketika mati, kita ini. Kita kalau diberi atau dibantu oleh saudara lain, kita tanggapi dengan sopan dengan matur suwun terima kasih dan mendo’akan kebaikan bagi yang memberi tadi. Lalu terhadap Tuhan, kita ini sudah begitu atau belum Para hadirin hadirot !. Sop[ankah kalau begitu kita terhadap Tuhan ?. Mari Para hadirin hadirot, kita teliti keadaan kita. Kita senantiasa diberi soal-soal yang sangat kita butuhklan sekali dan soal-soal yang menentukan sekali kepada keadaan kita. Tapi kok kita anggap sepi saja.
Nuwun sewu, kita dibantu sesama terkadang hanya diberi rokok sebatang saja terima kasih. Dan andai kata tidak merokok, ya tidak mati. Lha padahal yang diberikan Tuhan itu......
Para hadirin hadirot !. Mari para hadirin hadirot mumpung kita belum dicabut oleh Malaikat Izroil. Mari sama-sama bangun, Para hadirin hadirot !. Mari konco-konco dan orang-orang masih tidur kita obrak-obrak Para hadirin hadirot !.
ALFAATIHAH !.
YAA ROBBANALLOHUMMA SHOLLLI SALLIMI........3x
ALFAATIHAH ........................................................................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar