AJARAN WAHIDIYAH

LILLAH Artinya : segala perbuatan apa saja lahir maupun batin, baik yang berhububungan dengan langsung kepada Alloh wa Rosulihi SAW maupun berhubungan dengan sesama makhluq, baik kedudukan hukumnya wajib, sunnah, atau mubah, asal bukan perbuatanyang merugikan yang tidak di ridloi Alloh, bukan perbuatan yang merugikan, melaksanakanya supaya disertai niat beribadah mengabdikan diri kepada Alloh dengn ikhlas tanpa pamrih ! LILLAH TA’ALA baik pamri ukhrowi, lebih – lebih pamri duniawi

BILLAH : merasa dan menyadari bahwa segalanya termasuk gerak gerik kita, lahir batin, tenaga, pikiran dll adalah ciptaan ALLOH MAHA PENCIPTA !. yakni ''laa haula walaa quwwata illaa billaah '' tiada daya kekuatan melainkan karena Alloh SWT.

LIRROSUL Di samping niat Lillah seperti di muka, supaya juga di sertai dengan niat LIRROSUL, yaitu niat mengikuti tuntunan Rosulullooh SAW

BIRROSUL Penerapannya seperti BILLAH keterangan di muka, akan tetapi tidak mutlak. Dan menyeluruh seperti BILLAH, melainkan terbatas dalam soal – soal yang tidak dilarang oleh Alloh wa Rosulihi SAW. Jadi dalam segala hal apapun, segala gerak – gerik kita lahir batin, asal bukan hal yang dilarang, oleh Alloh wa Rosulihi SAW. Disamping sadar Billah kita supaya merasa bahwa semuanya itu mendapat jasa dari Rosulullooh SAW ( BIRROSUL )

YUKTII KULLA DZII HAQQIN HAQQOH

Memenuhi segala macam kewajiban yang menjadi kewajiban dan tanggung jawabnya tanpa menuntut hak .mengutamakan kewajiban dari pada menuntut hak .contoh ;suami harus memenuhi kewajibannya terhadap sang isteri ,tanpa menuntut haknya dari sang isteri .dan isteri harus memenuhi kewajibannya terhadap suami,tanpa menuntut haknya dari sang suami .anak harus memenuhi kewajibannya kepada orang tua , tanpa menuntut haknya dari orang tua .dan orang tua supaya memenuhi kewaqjibannya terhadap anak, tanpa menuntut haknya dari si anak .dan sebagainya .sudah barang tentu jika kewajiban di penuhi dengan baik, maka apa yang menjadi haknya akan datang dengan sendirinya tanpa di minta .

TAQDIMUL AHAM FAL AHAM TSUMMAL ANFAH’ FAL ANFA’

Mendahulukan yang paling penting , kemudian yang paling besar manfaatnya . jika ada dua macam kewajiban atau lebih dalam waktu yang bersamaan dimana kita tidak mungkin dapat mengerjakannya ,bersama sama ,maka harus kita pilih yang paling aham ,paling penting kita kerjakan lebih dahulu . jika sama sama pentingnya ,kita ,pilih yang lebih besar manfaatnya

Minggu, 16 Desember 2012

manusia sempurna - al hikam oleh muallif sholawat wahidiyah

(Alloh tidak mungkin kaling-kalingan makhluk sebab Alloh yang mewujudkan dan Alloh lebih jelas dari segala sesuatu).
Ini jelas, yang mewujudkan yang mengadakan tidak mungkin dihijabi atau menghalang-halangi oleh makhluk yang diwujudkan. Malah makin tenang, makin jelas adanya sesuatu yang diciptakan atau makhluk itu otomatis malah lebih memperjelas adanya yang diwujudkan, yaitu Alloh SWT. Yang dimaksud terang atau jelas itu tidak memakai mata lahir, akan tetapi dengan mata batin, dengan hati atau dengan akal. Adanya arloji misalnya tidak mungkin meniadakan atau menghilangkan pabriknya. Malah adanya arloji itu justru lebih memperjelas adanya pabrik pembuat arloji itu. Kelihatan arloji, terus terbayang pabriknya.
Catatan redaksi: (Mulai dari sini diulang lagi sebagian dari pengajian minggu yang lalu, 009)
Halaman 153 (arab)
Alloh tidak mungkin kaling-kalingan oleh makhluk, sebab yang menjadi sebab wujudnya itu makhluk. Istilah makhluk ciptaan, dibuat itu pasti ada yang menciptakan, yang membuat Alloh SWT. Jadi tidak mungkin benda buatan menghijabi yang membuat. Justru adanya benda itu memperjelas kepada sipempbuat.
Contoh lain bekas tapak kaki diatas lumpur atau debu misalnya. Ini lebih memperjelaskan adanya kaki atau orang yang berjalan disitu. Tidak mungkin bekas tapak kaki itu mengaling-alingi atau menjadi hijab terhadap orang yang berjalan disitu. Gambaran lain. Suatu bayang-bayang. Ada bayangan tentu ada orang atau benda yang punya bayangan itu. Jadi adanya bayang-bayang bukan meniadakan adanya yang punya bayangan tetapi justru malah merperjelas.
Arab 154
Alloh SWT tidak mungkin kaling-kalingan oleh sesuatu atau makhluk sebab Alloh SWT kelihatan disegala suatu atau makhluk. “Kelihatan” Bagi orang yang tahu orang yang melek, sadar kepada Alloh SWT. Gambaran lain. Seorang terima surat dari kawan atau anaknya yang mondok ditempat yang jauh. Otomatis begitu terima atau membaca surat tadi kawan atau anaknya yang kirim surat itu yang kelihatan. Malah surat itu sendiri sudah tidak menjadi perhatian atau sudah tidak kelihatan lagi. Yang kelihatan atau terbayang adalah sipengirim tadi. Tapi bagi orang yang belum kenal dengan sipengirim surat otomatis tidak bisa terbayang siapa pengirim surat itu. Dia hanya terhenti sampaipada surat itu saja. Tidak langsung perhatian kepada siapa yang mengirim surat itu. Begitu juga orang yang sudah sadar kepada Alloh SWT melihat makhluk otomatis terbayang atau terlihat kholiq Alloh SWT. Orang yang belum sadar otomatis melihat makhluk apa saja tidak dapat langsung terbayang kepada sipencipta. Hanya terhenti pada melihat makhluk itu saja.
Para hadirin hadirot, ilmiah mudah. Tapi bagaiman pengecakkan dalam hati dan kesadaran kita masing-masing, itu yang perlu diperhatikan. Mari kita koreksi diri kita masing-masing. Melihat tembok, tembok itu makhluk tentu ada kholiqnya. Tahu tanah, tanah itu makhluk pasti ada kholiqnya. Melihat badannya sendiri juga badannya sendiri itu makhluk. Ada kholiqnya. Dus melihat segala sesuatu itu lalu dipandang semuanya itu makhluk. Dan terus diteruskan ingat atau sadar kepada kholiqnya. Kata makhluk pasti ada kholiqnya. Atau dicipta pasti ada yang membuat atau yang menciptakan. Jadi sebagai latiha untuk keterampilan hati, semua keadaan itu entah tembok, entah gunung entah motor, entah rumah, entah dirinya sendiri pokoknya semua yang kita lihat dan kita rasa itu, didalam hati selalu memandang bahwa kesemuanya itu makhluk. Terus sadar kepada kholiqnya. Tahu makhluq tahu kholiqnya. Semua itu rasa didalam hati. Dan harus dilatih. Isya Alloh dengan cara begini asal sungguh-sungguh selalu dilatih begitu. Tahu makluk – sadar kepada kholiq. Itu untuk latihan. Jadi apa saja. Soal lahir sola batin semuanya saja supaya di pandang makhluk. Dan terus sadar kepada kholqnya. Adapun yang sudah menguasai otomatis bisa berjalan begitu. Sekalipun tidak usah menganggap makhluk lebih dahulu, tahu tembok tahu masjid, tahu kali, tahu ………. Apa saja hati terus sadar kepada kholiq penciptanya. Ada maqolah :


Arab 155
(Barang siapa tahu dirinya tahu kepada Tuhanya).
Artinya tahu dirinya adalah makhluk ada yang meciptakan yaitu Alloh SWT. Tahu dirinya hamba otomatis sadar kepada Tuhanya Alloh tempat hamba mengabdikan diri. Mendengar suara sepeda motor baru mendengar suara sepeda motor saja. Sepeda motor belum kelihatan lebih-lebih orangnya, bagi orang yang sudah kenal dengan yang punya sepeda motor atau pengendaranya, baru mendengar surannya spontan terbayang terbayang si anu, si anu pemilik atau pengendara sepeda motor. Lha begitu juga seharusnya terhadapa SWT, kita melihat atau mendengar makhluk spontan harus ingat kepada penciptanya. Alloh SWT yang Maha Esa, Maha kuasa, Maha ………. Maha segala. Malah, mendengar suara motor tadi spontan terbayang sepeda motornya atau pengendaranya. Kelihatan dalam hati. Malah suara sepeda motor itu sendiri menjadi hilang tidak kedengaran lagi. Dengan kata lain tidak mnjadi acara dalam hati. Hilang lenyap. Yang lehiotan motor atau orang yang mengendarainya. Begitu seharusnya terhadap Alloh SWT. Melihat tembok kelihatan Alloh SWT. Malah temboknya tidak menjadi acara. Te,boknya hilang dari pandangan hati. Yang kelihatan hanya Alloh. Lha !. kita sudah begitu atau belum!. Terserah masing-masing!. Kalau bellum berarti masih buta mata hatinya.
( Dan barangsiapa yang buta hatinya di dunia ini, niscaya di akhirat dia akan lebih buta dan lebih tersesat dari jalan yang benar).

Kalau dunia tidak tahu Tuhannya di kuburan ketika ditanya Munkar Nakir “Man Robbuka ?” Maa adri-aku tidak tahu. Yang saya tahu didunia ialah tembok saya tahu masjid, saya tahu uang, saya tahu pangkat kedudukan dan sebagainya dan sebagainya. Mungkin para hadirin hadirot !. karena itu mari kita sungguh-sungguh mengambil prihatin yang sebanyak-banyaknya soal ini. Mari kita tingkatkan kesadaran kita kepada Aloh SWT.

Arab 156

Maka segala sesuatu atau ya makhluk begitu saja, semuanya merupakan tempat dari tempat itu Alloh dapat di ketahui dengan jelas. Artinya Alloh yang menciptakan segala sesuatu atau makhluk itu dapat kelihatan . istilah ringan Hudlur atau ingat. Itu namanya kelihatan. Misanya ada saudara atau kawan yang kaya atau mlarat, wah memang sudah diqodar oleh Alloh begitu itu, harus ridlo dan sabar. Jelas bahwa Alloh SWT yang memuliakan atau yang menghinakan.
(.......... Engkau berikan kerajaan/kekuasaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan/kekuasaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki........... )Jelas bahwa Alloh SWT, yang membeikan kekuasaan yang memuliakan, yang menghinakan dan sebagainya dan sebagainya.(......... dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah dengan perumpamaan itu pula banyak orang yang mendapat petunjuk Alloh ........).

“Khoiri wa syarrihi minalloh”. Dus . semua sudah praktek begitu?. Yah harus praktek. Tidak ilmiyah saja.

Arab 157

Ilmu yang tidak dipraktekkan tidak dicakkan seperti tawon, (lebah) yang tidak ada madunya. Yang ada hanya sengat (entupnya) belaka, Entup dunia mudah diobati, tapi entup diakhirat berat!.
Kembali lagi

Arab 157

Apakah mungkin Alloh kaling-kalingan? Sebab Alloh tampak dhohir kelihata disegala sesuatu?.
Tidak mungkin. Alloh SWT mencitakan segala makhluk itu secara langsung adapun “Sebab”. Hanya segala sesuatu yang tidak naksiri. Tidak ngalabeti tidak terpengaruh sama sekali. Sengguhnya Alloh SWT semuanya yang menciptakan secara langsung. Tanpa perantara.tanpa pengaruh dari “sebab” itu. Karena kalau “sebab” itu naksiri. Atau berpengaruh atas penciptaan Alloh, ini berarti bahwa “Sebab” itu mampu atau punya kuasa. Padahal hanya Alloh SWT yang berkuasa otomatis lainya tidak mempunyai kekuatan atau kekuasaan. Dikuasakan, dimampukan, dimengertikan dan sebagainya. Istilah “di ..........!. otomatis tidak mampuu sendiri. Tidak kuasa sendiri. Tidak melihat, mendengar sendiri dan seterusnya. Umpamanya tidak dikuasakan tidak dimampukan, tidak dimengertikan, tidak di .... di ... di ... dan seterusnya pasti tidak kuasa tidak mampu dan tidak mengerti dan seterusnya. Yang kuasa hanya Alloh SWT manusia dan makhluk lainya dikuasakan dibisakan dan seterusnya. Ini dalam hati harus senantiasa begitu.
Adapum dalam keadaan lahiriyah ya biasa saja, seperti lazimnya dalam pergaulan hidup ya makan ya minum, ya tidur, ya bekerja dan sebagainya
Arab 158
Orang yang “kamil” orang yang sempurna yaitu orang yang batinnya senantiasa “jam’u”-kumpuk, syuhud sadar kepada Alloh SWT. Dan lahirnya “farqu”. Artinya ya sama dengan keadaan masyarakat pada lazimnya. Ya ada yang tani, ada pedagang ada pegawai dab sebagainya. Tapi batinnya senatiasa “Fafirruu Ilalloh wa Rosulihi SAW. Ini orang yang kamil, orang yang sempurna!. Lahirnya dalam percakapan ya bisa saja, saya tahu, saya bisa, saya mengerti, saya....dan seterusnya, tapi batinnya: saya ditahukan, saya dibisakan, saya dimengertikan dan seterusnya. Ini orang yang kamil orang sempurna!.
ARAB 158 BAWAH
Apakah mungkin Alloh terhalang oleh makhluk atau segala sesuatu, padahal Alloh tampil menampak diri pada segala sesuatu. Jelas tidak mungkin. Alloh tampil menampakkan diri pada segala sesuatu, “hatta ‘arofahu. Sehinga segala ssuatu itu tahu kepada Alloh. Karena diciptakan secara langsung. Diciptakan, diberdirikan, didudukkan dibangunkan dan sebagainya. Lahirnya seperti itu, tapi batinnya “hatta laa naro walaa nasma’a wa laa nasma’a wa laa najida wa laa naskuna ilaa bilhaa”. Tidak melihat, tidak mendengar, tidak menemukan, tidak merasa, tidak bergerak, tidak berdiam, tidak begini begitu melainkan kesegalanya itu dalam batin harus, dimelihatkan, dimendengarkan, di ...... di..... dan seterusnya. Seperti wayang gampangnya. Yang menggerakkan si Janoko, si cakil, si butho, yang membikin mereka berperang adalah si Dalang. Tapi Ki dalang dalam perwayangan itu hanya sebagian tidak keseluruan. Sedangkan “dalang” nya manusia manusia dan makhluk semuanya adalah Alloh SWT, Tuhan Maha Pencipta!. Gambaran wayang itu tadi hanya sebagai gambaran. Foto gambar manusia tidak persis seperti manusianya.Lha. kita sudah merasa begitu atau belum?. Kalau belumnamanya belum tepat. Masih menyalahi. Mennyalahi. Dan harus bertanggung jawab terutama kelak dikemudian hari di yaumil qiyamah. Maka harus diopeni dipelihara, dan dipupuk dengan pemoerbanyak mujahadah.

Arab 159
Segala sesuatu itu sujud kepada Alloh SWT penciptanya dan dan membaca tasbih. Sujud artinya senantiasa taat. Ibarat wayang dikalahkan ya kalah,dimenagkan ya menang. Itu namanya tunduk. Dcipta ya terwujud,dihancurkan ya lenyap. ‘kun fyakuun”. Jadi segala sesuatu itu tahu kepada Alloh SWT. Sekalipun tahunya itu secara jumlah secara global,secara garis besarnya. Membaca tasbih artinya me-Maha sucikan. Degan kata dan denagan fakta. Dengan kata, tidak banyak yang tahu bertasbihnya segala sesuatu. Kecuali beberapa yang diparingi tahu oleh Alloh SWT. Menurut laporan ada salah seorang saudar dari sumatra katannya diparingi mengerti bahasanya segala makhluk. Ya sebagian makhluk tentunya terutama sejenis kayu,batu dan sebagainya
Arab 160

apakah mungkin sesuatu makhluk menghalang-halangi Alloh,padahal Alloh sudah ada sebelum makhluk-makhluk itu wujud.Jadi tidak mungkin makhluk bisa menghijabi Alloh. Wujudnya Alloh adalah wujud yang abadi,wujud yang kekal. Tetapi wujudnya makhluk, Sekalipun ratusan ratusan tahu atau bahkan jutaan tahun tapi ada pemulaannya dan lahirnya akan musnah. Sebab kalau tidak diwjudkan pasti tidak wujud. Langit bumi seisinya ini sesungguhnya pada hakikatnya tidak wujud. Wujud karena diwujudkan. Istilah diwujudkan berarti tidak wujud dengan sendirinya.
Arab 160
(Ketahuilah sesungguhnya segala sesuatu selain Alloh itu batal, dan segala keni’matan itu tidak syak lagi pasti hancur musnah).
Arab 160

Maksudnya ya seperti apa yang saya obrolkan tadi. Selain Tuhan, seluruh makhluk sesungguhnya pada hakikat yang sebenarnya, segala makhluk itu tidak ada. Tidak wujud. Ada ini, itu dan sebagainya. Sebab diadakan diwujudkan, yang ada hanya Alloh SWT. Wujudnya Alloh SWT. Dzat hakikat yang sungguh nyata. Tapi wujudnya makhluk adalah bayangan. Wujud bayangan, wujud majazi,wujud pinjaman.
Syekh Muhyioddin Ibnul Arobi mengatakan:
Arab 161


Orang memandang makhluk (termasuk dirinya sendiri) tidak ada kemampuan tidak bisa berbuat apa-apa seperi wayang itu sudah agak lumayan. Orang memandang makhluk termasuk dirinya tidak hidup, ini yah sudah meningkat. Yang hidup hanya Alloh SWT. Orang yang memandang makhluk atau melihat atau mengingat makhluk atau memikir-mikir makhluk tidak ada. Itulah orang yang sydah wusul kepada Tuhan. Yang ada hanya Tuhan semata-mata!. Diri sendiri ya tidak ada. Langit bumi sejagat seisinya sesungguhnya tidak ada. Yang ada hanya Gusti SWT. Adapun kelihatan wujud atau ada, itu sebab diwujudkan oleh Alloh. Jadi sesungguh tidak ada. Kalau orang punya pandangan hati begitu. Itulah dia orang yang sudah wusul kepada Alloh SWT. Sadar kepada Alloh. Kalau terus begitu Ilaa mamaatihi – sampai pada ajalnya yang penghabisan, besok dia diperkenankan memperoleh” jannatul qurbi”- Surga dekat disisi Alloh memperoleh kesempatan sowan menghadap kehadirat Alloh SWT pada hari akhirot kelak.

Ni’mat atau pahala tidak ada yang nungkuli baiknya dan ni’matnya dari sowan menghadap AllohSWT. Jauh Surga biasa. Dan otomatis menghadapnyka juga tidak bisa digambarkan.Tidak bisa.

Lha itu semua para hadirin hadirot, ilmiyahnya gampang tapi prakteknya harus terus dilatih dipelihara, dipupuk dengan mujahadah dengan hudlur merasa senantiasa banyak dosanya, mersa menjadi sejelek-jeleknya manusia, sedlolim-dlolimnya manusia. Harus senantiasa husnudhon, berprasangka baik terhadap orang lain, lebih-lebih yang ada gejalanya kebaikan, lebih-lebih terhadap mereka yangn budinya baik, jujur, tawadu’,sopan ssantun, kuat ibadahnya dan seterusnya. Apakah mungkin Alloh terhalang oleh sesuatu padahal Alloh lebih jelasdari segala sesuatu. Tidak mungkin. Alloh wujud hakiki, sedang makhluk wujud majazi, wujud bayangan otomatis yang lebih jelas lebih nyata adalah yang hakiki. Malah tidak dapat diperbandingkan. Alloh yang wujud, sedang makhluk yang diwujudkan.Alloh dzat Qoyyum. Artinya dzat yang dan mewujudkan. “ jumeneng lan jumenengaken”.
Alloh yang paling geleh,paling jelas. Tapi sebagian besar manusia tidak tahu malahan. Yaitu sebabnya tidur mereka sama tidur. Tidur dengan nyenyaknya. Sabda Rosuululloh SAW:

Arab 162

Manusia sama tudur sama ngorok. Maka tidak tahu apa-apa. Baru kalau mereka sudah mati mereka menjadi bangun, melek. Para hadirin hadirot mari kita manfaatkan yang sebaik-baiknya pengajian yang pokok ini.hati kita paakah sudah sungguh-sungguh melek atau belumperu adanya penelitian. Perlu adanya koreksi!. Senantiasa ingat kepada Tuhakah, atau sedik sekali ingatnya, atau malah sama sekali lupa.Hanya terhenti pada memandang makhluk saja. Dan iniberarti menganggap makhluk itu ada punya kuasa dan kemampuan disamping Tuhan ?. Seharisemalam kalau diprosentase berapa persen yang ingat atau sadar kepada Alloh, danberapa persen yang dipakai untuk nuruti nafsunya. Berapa persen tidur ngorok terus-terusan?. Dalam lima jam terakhir ini tadi mislnya berapa menit kita ingat kepada Tuhan ?. Ini yang perlu senantiasa perlu kita koreksi. Sebab kalau tidak ada koreksi ibarat orang berdangangkeluar masuknya uang tidak dibukukan tidak dicatat dalam adminitrasi ayng tertib nanti tahu-tahu mengalami kerugian besar yang mengejutkan. Tahu-tahu bangkrut. Ya pintar ngitung, tapi tidak bisa perhitungan. Pandai perhitunan tapi tidak bisa perhitungan. Tahu-tahu bangkrut. Lha begitu juga soal umur kita. Umurku sudah berkurang sekian jam, sekian hari, sekian tahun, ini kalau tidak senantiasa dikontrol, kerugian yang tidak bisa ditempuhi. Ya kalau bangkrutnya barang dagangan atau lenyapnya uang sekalipun cukup berat, tapi mungkin masih nasih ada jalan keluar, tapi kalau bangkrutnya kesadaran dan iman kepada Alloh SWT sampai ajalnya belum di perbaiki ........ hancur dan bangkrut diakhirat tidak dapat di gambarkan pedihnya, tidak dapat ditempuh lagi para hadirin hadirot.
( Kemudian kamu pasti dimintai pertanggung jawaban atas nikmat-nikmat tang telah diberikan kepada kamu).

Demi hai jin dan mausia, kamu semua kelak AKU mintai pertanggungjawab atas nikmat-nikmat yang telah AKU berikan kepada kamu sekalian. Antara lain kamu, AKU beri umur 60 atau 70 tahun. Semuanya seklaipun hanya satu menit AKU tanyakan, AKU mintai pertanggungjawab. Berapa tahun kamu sadar kepada KU, yang kamu salah gunakan soal umur, soal harta benda, pokoknya segala benda, pokoknya segala nikmat. Bidang ekonomi bagaimana cara kamu mencari, dengan jalan halalkan atau jalan haram dan bagaimana cara kamu mengunkan rezeki itu, untuk berlarut-larut melanggar undang-undangKU atau bagaimana. Pokoknya segala nikmat dimintai pertanggungjawab oleh Alloh SWT besok pada yaumil qiyamah!. Siapa yang tidak bisa mempertanggungjawabkan otomatis disiksa, dihukum. Berat dan ringannya siksa menurut besar kecil dosa. Penyala gunaan atau dosa. Dosa yang paling besar adalah dosa syirik. Menyamakan Tuhan terhadap lainnya. Seperti manusia, seperti jagad seperti begini begitu.. alloh tidak seperti makhlik. Alloh tidak manggon!. Seperti lainya Alloh dalam segala hal.
Kalau Alloh punya sifat wujud, lainnya tidak punya sifat wujud itu karena diwujudkan. Alloh punya qudrat – kuasa. Lainya tidak punya sifat kuasa. Sedikitpun tidak punya sifat kuasa. Adanya bisa atau kuasa begini begitu karena dikuasakan. Sekalipun soal yan sangat kecil sekali. Sama sekali makhluk tidak bisa berkutip sedikitpun. Seperti wayang, tidak bisa bergerak kalau tidak digerakan Ki Dalang. Dan wayang tidak bisa dalang. Dalang tidak seperti wayang. Itu jauh tidak sama. Ini dicakkan dan dipraktekkan dalam hati dalam rasa. Jadi harus senantiasa BILLAH kalau tidak BILLAH, itu namanya diakui, berarti menyamai Tuhan. Ini dosa yang paling berat. Otomatis hukumanya juga berat, kalau tidak segera bertaubattidak segera neruba sikap sanpai mati itu berat sekali. Para hadirin hadirot, mari kita tinjau mari kita tingkatkan. Bagaimana keadaan kita sekarang ini. Keluarga kita bagaimana dan tetangga-tengga kita dan kenalan-kenalan bagaimana? Mari para hadirin hadirot, seperti sudah kita maklumi kita perjuangkan .... AL FAATIHAH

“ YAA ROBBANALLOHUMMA SHOLLI SALIMI ................. ”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar