TANGGAPAN KH. DJAZULI YUSUF TERHADAP SURAT KH. MAHRUS ALI
Dengan hormat
perkenankan dengan surat ini saya sampaikan
kehadapan Bapak, untuk maksud sebagai ganti shilatur rohmi pribadi saya
kepada Bapak. Sehubungan beberapa waktu yang lalu tepatnya tanggal 21 April
1985 saya telah menerima kiriman selembar foto copy surat yang berkop “PENGASUH
PONDOK PESANTREN LIRBOYO KEDIRI JAWA TIMUR” yang di sudut bawahsebelah kanan
tertulis dengan huruf cetak “KH. Mahrus Ali” dan pada sudut kanan atas tertulis
“28 Desember 1984”, surat ini saya terima dari salah seorang teman warga NU di
Jawa Tengah yang ketepatan sebagai pengamal Sholawat Wahidiyah. Dan saudara
tersebut meminta kepada saya supaya mau menanggapi isi foto copy surat yang
dikirimkan itu dan selanjutnya supaya disampaikan kepada Bapak KH Mahrus Ali
sesuai dengan bunyi kop surat dan tulisan cetak seperti saya sebut di atas.
Setelah saya
pelajari foto copy surat tersebut isinya memang cukup mengejutkan saya yang
ketepatan juga sebagai warga NU yang ikut mengamalkan Sholawat Wahidiyah.
Bahkan kalau boleh saya katakan sangat menyinggung perasaan saya.Dan isya Allah
juga perasaan warga NU di manapun yang ikut mengamalkan Sholawat Wahidiyah.
Sebab di dalam foto copy surat itu pada pokoknya menyalahkan kepada amalan
Sholawat Wahidiyah bahkan dikatakan bahwa bahwa ajarannya bertentangan dengan
syari’at Islam dan lain sebagainya.
Oleh karena itu
saya merasa terpanggil untuk mengabulkan permintaan saudara tersebut di atas
untuk menanggapi surat yang dimaksud demi menghindarkan keresahan umat Islam
pada umumnya dan khususnya dikalangan warga Jam’iyah Nahdlatul Ulama. Mengingat
warga NU yang ikut mengamalkan Sholawat Wahidiyah tidak sedikit jumlahnya baik
yang berada di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan bahkan yang di luar Jawa
sekalipun.
Sebagai kelanjutan
surat saya ini perkenankan saya ingin memetik (menukil) beberapa kalimat yang
pada foto copy surat yang saya disebut di atas dan langsung saya nukil dengan
menggunkan bahasa Indonesia sekalipun aslinya bahasa Jawa.
Di dalam foto copy surat itu disebut-sebut sebagai berikut :
1.
“Bahwa Sholawat Wahidiyah itu dibuat-buat oleh KH Abdoel Madjid
Ma’ruf sendiri dengan tidak ada isnad
minal adillah dan Ulama-ulama Kediri khususnya Ulama NU tidak ada yang mengamalkan”.
Sebagai tanggapan saya dalam masalah tersebut :
a.
Sholawat Wahidiyah memang betul ta’lifan (disusun) oleh Beliau KH
Abdoel Madjid Ma’ruf. Dan apabila yang dikehendaki oleh Bapak dengan
dibuat-buat itu dengan maksud lain
sebagai meremehkan hasil karya seseorang, itu adalah hal yang tidak
terpuji untuk dilakukan atau diucapkan oleh seorang Ulama besar seperti Bapak.
Hal itu sama sekali tidak mendidik, bahkan menunjukkan berkecemuknya beberapa
perasaan yang bertentangan dengan diri Bapak (hasud)
b.
Pada kalimat“tidak ada isnad minal adillah”…
Apabila yang
Bapak Maksudkan dengan isnad minal adillah itu silsilah yang muttashil kepada
Rosulullah SAW, maka saya perlu memberikan penjelasan kepada Bapak agar Bapak
lebih memahami masalah tersebut; Bahwa Sholawat itu tidak perlu dan tidak
disyaratkan adanya isnad minal adillah. Karena sanadnya langsung kepada
Rosulullah Saw.hal itu sebagaimana tersebut di dalam Hasyiyah Showi ‘alal
Djalalaini juz III surat Al Ahzab
sebagai berikut :
وَبِالجُمْلَةِ فَالصَّلاَةُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْىِ
وَسَلَّمَ تُوْصِلُ إِلَى اللهِ مِنْ غَيْرِ شَيْخٍ لِأَنَّ الشَّيْخَ والسَّنَدَ
فِيْها صَاحِبُهَا لِأَنَّهَا تُعْرَضُ عَلَيْهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَيُوْصِلُ عَلَى المُصَلِّى بِخِلاَفِ غَيْرهَا مِنَ الأذْكَارِ فَلاَبُدَّ
فَيْهَا مِنَ الشَّيْخِ العَارِفِ وَإِلاَّ دَخَلَهَا الشَّيْطَانُ فَلاَ
يَنْتَفِعُ صَاحِبُهَا بِهَا. وَصِيَغُ الصَّلاةِ كَثِيْرٌ لاَتُحْصَى وَأَفْضَلُهَا
مَا ذُكِرَ فَيْهَا لَفْظُ الآلِ وَالصَحْبِ فَمَنْ تَمَسَّكَ بِأَيِّ صِيْغَةٍ
مِنْهَا حَصَلَ لَهُ الخَيْرُ العَظِيْمُ.
c.
Dan apabila yang
Bapak maksudkan isnad minal adillah itu dasar dan qo’idah syar’iyah itu pun
perlu saya berikan penjelasan; sebab semua Sholawat baik yang ma’tsuroh
(Sholawat yang langsung diajarkan oleh Rosulullah SAW) maupun yang ghoiru
ma’tsuroh (selain dari Rosulullah SAW) seperti yang disusun oleh para ulama As
Sholihin seperti Sholawat Nariyah, Sholawat Munjiyat, Sholawat Badr, Sholawat
Wahidiyah dan sebagainya. Isnad minal adillahnya langsung dari Al Qur’an dan Al
Hadits seperti Firman Allah SWT dan sabda Rosulullah SAW tersebut dibawah ini :
قَالَ تَعَالَى
: يَااَيُّهاالّّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلَّمُوْا تَسْلِيْمًا
(الأحزاب)
قَالَ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
بِهَا عَشْرًا (رواه مسلم)
Atas dasar ayat Al Qur’an dan Al Hadits di atas, semua Sholawat dengan tidak
terkecuali mempunyai kedudukan yang sama, sekalipun maziyah dan kegunaannya
berlainan. Sebagaimana disebut dalam kitab Sa’datud Daroini halaman 373 sebagai
berikut :
لِاَنَّ النّبِيِّ صَلَّى أَخْبَرَنَا بِأَنَّهُ يَسْتَحِقُّ ذَالِكَ فَاعِلُ
مُطْلَقِ الصّلاَةِ وَلَمْ يُقَيِّدُ ذَالِكَ الإِسْتِحْقَاقِ بِكَوْنِ الصَّلاَةِ
المَفْعُوْلَةِ هِىَ الصَّلاَةُ الَّتِى عَلَّمْنَا وَلَيْسَ مَعْنَى مُطْلَقِ
الصَّلاَةِ المَذْكُوْرَةِ فِى الآيَةِ وَالأَحآدِيْثِ مُجْمَلاً حَتَّى
يَتَوَقَّفُ عَلَى البَيَانِ. وَقَالَ بَعْدَمَا ذكر دلّ مَا تَقَدَّمَ عَلَى
أَنَّ الصَّلاَةَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأَيِّ
صِيْغَةٍ كَانَتْ مِنْ صيغ الصَّلاَةِ المَأْثُوْرَةِ أَوْ غَيْرهَا يَسْتَحَقُّ الأتى
بِهَا الأجر المَوْعُوْد الوارِد فِى الأَحآدِيْثِ الصَّحِيْحَةِ
d.
Pada kalimat “Ulama-ulama Kediri khususnya Ulama NU tidak ada yang mengamalkan”
Bapak hendaknya
sadar, bahwa Kediri warga NU yang ikut mengamalkan Sholawat Wahidiyah tidak
sedikit jumlahnya bisa juga sampai ribuan bahkan puluhan ribu. Apakah
diantaranya sekian ribu itu tidak mungkin terdapat Ulamanya ?
Di samping itu
Bapak perlu mengingat kembali tokoh dan Ulama
besar NU seperti beliau Al Mukarrom Bapak KH. Wahab Hasbullah dimana
pada waktu diadakan peringatan hari ulang tahun Sholawat Wahidiyah yang pertama
di Pondok Kedunglo Kodya Kediri, beliau dalam pidato sambutannya antara lain
menyebutkan :قَبِلْتُ إِجَازَتَكَ kepada bapak Al Mukarrom KH. Abdoel Madjid Ma’ruf. Berarti Belaiu menerima ijazah
Sholawat Wahidiyah dari Al Mukarrom KH. Abdoel Madjid Ma’ruf dan beliau
menyetujui Sholawat Wahidiyah dijadikan amalan disamping amalan-amalan yang
lain. Perlu Bapak Ketahui juga bahwa Beliau Al Mukarrom Al Marhum KH.Jazuly
Pengasuh Pondok Pesantren Ploso Mojo Kediri Jatim.Beliau juga menerima Sholawat
Wahidiyah dan semasa hidupnya juga ikut mengamalkanSholawat Wahidiyah bahkan
beliau menganjurkan kepada para santrinya untuk ikut mengamalkan bukankah
beliau-beliau itu Ulama-Ulama NU.
2.
Disebut juga dalam foto copy surat tersebut di atas “bahwa di
Pondok Pesantren Lirboyo para santri diharamkan mengamalkan Sholawat Wahidiyah
sebab ajarannya bertentangan dengan syari’at yaitu KH.Abdoel Madjid Ma’ruf
telah menanggung, barang siapa yang mengamalkan Sholawat Wahidiyah selama 41
hari ditanggung besuk hari Qiyamat masuk surga sampai anak keturunannya. Ini
namanya ujub bil amal dan itu termasuk minal kabaair”.
Kalimat-kalimat di atas perlu saya berikan beberapa tanggapan :
a.
Pada kalimat “Ajarannya bertentangan dengan syari’at, yaitu KH.
Abdoel Madjid Ma’ruf …… dst”.
Di sini Bapak
menuduh seseorang dengan tanpa menunjukkan bukti. Dari mana Bapak dapatkan,
sehingga Bapak berani berfatwa seperti itu ? Tuduhan kepada seseorang tanpa
menunjukkan bukti adalah fitnah والفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ القَتْلِ . Hal yang demikian mestinya tidak boleh terjadi pada seorang muslim,
lebih-lebih yang bertitel Ulama besar yang berpengaruh.
b.
Sedang ajaran Wahidiyah pada intinya adalah LILLAH dan BILLAH yang
dimaksud adalah SYARI’AT dan HAKIKAT (periksa dalam lembaran Wahidiyah). Dan
masalah ini bukan masalah baru dalam Islam. Sebab dalam kitab Kifatul Atqiya’ halaman 9 sebagai
berikut :
الشَّرِيْعَةُ وُجُوْدَ الأَفْعَالِ لِلَهِ وَالحَقِيْقَةُ شُهُوْدَ
الأَفْعَالِ بِاللهِ
Padahal orang
yang beramal dengan tidak menerapkan LILLAH dan BILLAH terkecam dan amalnya
tidak diterima di sisi Allah SWT. Hal ini sesuai denga keterangan dalam kitab
Hikam Lil Ibni ‘Ibad Juz II sebagai berikut :
كُلُّ عَمَلٍ لاَ إِخْلاَصَ فِيْهِ لَيْسَ بِاللهِ وَلاَ لِلّهِ مَرْدُوْدٌ
عَلَى صَاحِبِهِ وَمَضْرُوْبٌ بِهِ وجْهِهِ وَبِهذا يَتَبَيَّنَ لَكَ غُرُوْر
اكْثرِ الخَلْقِ فَى عُلُوْمِهِمْ وَاَعْمَالِهِمْ إِلاَّ مَنْ رَحِمَهُ اللهُ
c.
Seterusnya
Bapak menyebut-nyebut dengan kalimat “zaman
41 hari” …….
Dari sini
menunjukkan bahwa Bapak belum pernah tahu Sholawat Wahidiyah. Sebab sepanjang
yang saya ketahui selama + 21 tahun saya ikut mengamalkan Sholawat
Wahidiyah, belum pernah saya menenui bilangan hari pengamalan 41 hari seperti
yang Bapak sebut itu. Yang ada ialah 40 hari.Pada hal di dalam
lembaran-lembaran Sholawat Wahidiyah yang berear di masyarakat luas bilangan
itu tetap dicantumkan. Berarti Bapak hanya menerima berita kata orang (قِيْلَ وَقَالَ) . Sabda Rosulullah SAW
sebagai berikut :
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ... وكره قيل وقال (رواه البخارى)
Tapi aneh
sebelum Bapak mengetahui permasalahan secara detail, Bapak telah berani
menjatuhkan fonis hukumnya, yaitu dengan kalimat “malah santri Lirboyo …….
Diharamkan mengamalkan Sholawat Wahidiyah.”. Padahal menurut Kitab Sullam Taufiq mengharamkan sesuatu yang tidak haram menjadi
MURTAD. Bapak mengharamkan pengamalan Sholawat Wahidiyah seperti tersebut di
atas, jelas tidak berdasar kepada data yang konkrit, yang bisa dipertanggung
jawabkan dan dengan dasar dalil syar’I dan hujjah yang wadlihah. Semata-mata
hanya dengan khobar qila waqola (قيل وقال) dan ditunjang dengan rokyu Bapak. Alangkah bahayanya ?seperti
disebut dalam Hadits berikut ini :
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ قَالَ فِى الدِّيْنِ بالرأي
فَقَدْ اتهمنى. (رواه أبو نعيم عن جابر بن عبد الله) .قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : تَعْمَلُ هَذِهِ الأُمَّةَ بُرْهَنَةُ بِكِتَابِ اللهِ ثُمَّ تَعْمَلُ
بِسُنَّةِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ تَعْمَلُ بِالرَّأْيِ فَإِذَا عَمِلُوْا بِالرَّأْيِ
فَقَدْ ضَّلُوْا وَأَضَلُّوْا (رواه أبو نعيم عن أبى هريرة)
3.
Selanjutnya
dalam surat tersebut Bapak menuliskan duabuah Hadits untuk dasar bahwa
Rosulullah SAW tidak bertanggung jawab kepada keluarganya, lebih-lebih selain
Rosulullah SAW. baiklah disini untuk lebih jelasnya hadits itu saya tulis
kembali :
وَفِى الحَدِيْثِ : لَنْ يجنى أحدكم عمله قَالُوْا وَلاَ أَنْتَ يَارَسُوْلُ
اللهِ قَالَ وَلاَ أَنَا إِلاَّ أَنْ تَغَمَّدَنَى اللهُ بِرَحْمَتِهِ . وَفِى
الصَحِيْحَيْنِ قَامَ رَسُوْلُ اللهِ حِيْنَ أَنْزَلَ عَلَيْهِ وَأَنْذِرْ
عَشِيْرَتَكَ الأَقْرَبِيْنَ. فَقَالَ يَامعشر قُرَيْشٍ اشْتَرَوْا أَنْفُسَكُمْ
مِنَ اللهِ لاَأَغْنَى عَنْكُمْ مِنَ اللهِ شَيْئًا يَا بَنِى عَبْدِ مَنَاف
لاَأَغْنَى عَنْكُمْ مِنَ اللهِ شَيْئًا يَاعَبَّاس عَمَّ رَسُوْلِ اللهِ
لاَأَغْنَى عَنْكَ مِنَ اللهِ شَيْئًا يَاصَفيَّة عَمَّة رَسُوْلِ اللهِ لاَأَغْنَى
عَنْكَ مِنَ اللهِ شَيْئًا يَافَاطِمَة بِنْت رَسُوْلِ اللهِ سَلِيْنِى من مالى ما
شِئْتِ لاَأَغْنِى عَنْكِ مِنَ اللهِ شَيْئًا (إرشاد العباد : 116)
Pengertian Bapakseperti tersebut diatas, perlu saya
berikan tanggapan yaitu pada Hadits yang
pertama dan kedua adalah dasar untuk HAQIQOTUL AMRI, bukan seperti rokyu Bapak
tersebut diatas. Adapun masalah syari’at atau lahiriyah seseorang tetap akan
menerima balasan amalnya. Hal ini banyak disebutkan dalam Al Qur’an sebagai
berikut :
فَمْنْ يَعْمَلْ
مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَاه وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَراه
(الزلزلة : 7-8)
إِنَّ
الَّذِيْنَ أَمَنُوْا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتُ النَّعِيْمِ
(لقمان : 8)
Pada hadits kedua, kalau hanya
sekedar kita baca leterleknya (lafadz-maknanya) seperti pemahaman Bapak itulah jadinya.Untuk
itu marilah kita telaah kembali beberapa kitab yang mengupas makna hadits
tersebut. Seperti di dalam Kitab Syawahidul Haq oleh Syaikh Yusuf Bin Ismail an
Nabhani pada hal 496 beliau memberikan penjelasan sebagai berikut :
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كُلّ نَسَبٍ وَسَبَبٍ يَنْقَطِعُ
يَوْمَ القِيَامَةِ إلاَّ نَسَبِى وَسَبَبِى (رواه بن عساكر عن ابن عمر وَقَدْ
قَالَ تَعالَى (وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضَى) ولايرضيه صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الا سعادة اقاربه الأَقْرب فالأقْرب وَإِنَّمَا قَالَ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَهُمْ "لاَأَغْنَى عَنْكَ مِنَ اللهِ
شَيْئًا" تَعْظِيْمًا لِجَانِبِ الحَقِّ تَعَالَى.
Dan di dalam Tafsir Syowi dijelaskan mengenai Hadits tersebut
sebagai berikut :
وَأَمَّا مَا مَرَّ مِنْ قَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
لِفَاطِمَةِ بِنْتِهِ أَنَا أَغْنِى عَنْكَ مِنَ اللهِ شَيْئًا فَهُوْ تَحْذِيْرٌ
لَهَا مِنَ الكُفْرِ الَّذِى بِهِ تَنْقَطِعُ الأَنْسَابُ (حاشية لصاوى على
الجلالين ثالث, لقمان)
Pada dasarnya Rosulullah SAW tetap bertanggung jawab dan
mensyafa’ati kepada umatnya, lebih-lebih kepada keluarganya sebagaimana
disebutkan dalam sebuah hadits sebagai berikut :
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : شَفَاعَتِى لأَهْلِ الكَبائرِ مِنْ
أُمَّتِى (رواه احمد ونساء وابن حبان فى صحيحه والحاكم عن جابر)
Pengarangan Kitab Syawahidul Haq memberikan penjelasan dalam
masalah tersebut sebagai berikut :
كَيْفَ وَهُوَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ أَعْطَى الشَّفَاعَةَ فِى
سَائِر النَّاسِ فَيَشْفَعُ فِى الأَبْعَدِيْنَ وَيَتْرُكُ قرباءه المؤْمِنِيْنَ ؟
هَذا مِمَّا لاَيَكُوْنُ وَلاَيَتَصَوَّرُهُ عَاقِل (شواهد الحق ص 497)
Sedang selain Rosulullah SAW dapat mensyafa’ati kepada selainnya.
Seperti tersebut dalam hadits di bawah ini :
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَيَدْخُلُ الجَنَّةَ بِشَفَاعَةِ
رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِى أَكْثَرُ مِنْ بَنِى تَمِيْم (رواه احمد ونسائى وابن حبان فى
صحيحه والحاكم عن عبد الله )
Lebih-lebih Rosulullah SAW sebagai Sayyidul Anbiya’ wal mursalin wa
Sayyidul kholqi ajma’in, apakah masih perlu diragukan syafa’at beliau
?na’udzubillahi min dzalik.
Untuk kalimat selanjtnya dalam foto copy itu saya tidak akan
menanggapi, sebab pada dasarnya hanya
merupakan kaitan dari kesimpulan yang Bapak dari ambil dari beberapa keterangan
di atas. Ketidak ketelitian Bapak dalam menganalisa sesuatu permasalahan dan
kurang cermatnya Bapak dalam menerapkan dalil terjadilah kesimpulan yang
tidaktepat itu.
yg saya tdk setuju beliau itu memakai jubah sbg sulton auliya ghoust hadzazaman amir LDII JUGA NGAKU SBG SULTON AULIYA GHOUST HADZAZAMAN ini apa apaan ilmunya saja bayak nyadur dari kitab alhikam itu milik torekot sadzaliyah , lucu bin aneh kalo beliau itu sbg orang orang yg soleh bolehlah ,kalo salawatnya saya setuju aja tapi tak akan mengamalkan , tapi kolo sbg sulton auliya apa benar membohongi umat itu juga termasuk dosa besar ,apalagi menjual nama rosululoh saw
BalasHapusbanyak baca kitab ya....komen menunjukn kebodohan anda.
Hapuskamu itu sok sok an orang suruh baca kitab
Hapusmemang kamu sudah baca kitab
kamu itu sok sok an orang suruh baca kitab
Hapusmemang kamu sudah baca kitab
Neserra
Hapustentang takwil mimpi oleh mbah kholil bangkalan tentang mimpi mengencingi tanah yg gersang menjadi subur ,itu aneh kalo sebagai dasar takwil kyai makruf sbg sulton aulia itu salah besar seharusnya restu beliau bisa memudahkan urusan duniawi sebab urusan duniawi termasuk barang yg najis[ seharusnya takwil dr mbah khalil bangkalan spt ini]
BalasHapusBaik Mas, coba saya info sedikit.
HapusSaya jg khawatir salah dalam ibadah. Terkait dgn Sultonul Aulia, sy tempuh dgn Shalat Hajat dan Shalat Istikhoroh. Takut sesat mas.
Hajat saya intinya bahwa saya ingin dibukakan rahasia ttg Sultonul Aulia. Alhamdulillah sdh dpt jawaban.
Monggo dicoba munajat saat sepertiga malam mas... Insya Alloh dpt jawaban. Klo mw mimpi bertemu dgn Rasululloh lewat mimpi jg bisa... Insya Alloh diijabah...
semangat mas...
dasar dasar yg dipakai rujukan untuk mengesistensikan kelompok ini adalah kitab kitab milik torekot sadzaliyah tapi lucunya tdk mau mengamalkan torekot sadaliyah pingincari mudahnya , dan ini termasuk sbg pencuri pencuri ilmu
BalasHapusbaru kali ini saya membaca komen org bodoh ngomong seenak bacotnya saja....baru belajar ya
Hapusjalan torekot itu lebih sulit , sarat sarat torekot tentang seorang sulton auliya ;;seorang sulton auliya adalah dididik oleh sulton auliya ghoust sebelumnya, diangkat oleh rosululoh saw , disaksikan sulthon sebelum kewafatanya, sanat sanat ilmunya runtut tdk putus ,berani menghabiskan harta bendanya dijln Alloh di awal di tengah dan di akhir kehidupanya, tdk bergantung pd makhluk hanya bergantung pd alloh swt
BalasHapusBelajar bro....dari pada malu maluin
Hapusmenjual nama rosululoh itu termasuk kategori hadis palsu , kebanyakan aku mengamati kelompok wahidiyah itu orang orangnya hubudunya [ persis takwil mimpi tentang mengecingi tanah yg gersang menjadi subur]
BalasHapusrahadyan mahatma
HapusBelajar dulu baek baek nak baru COMENT
Ternyata BANYAK SEKALI KITAB YG BELUM ENTE BACA
kalo mimpi towaf keliling kakbah, mencium hajar aswat , di pangku rosululoh badanya kemasukan bulan itu okelah dan ini barang barang yg baiklah takwilnya, ini kencing yg jelas jelas hal yg najis dijadikan dasar sbg bakal menjadi wali kutub ghoust hadzazaman bisa bisa di ketawai oaloh mbah mbah keliru takwil jd landasan
BalasHapusotakmu yg najis
HapusCoba shalat hajat dulu mas... minta jawaban dr Alloh Yang Maha Mengetahui dan Maha Benar...
HapusInsya Alloh diberi jawaban.
tentang murit yg tanya sama rosululoh tentang hadzazaman di jawab oeh rosululoh di tunjuk mualif solawat wahidiyah , itu juga harus dicek tentang kejujurannya hadist saja bisa di palsu, kalo memang murit itu bisa ketemu rosululoh dicek khaliyahnya sehari hari,,pak de saya mengamalkan solawat selama 30 th tiap hari ribuan solawat yg dibaca saja tdk bisa mimpi ktm rosululoh saw , dlm dunia torekot sadzaliyah kalo tdk mujahadah serius saja tdk mudah , kalo cuma menghadikan rosululoh seolah olah mudah lah tp kolo benar benar nyata mimpi atau kasab tdk mudah
BalasHapusMaaf pak sblmny. Jika sy lancang dan tdk sopan sblm melakukan fonis alangkah baiknya datang kepondok dan bertNya lgs kepada pimpinan pondok. Minta penjelasan dan kelarifikasi dari sumbernya. Tdk lgs menjayuhkan fonis.seakan2 paling bener . Yen pemimpin seperti itu hancur tatanan
BalasHapusini bukan rahasia umum lagi , belajar torekot itulah yg tdk pernah putus sanat sanatnya dan tdk mudah menjadi seorang kyai apalagi seorang mursit apalagi seorang ghaust hadzazaman , sareatnya bagus kitabnya bagus belum tentu bisa ,jdi seorang kyai , apalagi mursit terutama torekot sadzaliyah yg berhak atas kitab kitab milik milik torekot sadzaliyah misal kitab al hikam dll
BalasHapusanda mengatakan seorang toreqot,,,tapi tidak mencerminkan seseorang yang bertoreqot...kalau anda tidak suka alangkah baiknya anda diam...koreksi sendiri toreqot anda...sudah baik atau belum..
Hapusanda mengatakan seorang toreqot,,,tapi tidak mencerminkan seseorang yang bertoreqot...kalau anda tidak suka alangkah baiknya anda diam...koreksi sendiri toreqot anda...sudah baik atau belum..
Hapusdlm alur torekot sadzaliyah dari abuya dimyati banten seorang mursit harus berani menghabiskan rizkinya dijalan alloh diawal ditengah dan di akhir kehidupanya ini salah satu sarat pokok , dan penghidupanya hanya bergantung kpd Alloh dll lihat blok pusat kekalifahan torekot sadzaliyah qodiriyah di yogyakarta dlm sarat sarat itu aku baca saya setuju sekali biar orang tdk mudah mengklaim dirinya atau gurunya seorang mursit apalagi seorang ghoust hadzazaman dan perlunya khalayak tau standarisasi
BalasHapuskan lain jalan,, lain pemandangannya .. tapi tetap satu tujuan kota yg hendak dicapai.
Hapuspepatah jawa mengatakan ilmu iku kanthi ngenger , laku lakon lan tekon bakal tekan tapi zaman ini orong bisa baca kitab hapal kitab sudah dianggap berilmu snoux horgonye juga bisa , iman harus diuji dihadapan guru yg pari purna , gimana ketakwaannya gimana kesahitanya dan ciri ciri sbg auliya Alloh, sidikin dan al ghoust hadzazaman gitu looooooo
BalasHapusKATA GUS DUR : "KITA HARUS BERANI MENGHADAPI DAN MENGATAKAN BAHWA (KH. MAKHRUS ALI DAN ORANG-ORANG YANG MENGATAKAN SHOLAWAT WAHIDIYAH SESAT/HARAM, Red.) MEREKA ADALAH DHOLLUN MUDZILLUN/ORANG YANG SESAT DAN MENYESATKAN UMMAT DAN MASYARAKAT. MAKA JANGANLAH TERPENGARUH ISU DAN HASUDAN MEREKA ITU. DENGARKAN BAIK-BAIK SAMBUTAN GUS DUR DALAM MUJAHADAH KUBRO DI PONPES KEDUNGLO KEDIRI JATIM BERIKUT :-------------------------------------------------------------------------------SAYYIDII YAA ROSUULALLOH .!
BalasHapusGUS DUR (KH. ABDURRAHMAN WACHID) ORA TERIMO WAHIDIYAH DISESATKAN (DIHARAMKAN) !
http://youtu.be/nvo3-uEBDz0
y
tidak ada orang yg rela dikatakan sesat tapa pada kenyataannya memang sesat, romo lathif memberi pengumuman bahwa Alloh akan mengangkat salah seorang jemaah wahidiyah dari sumenep madura menjadi wali Alloh lucu kalau didengar pengangkatan wali Alloh ada pengumumannya
BalasHapusorang buta walaupun diberitahu tetap ngk ngerti...ingat seandainya Rasulalloh SAW Beliau anda pada zaman sekarang pasti anda kontras...sebab berdsar otak anda Rasulalloh SAW.tidak pernah sekolah dan dari keluarga yg miskin. bagaimana ada percaya. Banyak baca kitab ya terutama sejarah para Sultonul Aulia....supaya ngk ditertawai orang
Hapusnabi aja jauh2 hari sudah ada yg tahu akan kenabiannya..dan bakal jadi nabi
Hapusnabi aja jauh2 hari sudah ada yang tahu akan kenabiannya... bakal jadi nabi
Hapusrahadyan mahatma@ anda kalau mau menyalahkan harus punya dasar juga donk.. haruz fair/fer.... ok thx
BalasHapusYahya Kebunpao@anda kurang membaca sejarah sejarah waliyullah sebelumnya,, makanya belajar dulu sebelum memberi komentar.. ok thx
BalasHapusLihatlah penuturan di atas?
BalasHapusLihat juga komentar-komentanya?
Siapa yang sopan dan tidak sopan?
Siapa yang mencaci? Berkata kasar? Berkata dengan kebencian?
Memang terlihat siapa di antara kita yang menerapkan Akhlaq Rasul saw dan tidak...
Tutur bahasa juga berbeda...
Hmmmmssss....satu jalan alloh harus bertengkar...
BalasHapusKapan keimanan bakal mendarah daging n persatuan menjadi dasar bersatu kalo satu agama pecah seperti itu...
Alloh alloh....
Hmmmmssss....satu jalan alloh harus bertengkar...
BalasHapusKapan keimanan bakal mendarah daging n persatuan menjadi dasar bersatu kalo satu agama pecah seperti itu...
Alloh alloh....
واسئلو أهل الذكر
BalasHapuskalau tidak faham jangan ngomong yang tidak'' ,,, tanyakanlah pada orang yang lebih tau dan ngerti,,, maksudnya orang yang alim billahi wa biahkamihi,,,
Alangkah baiknya dipelajari dulu, sebelum kita mengomentari sesuatu Hal. Ibarat kita masih melihat sudut rumah, tapi kita udah mengomentari ruang tamu Dan isi dapur,
BalasHapusInilah indonesia...
BalasHapusInilah indonesia...
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusZaman soyo edan,
BalasHapusDi mujahadahi saja,
BalasHapussemoga saja kita pengamal wahidiyah .tetap berada di barisan.fafirru illallah.dengan tegap mengibarkan bendera wahidiyah .
BalasHapuskun fayakun mati kabeh koe mlbu neroko koe seng ngelek ngelek wahidiyah
BalasHapuskoyok wes podo wusul kbeh......
BalasHapusoyo podo meker dewe2
koyok wes podo wusul kbeh......
BalasHapusoyo podo meker dewe2
umpomo sliramu sekar melati...
BalasHapusaku kumbang nyidam sari..
inamal a'malu binniat .kita harus bisa bedakan mana izazah dan mana ibadah.
BalasHapusYg wajib2 sajalah aku penuhi... Amalan2 yg tdk di contohkan nabi males..hhh
BalasHapusTakbirrr
HapusTakbirrr
Hapusiya betul mas.. amalan yg tidak dicontohkan Rasululloh bisa disebut bid'ah.
BalasHapusTp memang hrs kita akui bahwa zaman ini mngkn bs 100% pelaku bid'ah. contoh: Shalat Jumat pakai mikrofon, berdakwah pakai media sosial, bayar zakat pakai transfer rekening bank.
Saya dulu kontra dgn Wahidiyah mas.. Tp.sekarang sdh dpt jawaban dr hasil ijabah di shalat hajat dan istikhoroh. Monggo dicoba istikhoroh dulu..
Sama saya dulu juga kontras dg wahidiyah tp alhmdulillah sekitar 5 th kemudian Alloh memberiku hidayah kesadaran bhw Wahidiyah itu haq
HapusSama saya dulu juga kontras dg wahidiyah tp alhmdulillah sekitar 5 th kemudian Alloh memberiku hidayah kesadaran bhw Wahidiyah itu haq
HapusTakbir!!!
BalasHapusSaya merada sedih melihat komen orang yang menyalahkaulama akhirat .padahal mereka semua pernah sekolah. Kalau anak SD jangan menyalahkan guru apalagi beliau sudah sarjana bahkan Frofesor di bidangnya. Saya seorang guru SLTA ngajar matematika. Ketika saya tidak masuk tidak boleh diisi dengan bukan faknya. Kita mejaga Frofesionalitas. Mengapa anda yang bukan ahli tasauf berani menilai seorang ulama yang luar bisa dalam kilmuaanya. Pada yang mengomentari itu bukan ahlinya. Maaf sekalipun saya sedikit mengert fisika dan kimia tapi tidak mengerti sepenuhnya tentang fisika dan kimia. Demikiananlah dunia pendidikan formal yang kita lalani. Mengapa terhadap para ulama yang melaut ilmunya tidak menaruh rasa hormat sedikitpun. Padahal alangkah jaunhnya keilmuan yang beliau kuasai dengan pengetahuan kita. Walu alam bissowab
BalasHapusYang mau mengamalkan sholawat wahidiyah silahkan. Yg penting setelah mati, nanti tidak ada waktu kg utk merevisi kesalahan2 amaliyah kita di dunia. Lbh baik yg sesuai ajaran rosul saja
BalasHapusKembali ke Qur'an dan Hadits saja. Yg aneh2 macam sholawat ini gak usah diikuti. Ini urusan akhirat. Jgn buat main2.... Dalilnya pun lemah semua. Hanya orang bodoh yg mau mengikuti sesuatu yg bodoh
BalasHapusHehehe rame amat, aku ikut yg lebih tua ... Yg tak pake dasi, dan jelas sanadnya
BalasHapusKalau tanggapan kami pribadi tidak masalah sih mau mengamalkan shalawat Wahidiyah atau tidak.Karena itu hak masing2.Kalau dikatakan bahwa KH Abdul Majid sebagai Sulthonul Awliya ya boleh2 saja bagi yang meyakininya karena setiap Thoriqoh itu memiliki sulthonul awliya sendiri2.
BalasHapusNamun yang perlu digaris bawahi bahwa Thoriqoh Wahidiyah ini tidak dimasukkan sebagai Thoriqoh yang Mu'tabaroh di JATMAN.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapushttps://sites.google.com/site/aliranwahidiyah/
BalasHapusSaudraku semua lebih awaslah terhadap nafsumu krna lengah sdkt sj setan akn menguasai hatimu danmeniupkan api kedengkian kedlm hatimu. Adpun masalah bnr dan slh tergntg hati kita saat menilainya apkh saat dikuasai nafsu atau sebaliknya. Ariflah menyikapi segala sesuatu agr tak menyesal di kemudian.
BalasHapusSaudraku semua lebih awaslah terhadap nafsumu krna lengah sdkt sj setan akn menguasai hatimu danmeniupkan api kedengkian kedlm hatimu. Adpun masalah bnr dan slh tergntg hati kita saat menilainya apkh saat dikuasai nafsu atau sebaliknya. Ariflah menyikapi segala sesuatu agr tak menyesal di kemudian.
BalasHapusWahidiyah sesat atau tidak kita akan tahu jawabannya kelak di akhirat.Kalau di dunia kategori sesat itu masih belum ada titik temu antara satu golongan dengan golongan lainnya.Kita sama2 menunggu keputusan dariNya di hari penghakiman.Entah siapa yg sesat dan siapa yang mendapat petunjuk mari kita sama2 fastabiqul khoirot.Kita sama2 berusaha menuju ke jalanNya dan hanya Dia yang berhak memutuskan perkara ini.
BalasHapusSalam kenal dari al Faqir ikhwan Qodiriyah Sidoarjo-Surabaya
Horeeeee.....asiiiiikkkk....
BalasHapusSemua pada bingung dan cakar²an rebutan menjadi pemilik sah "jalan" yg benar....
😁😁😁😁😂😂😂
Astagfirllahaladzim semoga Allah memberi hidayah petunjuk untuk semua umat muslim ....jangan suka saling menyalahkan menghujat ....lebih baik marilah qt mencari kesalahan pada diri qt sendiri , krn sesungguhnya diri yg merasa salah dzolim adalah yg diaayang Allah ...berdoa minta petunjuk pada Allah jangan suka menghujat mencemooh yg tak berdasar.....klo ternyata memang wahidiyah tdk sesat siapkah sanggupkah anda semua menerima dosa yg engkau sakiti beribu umat manusia krn kalimat yg tak bertanghung jawab.....wahidiyah ini menjernihkan hati bener bener lillah billah mencari ridho Allah ...apapun yg qt lakukan entah sholat makan mandi tdr ngaji semua itu krn Allah jadi bukan linafsi binafsi ...bukan untuk nafsu semata melainkan krn Allah ....dalam edaran nya pun semua jg tentang Allah n Nabi Muhammad SAW....tdk ada yg menyimpang untuk masalah gousthu hadza zaman pun beliau tdk pernah mau mengatakan aulia .....itu semua santrinya sendiri yg mengatakan ....beliau cuma menyuruh kirim alfatehah pada goutsu hadza dzaman afar tw sendiri siapa sulton aulia ....jadi beliau belum pernah satu kalipun merasa dirinya aulia ...malah yg ada merasa selalu salah n merasa sama dg santrinya tdk merasa tinggi n tdk merasa hebat....jika ingin lebih jelas monggo dtg sowan tanya langsung pada beliau sehingga tdk ada lagi fitnah yg tak bertanggung jawab .....mohin maaf jika saya ada salah kata .....saya hanya mebceritakan yg saya ketahui n ceramah2 beliau jg sudah banyak beredar di youtobe semua lillah billah hanya Allah Allah Allah .....wassalamu
BalasHapusalaikum wr wb
Saya amati semua coment kok ada dua kubu,yg pro & contra,masing2 merasa bener, ini ajaran AGAMA bukan POLITIK, sopo podo ISTIGHFAR, kebenaran itu bukan manusia yg tentukan, kebenaran adalah HAQ ALLAH SWT.
HapusOrang yang Bijak dia tidak akan berani berkomentar negatif/baik dalam suatu perkara yang dia belum tau jelas perkara sedikit ilmu dalam bidang itu..
BalasHapusAlangkah baiknya saudara2 sebelum berkomentar Tabayyun dan konsultasi dulu sebelum memfonis..
Bukankah begitu yang Rosulullah sholallahu 'alaihi wassallam contohkan kepada kita semua.. 🙏
Semoga kita semua di beri Petunjuk Oleh Allah jalan yang Lurus..
Selalu Lillah dan Billah..