HUSNUDH
– DHON
Husnudh-dhon adalah berbaik sangka atau
berprasangka baik kepada Alloh Wa Rosuulihi e, kepada orang lain dan umumnya
kepada sesama makhluq. Terhadap Alloh wa Rosuulihi e seharusnya bukan hanya husnudhon
melainkan harus husnul – yaqin !
Husnudh-dhon atau husnul-yaqin
itu menjadi kuncinya berbagai gudang hikmah, merupakan tangkainya
bermacam-macam faedah dan menjadi sumber dari bermacam-macam manfaat
dan mashlahah. Sebaliknya, berprasangka buruk atau “suu-udh-dhon”
menjadi sumber dari bermacam-macam fitnah, menjadi lubang / jeglongannya
bermacam macam mafsadah dan menjadi markasnya bermacam-macam
pertengkaran dan per-musuhan, serta merupakan gempa bumi penggoncang
kekom-pakan dan persatuan.
Maka dari itu kita harus
selalu husnudhdhon kepada siapa saja
sekalipun bagaimana keadaannya. Hanya terhadap musuh atau orang mencurigakan kita
harus curiga dan waspada. Kalau perlu harus su-udh-dhon terutama
kepada nafsu kita sendiri. Bukankah nafsu adalah musuh setiap insan ?
Sebagaimana sabda Rasulullah e :
أَعْــدَى عَــدُوِّكَ نـَفْـسُـكَ
الَّــتِي بـَيْـنَ جَـنْـبَـيْـكَ
ر(رواه البيهقي عن ابن عباس رضى
الله عنهما)
“Sejahat-jahat
musuhmu adalah nafsumu yang berada pada dirimu”. (Riwayat Baihaqi dariIbnu
Abbas)
Jadi terhadap nafsu masing-masing harus mencurigai.
Sekalipun ketika kita sedang menjalankan taat. Malah justru ketika melakukan
taat itulah kita harus lebih waspada terhadap gerak-gerik nafsu yang pada
saat-saat seperti itu menggunakan seribu satu macam cara untuk merusakkan
amal-amal ibadah dengan menaburkan racun ‘ujub, riyak takabur
dan sebagainya dengan cara yang halus sekali. Orang yang belum sadar BILLAH,
pasti terkena oleh tipu daya nafsu dan meminum racun ‘ujub riyak dan
sebagainya itu tetapi tidak merasa bahwa yang diminum itu racun yang mematikan.
Ada suatu hikayah. Syekh Juned Al Babhadadi y seorang Waliyulloh yang
terkenal, pada suatu hari melihat seorang laki-laki masih muda dan masih kuat
badannya meminta-minta (mengemis ) di muka suatu masjid. Dalam hati Syekh Juned
timbul suatu angan-angan : “Sayang orang itu; masih muda dan masih kuat
badannya kok peker-jaannya mengemis; Seandainya dia mau bekerja tentu ia
menjadi terhormat”.
Pada malam harinya Syekh Juned terasa berat dalam
menjalankan “aurod lailiyah” yang sudah menjadi kebiasaan-nya.
Akhirnya tertidur, dan di dalam tidurnya itu beliau ber-mimpi didatangi
beberapa orang yang membawa bungkusan dan menyerahkan bungkusan tersebut kepada
Syekh Juned sambil berkata : “Makanlah daging mentah saudaramu yang kamu
berprasangka buruk dalam hatimu siang tadi”. Setelah dibuka ternyata isi
bungkusan tersebut adalah gumpalan daging manusia. Syekh Juned terkejut dan
terbangun. Pagi harinya beliu mencari pengemis yang dilihatnya kemarin di depan
masjid. Setelah bertemu beliu minta maaf . Begitulah akibatnya suu-udhdhon
atau berprasangka buruk dalam hati.
Maka dari itu kita harus
membiasakan hati kita untuk selalu berhusnudh-dhon kepada siapapun juga.
Misalnya terhadap orang yang belum dikenal atau sekalipun sudah kita kenal, husnudh-dhon bahwa
orang itu adalah dari kalangan orang baik-baik, orang sholeh dan termasuk Waliyyulloh
dan minal’aarifin dan sebagainya. Dengan cara demikian insya Alloh
kita selamat dari bahaya suu-duh-dhon. Insya-Alloh jika LILLAH
BILLAH dan LIRROSUL BIRROSUL kita
memancar dengan baik, maka hati kita dapat selalu husnudh-dhon kepada
siapa saja, dan husnul-yaqin kepada Alloh wa Rosuulihi e. Disabdakan di dalam
hadits Qudsi
أَنـَا عِـنْـدَ ظَــنِّ
عَـبْـدِيْ بِـي إِنْ خَــيْرًا فَـخَــيْرٌ وَإِنْ شَــرًّا
فَـشَـــرٌّ
(
رواه ابـو نـعـيم والـطــبراني
وابـن عســاكر عن أنــس)
“AKU, menurut prasangka hamba-KU; jika
berprasangka baik menjadi baik, dan jika buruk menjadi buruk”. (Riwayat Abu
Na’im, Tabroni dan Ibnu Askir dari Anas).
Suu-udh-dhon itu
tegas-tegas dilarang Alloh :
يآأَيُّهَاالَّذِينَ
آمَنُواْ اجْتَنِبُواْ كَثِيراً مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ
وَلاَ تَجَسَّسُواْ وَلاَ يَغْتَب بَّعْضُكُمْ بَعْضاً أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن
يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتاً فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُواْ اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ
تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ (
49-الحجرات: 12)
Artinya kurang lebih :
“Hai
orang –orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sesungguhnya
sebagian dari prasangka itu adalah dosa, janganlah kamu mencari kesalahan orang
lain, dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah
seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka tentulah
kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Alloh; sesungguhnya Alloh
Maha penerima taubat lagi Maha penyayang ”. (49 – Al hujurot-12)
Kebenaran ayat tersebut dialami oleh Syekh Juned seperti di atas.
Orang yang suu-udh-dhon otomatis lupa kepada Alloh, tidak sadar atas qudrat
dan irodat Alloh, pada hal :
قُـــلْ كُلٌّ مِــنْ عِـنْــدِ
اللهِ (4- النسآء : 78)
"Katakanlah, segala-galanya itu dari Alloh”
(4-An Nisaa-78)
لِكُلِّ
شَـيْئٍ حِـكْــمَةٌ وَلِـكُلِّ شَـيْئٍ فِـتـْنَــةٌ
“Segala sesuatu itu ada hikmahnya dan ada fitnahnya”.
Kita harus mengambil
hikmahnya. Maka harus selalu husnudh-dhon ! Jika kedahuluan su-udh-dhon kita
tidak bisa mengambil hikmahnya. Yang muncul adalah fitnah dan mafsadah-nya.
Hikmahnya tertutup tidak nampak kepada kita akibat suu-udh-dhon. Yang dimaksud
hikmah yaitu mana-mana yang mendatangkan kebaikan dan menjadi sebabnya semakin
dekat kepada Alloh wa Rosuulihi e.
Hubungan
husnudh-dhon Imam Syafi’i y mengatakan :
مَـنْ
أَحَـبَّ أَنْ يـُخْـتـَمَ لَـهُ
بِـخَــيْرٍ فَـلْـيُحْـسِنِ الــظَّــنَّ بِـالـــنَّــاسِ
(Barang siapa ingin memperoleh husnul-khotimah, maka
berhusnul-dhonlah kepada manusia).
Perlu diperhatikan, bahwa di samping husnudh-dhon, harus
waspada dan bijaksana. Dan disamping su-udh-dhon (kepada nafsunya
sendiri terutama), juga harus bijaksana dan berhati-hati ! Jadi dua
bidang harus diisi sekaligus ! Bidang husnudhon harus diterapkan dengan dijiwai LILLAH-LLAH
LIRROSUL-BIRROSUL LILGHOUTS-BILGHOUTS dan bidang kewaspadaan juga harus
dilakukan lahir dan batin. Suu-udh-dhon kepada nafsu harus terus menerus
ditingkatkan.Begitu pula husnul yaqin kepada Alloh I harus senantiasa kita
jadikan pandangan optimis ! Pokoknya kita harus mengisi segala bidang yang harus kita
isi ! Jangan sampai tertipu oleh nafsu. Lebih-lebih jangan sampai menganggap entheng
terhadap kewajiban-kewajiban terutama yang berhubungan dengan Alloh wa
Rosuulihi e sekalipun kelihatannya
kecil. Dan jangan sampai menganggap remeh terhadap munkarot dan maksiat
sekalipun betapa sepelenya. Pokoknya harus “Yukti Kulla Dzii Haqqin
Haqqoh” dan “Taqdiimul Aham Tsummal Anfa’ Fal
Afa”.
وَالْـحَـمْـدُ
ِللهِ رَبِّ الْـعَـالَـمِــيْن
Di bawah ini dinukilkan shalawat-sholawat nadhom juga karangan
Hadlrotul-Mukarrom Romo K.H. Abdoel Madjid Ma’roef Muallif Sholawat Wahidiyah.
Ketika membaca supaya dijiwai LILLAH-BILLAH LIRROSUL-BIRROSUL
dan LIL-GHOUTS-BILGHOUTS dengan adab, ta’dhim, mahabbah lahir
batin sebaik-baiknya. Mari sebelumnya kita menghaturkan hadiah bacaan surat Al
Fatihah kepada Beliau dan kepada siapa saja yang ada hubungan masalah ini.
Lahumul Faatihah !
|
الـحمد لله الصلاة و السلام
|
*
|
عليك والآ ل بك
الـخير النـعم
|
|
|
يا سيدى يا سيدي
أدركني
|
*
|
أنــت رسو ل
الله حـقــا ربــني
|
|
|
والا هل والأ
ولاد والذ عمل
|
*
|
بالـواحـديـة
بـفـضـل ذى العلى
|
|
|
والمسلمين
المسلمات أجمعين
|
*
|
أنت حبــيب الله رب الـعالمين
|
|
يارحمة لـلـعـالـمـين
والتمــــام
|
*
|
والخير منك والنجاح والسلام
|
|
|
|
|
|
Terjemah :
“Segala
puji bagi Alloh. Sholawat dan salam-Nya semoga tercurah ke pangkuanmu dan
keluargamu (yaa Rasuu-lِAlloh)’. Sebab Engkaulah segala kebaikan dan
kanikmatan”.
“Duhai
Pemimpin kami, duhai Pemimpin kami, Engkau adalah Rasul Alloh yang haq.
Bantulah kami, bimbing dan didiklah diri kami,
dan
keluarga kami, anak-anak kami, serta para Peng-amal Wahidiyah, dengan fadhol
AllohYang Maha Luhur”.
serta segenap kaum Muslimin dan Muslimat,
“Engkau adalah kekasih Alloh Robbul’alamin.
Dduhai
Pembawa rahmat bagi seluruh ‘alam, dari / sebab
Engkau lah kebaikan, kesempurnaan, keselamatan dan kebahagiaan d-
datangkan !”.
بـجـــاه النـبي أصـــل الـعــــــالـــم
|
*
|
وروحـــــه صـل عـلـيه سـلـم
|
يــا ربـــنـا
وآلــــه وصـــــــــحبه
|
*
|
واجـــمـع لـنـا بـه كـــذا عـلــيه
|
واغـفر لنا
وافـتح لناوالطف بنا
|
*
|
يــاربــنـا يـاربـنـــــا يـا ربـــنــــا
|
“IJMA’
LANAA BIHI : maksudnya memohon semoga dapat sadar BIHAQIIQOTIL
MUHAMMADIYAH”, sadar kepada ashlu jamii’l-kholqi, yakni nuuru Muhammaddin e .
“KADZAA ‘ALAIHI” :
maksudnya memohon semoga dapat dikumpulkan dengan Rosulullah e.
بـخـير خـلـقـك
شـفـيع الأمـــم
|
*
|
يـا ربـنـا صــل عـلــيه ســـلـــم
|
والآل غــرقـنا
بـبحر الـوحــدة
|
*
|
في كل حــال دآئـمــا وسـاعـــة
|
Alhamdulilah
dengan memperbanyak membaca sholawat tersebut disamping Mujahadah Wahidiyah
akan dikaruniani kemajuan dan peningkatan melakukan istighroq.
بـخــير خـلــقـك شـفـيع الأ
مـم *
يــاربـناصـــل عــــلـيـه
ســـلــــم
والآل بـارك هــذه الـواحـديـة
* بــركـــة مـحـيطـة ومـسـعــــــدة
Sholawat penyiaran.
يــاربــنـا
الـلـــهــــم صـــل سـلـم
|
*
|
عــلى مـحـمـد شـفـيــع الأ مــم
|
والآل واجـــعـل
الأنــام مسرعـين
|
*
|
بـــالــواحــديــة لـرب الـعـالـمـين
|
يـاربنا اغـفـر
يسر افـتح واهدنا
|
*
|
قـرب وألــف بـيـنـنــا يـــا ربــنــا
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar