بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
(مَاقَادَكَ شَىْءٌ
مِثْلُ اْلوَهْمِ)
BISMILLAAHIR
ROHMAANIR ROH1M.
“MAA QOODAKA
SYAIUN MITSLUL WAHMI”
Tidak ada suatu yang lebih kuat mempengaruhi atau menekan dari pada “waham”
atau “khoyal” - berangan-angan. Artinya, “waham” atau berangan-angan itulah yang
menjadi sebabnya timbulnya rasa thomak atau mengharap bantuan atau pertolongan
kepada orang lain. Malah, bantuan atau pertolongan dari apa saja, selain
Alloh Ta’ala. ”Waham” atau “Khoyal” itu mendesak timbulnya menjagakan
kepada orang lain. Dari orang tuanya, dari familinya, dari lawannya, menjagakan
kepada sawahnya, kepada tokonya, kepada usahanya, kepada pasarnya,
kepada ilmu dan teori-teorinya, dan lain-lain sebagainya. Pokoknya boleh
dikatakan bahwa menjagakan kepada selain Alloh itu adalah “Khoyal”.
“Khoyal”, itu sesungguhnya tidak ada. Coba, kita
membayangkan naik mobil Mersi
misalnya. Ini sesungguhnya kita kan tidak naik mobil itu. Jadi sesungguhnya tidak ada. Dan begitu juga,
sesungguhnya manusia tidak dapat berbuat
sama sekali. Sawah, pasar, toko, dll, sesungguhnya tidak dapat membuahkan apa-apa jika tidak digerakkan oleh
Alloh SWT. Semata-mata, 100 persen,
tunduk kepada Alloh SWT !.
سَبَّحَ ِللهِ
مَافِىالسَّمَوَاتِ وَمَافِىْاْلاَرْضِ (الصاف: ١)
“SABBAHA
LILLAHI MAA FISSAMAAWAATI WAMAA FIL ARDLI”.........
(61 Shoff-1)
Semua apa
saja yang ada dilangit dan dibumi bertasbih kepada Alloh, Artinya suujud,
tunduk kepada Alloh. Diapakan saja oleh Alloh Ta’ala, tunduk, patuh !. “KUN
FAYAKUUN”.
Tetapi anehnya, mengapa kita manusia kok tunduk kepada sawah, kepada pasar, kepada pekerjaan,
kepada harta benda dan sebagainya. Ini sesungguhnya
tunduk atau menjagakan barang yang sesungguhnya tidak ada. Ini merupakan bahaya yang besaaar sekali terhadap
Tauhid !. Ini adalah penyakit Tauhid
yang paling besar sekali!. Yaitu “Waham” atau berangan-angan. Para hadirin hadirot, marilah kita mengadakan koreksi kepada pribadi masing-masing
!. Pernahkah Tauhid kita kejangkitan penyakit “Waham” yang berbahaya ini
?. Menjagakan kepada selainnya Alloh SWT, takut kepada selainnya Alloh SWT,
itu berarti kena penyakit “waham” !. Pada sesungguhnya :
اَلَّذِيْ يَنْفَعُ
وَيَضُرُّ لَيْسَ اِلاَّاللهُ
ALLADZII
YANFA’U WAYADLURRU LAISA ILLALLOH. Yang dapat memberi manfaat dan
merugikan, yang dapat menyelamatkan dan menghancurkan, hanya Alloh SWT !.
Jika kita menjagakan sawah kita, berarti kita diselamatkan atau ditolong
oleh sawah. Padahal, sawah tidak mungkin memberi hasil kepada manusia jika
tidak dikehendaki oleh Alloh SWT !.
Para hadirin hadirot, mari kita tinjau keadaan pribadi kita masing-masing!.
Dalam salah satu Hadits Rosuululloh saw disabdakan antara lain maksudnya, besok pada
akhir zaman banyak orang yang sore beriman, paginya kafir!. Bahkan, sekarang
iman, nanti sejam lagi sudah kafir. Bahkan, sedetik iman, detik kemudian kafir !. Mari
para hadirin hadirot, kita mencurahkan perhatian yang sungguh-sungguh soal
ini !.
Jadi,
“waham” atau “khoyal” atau berangan-angan itulah yang menyebabkan
orang terjerumus kedalam jurang kekufuran. Mungkin sekali jika kita kurang
waspada, sudah terjerumus jaaauuh kedalam jurang kekufuran tapi tidak merasa,
para hadirin hadirot!. Oleh karena itu kita harus senantiasa koreksi, harus
senantiasa waspada terhadap bahaya maut yang menghancurkan iman dan tauhid
kita !. Jika iman dan tauhid sudah hancur, sudah suulit sekali dapat
dikembalikan kepada kejayaan kita !.
اِنَّّ اللهَ
لاَيَغْفِرُ اَنْ يُشْرَكَ بِهِ...الآية
“INNALLOHA LAA YAGHFIRU AN-YUSYROKA
BIHI......” Alloh sama sekali tidak memberi ampun jika dipersyirikkan
!.
“Khoyal” atau “waham”, menjagakan selain Alloh, menjagakan ini takut itu dan
sebagainya, adalah bahaya besar yang menghancurkan iman dan tauhid kita,
menjerumuskan kedalam jurang syirik yang tidak diampuni oleh Tuhan itu !.
“Nafsu”, senantiasa ingin senantiasa tunduk kepada
“bayangan” Orang, manusia, yang sudah
diberi akal yang sehat, tapi umumnya condong kepads sifat-sifat bahiriyahnya. Sudah dijadikan manusia
dengan bentuknya yang paling baik,
tapi ingin menjadi hewan !. Ini umumnya manusia !. Mari para hadirin hadirot, kita sadar, mari kita sadar !. Kita diberi
kedudukan yang mulia ‘indalloh. Tidak ada
makhluq lain yang lebih mulia dari pada kita manusia !. Mari kita sadari akan kedudukan kita, kita pegang, kita tempati yang
setepat-tepanya sampai mati!.
Para hadirin
hadirot hadirot, dalam bidang syari’at kita boleh, bahkan diharuskan
kita usaha, kita berperhitungan dan sebagainya. Tetapi jangan lengah, kita harus
pandai-pandai mengisi bidang-bidang yang harus kita isi !. Dengan pengisian yang semestinya!. Bidang-bidang Islam, bidang syari’at, harus
kita isi sepenuh mungkin !. Bidang LILLAH harus kita isi sepenuh mungkin!. Bidang iman, bidang
tauhid, bidang BILLAH, harus kita isi sepenuh mungkin.
فَلاَ يَسْلَمْ مِنَ
الطّّمَعِ فِىالْخَلْقِ وَالرُّغْبَةِ فِيْمَا بِأَيْدِيْهِمْ إِلاَّ أَهْلُ
اْلوَرَعِ الْخَاصُّ وَهُمْ أَهْلُ الْقَنَاعَةِ وَالتَّوَكُّلِ الَّذِيْنَ سَقَطَ
مِنْ قُلُوْبِهِمْ عَلاَقَاتُ الْخَلْقِ...
FALAA YASLAMU
MINAT-THOMA’ FILKHOLQI WAR-RUGHBATI FIIMAA BIAIDIIHIM ILLA AHLUL WARO’IL -
KHOOSH, WAHUM AHLUL – QONAA’AH WAT-TAWAKKUL ALLADZIINA SAQOTHO MIN
QULUUBIHIM ’ALAQOOTUL KHOLQI FALAA YAHTAMMUUNA LIRRIZQI
Pokoknya, orang selama belum kuat iman dan tauhidnya, selama belum sadar kepada
Alloh SWT dengan arti sesungguhnya, dengan sadar yang sesungguhnya,
orang itu masih dikuasai oleh “ciptaan”, “angan-angan”,”khoyal”, Senantiasa
kuatir yang tidak-tidak !. Selalu menjagakan apa yang tidak boleh dijagakan.
Senantiasa takut kepada bayangan ! Malahan yang semestinya, yang seharusnya
dijagakan, tidak dijagakan !.
Yang
semestinya menjadi tempat harapan, tidak diharapkan !. Yang semestinya harus
ditakuti, tidak ditakuti, tidak ditakuti !. Alloh SWT !. selama orang masih dijajah oleh
imperialis nafsu otomatis senantiasa berlarut-larut tunduk kepada “khoyal”
angan-angannya. Pokoknya tidak bisa selamat dari “khoyal”- berangan-angan,
selama tidak sadar kepada Alloh SWT !. Istilah disini disebut “ahlul-waro” yang
“khushush”, Ahlul-qona’ah-ahli menerima. Artinya menerima bahwa dirinya adalah hamba
Alloh yang apes yang membutuhkan pertolongan Alloh Tuhannya. Hanya satu Tuhan
!. Tuhan Yang Maha Kaya, Tuhan Yang Maha Pemurah !. Jika Alloh memberi,
diterima dengan penuh kesadaran dan berterima kasih, bersyukur yang tak
terhingga !. Apabila dalam keadaan susah atau menderita, diterima dengan rela
dan puas hati terhadap Alloh SWT. Mereka tidak menjagakan sawahnya, tidak menjagakan
pasarnya, tidak menjagakan usahanya, tidak menjagakan
kepada Alloh !. Tidak takut seandainya dagangannya tidak laku, tidak bimbang jika perhitungannya meleset. Tidak
bangga, tidak sombong karena usahanya
berhasil. Tidak sombong karena teorinya tepat. Dan lain-lain sebagainya.
Diantara kita termasuk yang mana, para hadirin hadirot, kita mengetahui pada diri
masing-masing !. Pengalaman kita bagaimana, mari para hadirin hadirot, kita tinjau
diri kita masing-masing !. Jika kita mau dengan jujur menengok kepada keadaan yang
sudah-sudah, otomatis mengerti bagaimana sesungguhnya keadaan saya
ini !.
Aku selalu menjagakan sawahku, aku selalu
menjagakan pasarku, usahaku dan lain-lain sebagainya. Bahkan pernah aku menjagakan
sawahku sudah tinggal panen, tinggal memetik, tapi tahu-tahu dihabiskan wereng.
Aku pernah menjagakan
dagangan yang sudah ada petung mateng, tapi tahu-tahu bukan untung tapi
rnalah rugi. Lebih-lebih akhir-akhir ini para hadirin hadirot, bidang ekonomi
terutama. Banyak hal-hal yang dijagakan, tapi temyata akhirnya meleset, karena
orangnya yang bersangkutan tidak tepat janji, atau karena ‘udzur dll. Banyak
sekali soal ekonomi yang sudah diperhitungkan dengan matang tapi ternyata
mleset!. Banyak sekali dalam kehidupan kita sehari-hari !.
Para hadirin hadirot!. Itu sesungguhnya peringatan Alloh SWT, saking kasih
sayangnya Alloh kepada kita, para hadirin hadirot!. Diperingatkan supaya manusia
jangan sampai menjagakan selain Alloh SWT !. Tapi mengapa manusia masih terus
saja mau berlarut-larut menjagakan manusia !. Masih mau ngengkel saja
mengandalkan usahanya, mengandalkan hartanya, mengandalkan ilmu dan teorinya !.
Mari para hadirin hadirot, kita sadar !. Mari para hadirin hadirot, kita FAFIRRUU
ILALLOHI WA ROSUULIHI SAW !.
اَنْتَ حُرٌّ
مِمَّااَنْتَ آيِسٌ وَعَبْدٌ لِمَا اَنْتَ لَهُ طَامِعٌ
“ANTA HURRUN
MIMMAA ANTA ‘ANHU AAYISUN, WA ABDUN LIMAA ANTA LAHU THOOMI’UN”
(Engkau
bebas merdeka dari apa yang engkau putus asa dari padanya, dan engkau adalah
hamba dari pada yang engkau jagakan yang engkau andalkan). Jika kita
menjagakan sawah, berarti kita hambanya sawah !. Kita menjagakan pasar berarti
hambanya pasar, mengabdikan diri kepada pasar !. Kita mengandalkan
perusahaan, mengandalkan selainnya Alloh, berarti mengabdikan diri kepada
selain Alloh. Pokoknya, kita menjadi hamba dari apa yang kita harapkan.
Jika kita mengharap kepada Alloh, kita menjadi hamba Alloh !. Jika kita
mengharap atau menjagakan lainnya, entah itu sawah, entah itu pasar, entah itu ilmu dan
sebagainya, otomatis menjadi hamba dari macam-macam itu !.
Para hadirin hadirot, mari kita perhatikan sungguh-sungguh !. Ini soal yang paling
pokok !. Kita hidup didunia hanya satu kali ini. Jika kita menjadi hambanya
sawah !. Sawah, yang kita menjadi hambanya itu, akan dijadikan siksa untuk
menyiksa kita, para hadirin hadirot!.
فَتُكْوَى بِهَا جِبَا
هُهُمْ وَجُنُوْبُهُمْ وَظُهُوْرُهُمْ تق هَذَامَاكَنَزْتُمْ
ِلأَنْفُسِكُمْ فَذُوْقُوْامَاكُنْتُمْ تَكْنِزُوْنَ (التوبة: ٣٥)
“FATUKWA
BIHAA JIBAAHUHUM WAJUNUU BUHUM WADHUHUURUHUM
HAADZA MAA KANAZTUM
LIANFUSIKUM, FADZUUKUU MAAKUNTUM TAKNIZUUN”
(9-At-Taubat 35)
(.... Maka dibakarlah dia, lambung
dan pinggang mereka dengan harta benda yang mereka andalkan sambil
dikatakan kepada mereka: “Inilah harta bendamu yang kamu
simpan untuk dirimu sendiri, yang kamu bangga-banggakan, maka rasakanlah
sekarang apa-apa yang kamu simpan itu).
Dijadikan siksa para hadirin hadirot!. Mari para hadirin
hadirot, apabila kita selalu menjagakan selalu mengandalkan apa-apa
selainnya Alloh, ketika dicabut Izroil jiwa kita menjadi rebutan antara
Izroil dan apa-apa yang kita andalkan kita jagakan itu, para hadirin hadirot !. Rebutan antara
Izroil dan sawah, dan pasar, dan ilmu, dan..........apa saja yang pernah kita jagakan.
Alangkah
beratnya, alangkah parahnya jiwa yang dipakai rebutan itu !. Sekalipun akhirnya toh
Izroil yang menang, akan tetapi sawah, pasar, usaha, keluarga dan lain-lain itu
sempat kuat sekali menarik roh jiwa kita, para hadirin hadirot!.
Mari para hadirin hadirot kita perhatikan sungguh-sungguh
!. Ini tidak berarti kita dilarang mengurusi sawah, mengurus pasar, mengurus
pekerjaan, mengurus kepentingan-kepentingan keluarga dan rumah tangga, sama
sekali bukan begitu !. Akan tetapi didalam mengurus sawah, pasar dan lain-lain sebagainya
itu harus kita laksanakan demi untuk FAFIRRUU ILALLOHI WA ROSUULIHI
SAW !. Tidak kita salurkan untuk memuaskan nafsu !. Berlarut-larut untuk nuruti
keinginan nafsu !. Jangan, para hadirin hadirot!. Ingin ini, ingin itu, dan
sebagainya dan sebagainya, jangan !. Jika sudah berhasil lalu marem, bangga,
sombong, dan makin berlarut-larut lagi !. Jika kita nuruti, menerima jadi hambanya
nafsu, tidak ada habis-habisnya!. Ingin ini keturutan, ingin itu keturutan, ingin lain
yang lain, ingin lagi, ingin lagi !. Makin banyak hasilnya, makin banyak lagi apa yang
diingini nafsu !. Tidak ada habis-habisnya !. Otomatis menjadi bertambah
besar balatentaranya nafsu yang akan berebut memperebutkan nyawa kita dengan
Izroil, para hadirin hadirot !. Peri bahasanya : “diberi hati-ngrogoh rempelo”
Minta satu
diberi satu, minta sepuluh. Diberi sepuluh, minta seratus. Diberi seratus,
minta seribu dan seterusnya dan seterusnya !. Jagad seisinya diberikan punmasih
kurang !. Akhirnya digertak oleh Izroil, para hadirin hadirot!.
Mari kita sadari!. Kita hidup didunia hanya sekali ini,
para hadirin hadirot!. Tidak lama lagi pasti akan meninggal dunia yang fana ini
untuk selama-lamanya, para hadirin hadirot!. Jika hidup kita didunia ini tidak
semestinya, alangkah berat kita, untuk selama-lamanya, para hadirin hadirot!.
Mari para hadirin hadirot!.
Para hadirin hadirot, kita yakin,
kita punya iman. Akan tetapi jika keadaan kita begini ini apakah dapat
dikatakan yakin, para hadirin hadirot ?. Mari kita perhatikan
!. Seandainya ibarat dimuka kita ada bahaya maut, tapi, kita tidak mau
menghindar, kita tidak mau menyelamatkan diri, tidak mau melarikan diri secepat
kilat dengan segala kemampuan yang ada pada kita !. Mungkinkah hal seperti itu
terjadi ?. Tentunya tidak!. Tidak mungkin !. Selama orang punya fikiran yang sehat.
Tapi kecuali yang tidak punya akal fikiran yang sehat. Serupa saja dengan
hewan, seperti kambing umpamanya. Kawan-kawannya sudah banyak yang disembelih, dan dianyapun akan disembelih, tapi dia
enak-enakan saja !. Ini hewan para hadirin hadirot!. Apakah kita manusia
seperti hewan begitu, para hadirin hadirot ?. Sudah tahu bahwa sebentar lagi
akan mengalami bahaya maut, tapi masih enak-enakan doyan makan !. Masih
asyik-asyikan nuruti nafsunya yang serakah !. Yah, kalau hewan karuan tidak
punya akal ftkiran !. Tapi kita manusia, para hadirin hadirot!. Apakah kita
akan bersikap seperti hewan, para hadirin hadirot!.
Maka dari itu para hadirin hadirot,
man mulai sekarang mengadakan perobahan secara besar-besaran, para hadirin
hadirot!. Izroil tinggal tunggu komando, para hadirin hadirot !. Tidak menunggu
kalau sudah tua, kalau sudah sakit keras, tidak menunggu situasi yang
bagaimanapun juga !. Sewaktu-waktu, kapan saja,. dan dimanapun juga, para
hadirin hadirot !. Izroil selalu siap mengunggu perintah !. Biarpun orang dalam
keadaan sehat wal afiat yang sempurna biar sedang bertugas penting apapun juga,
jika komando dari Alloh SWT datang, Izroil spontan melaksanakan tugasnya !.
Tanpa mengalami hambatan seberapapun juga !.
Alloh SWT jika menghendaki
sesuatu. KUN FAYAKUUN !. Pasti terjadi tanpa adanya sebab-sebab. Sebabnya Alloh
itu sendiri !. Man para hadirin hadirot, kita sadari sungguh-sungguh !. Alloh
SWT jika akan bertindak tegas tidak menunggu sebab atau situasi!. Man para
hadirin hadirot, mumpung masih ada kesempatan!. Kesempatan untuk memperbaiki
keadaan kita, para hadirin hadirot!.
Jika sudah terlanjur didatangi
Izroil para hadirin hadirot!. Sudah banyak yang sudah terlanjur, para hadirin
hadirot !. Yang sepadan umur dengan kita, yang lebih tua dari kita, yang lebih
muda dari kita, bahkan bayi, banyak yang sudah terlnjur menemui ajalnya, para
hadirin hadirot!. Jika sudah terlanjur, tidak ada lagi kesempatan memperbaiki
!. Mari para hadirin hadirot, pengalaman-pengalaman yang sudah dialami orang
lain mari kita manfaatkan, para hadirin hadirot!. Kita masing-masing tidak lama
lagi pasti menyusul !. Banyak orang yang sedang berlarut-larut nuruti nafsu
dicabut Izroil baanyaak, baanyak sekali!. Mari para hadirin hadirot!. Jika kita
kurang menaruh perhatian yang sungguh-sungguh, mungkin mengalami seperti
orang-orang lain yang sedang berlarut-larut rangkul-rangkulan dengan nafsunya
dicabut Izroil !. Mungkin !. Mari para hadirin hadirot kita menaruh perhatian
sunguh-sungguh.
Disini disebutkan sebuah syair:
يَاخَدُّ اِنَّكَ اِنْ
تَوَسَّدْلَيـِّـنًا * وُسِدْتَ بَعْدَالْمَوْتِ صُمَّ الْجَنْدَلِ
“YAA KHODDU
INNAKA IN TAWASSAD LAYYINA & WUSIDTA BA’DAL MAUTI SHUMMAL-JANDALI” Wahai khodi jika engkau enak-enakan bermalas-malasan
dengan bantal dan kasur yang empuk-empuk, bergelimpangan dengan nafsu
kepuasanmu, awas nanti engkau sesudah mati akan dibantali dengan batu yang
keras lagi tajam-tajam. Awas jika engkau tidak bersiap-siap mengumpulkan sangu
buat sesudah mati, pasti menyesal dikemudian hari!.
مَنْ لَمْ يَقْبَلْ
عَلَىاللهِ بِمُلاَطَفَةِ اْلاِحْسَانِ قُيِّدَ اِلَيْهِ بِسَلاَسِلِ
اْلاِمْتِحَانِ
“MAN LAM YUQBIL
‘ALALLOHI BIMULAA THOFATIL IHSAAN, QUYYIDA ILAIHI BISALAASILIL-IMTIHAAN”
Orang diberi nikmat, diberi kemampuan, diberi kebaikan,
kok malah nikmat dan kemampuannya disalah gunakan untuk mengabdikan diri kepada
Alloh SWT, supaya senantiasa digunakan untuk FAFIRRUU ILALLOHI WA ROSUULIHI SAW
sebagai tasyakkur dan terima kasih, tapi para hadirin hadirot, nikmat dan
kemampuan itu kok justru malah digunakan untuk melukai siPemberi, para hadirin
hadirot, alangkah janggalnya jika kita berbuat seperti itu para hadirin
hadirot!. Peribahasanya saya saudara beri minuman atau makanan, lalu minuman
atau makanan itu saya lemparkan kemuka saudara !. Alangkah marahnya saudara
kepada saya !. Lalu, dimana letak perikemanusiaan kita, para hadirin hadirot ?
Diberi mestinya terima kasih, kok malah pemberian itu digunakan untuk melukai
si Pemberi!. Mari para hadirin hadirot!.
Namun demikian Alloh SWT masih
senantiasa kasih sayang kepada kita semua, para hadirin hadirot!. Tapi mungkin,
jika kita masih terus ngotot saja, mungkin akan ditegasi oleh Alloh SWT !.
قُيِّدَإِلَيْهِ
بِسَلاَسِلِ اْلاِمْتِحَانِ
“QUYYIDA ILAIHI BISALAASILIL IMTIHAANI” Diberi sehat,
diberi mampu, diberi ini dan itu malah diselewengkan, disalahgunakan. Sekarang,
kesehatannya dihilangi, kemampuannya dihapus. Bahkan dengan begitu kebanyakan masih
juga belum sadar!. Memusuhi kepada si Pemberi!.
Mari para hadirin hadirot kita
sadari !. Kita diberi, tapi senantiasa kita salah gunakan untuk melukai si
Pemberi !. Sementara pemberian lalu dikurangi agar supaya kita mau menyadari.
Tapi, si Pemberi malah kita musuhi !. Kita mengumpat, kita ngresulo, para
hadirin hadirot !. Mari kita jangan terus menerus berlarut-larut begitu, para
hadirin hadirot!. Beraat sekali akibatnya para hadirin hadirot !. Itu, lihat
yang tertulis diatas pengimamam didalam Masjid itu.
أَنَااللهُ لآإلَهَ
إِلاَّ أَنَا,مَنْ لَمْ يَشْكُرْنَعْمَآئِىْوَلَمْ يَصْبِرْعَلَىبَلآئِى وَلَمْ
يَرْضَ بِقَضآئِى فَلْيَتَّخِذْ رَباًّسَوآئِى
“ANALLOHU LAAILAAHAILLA ANAA; MAN LAM YASYKUR NA’MAA - II
WALAM YASHBIR ‘ALA BALAA-II WALAM YARDLO BIQODLOO-II, FALYATTAKHIDZ ROBBAN
SIWAA-II” (Hadits Qudsi). (AKU ALLOH tiada Tuhan selain AKU;
barang siapa tidak syukur atas ni’mat-ni’matKU, dan tidak ridlo atas
qodlok qodarKU, maka carilah Tuhan selain AKU!.
Barang siapa AKU beri nikmat kok
tidak mau syukur, AKU beri hidup, AKU beri bisa melihat, bisa mendengar, bisa
berfikir, bisa,....bisa,....bisa....kok tidak mau syukur, dia
AKU uji sedikit saja, tidak mau sabar malah berlarut-larut menyesalnya, makin ndodro
ngresulo, tidak mau ridlo atas qodlo qodar-KU, silahkan, silahkan cari Tuhan
selain AKU !. Silahkan keluar dari bumi-KU !. Mau ke bulan itu bulan-KU !. Mau ke
planet ?. Itu planet-KU !.
Mari para
hadirin hadirot!. Kita semua diberi akal !. Kita diberi akal ini, adalah
fadlolnya Alloh SWT yang luar biasa, para hadirin hadirot!. Barang siapa tak mau
syukur, tidak mau berterima kasih, tidak mau sabar, tidak mau ridlo, ...silahkan
meninggalkan AKU sebagai Tuhannya !. Mari para hadirin hadirot !. Mau ke mana,
kita para hadirin hadirot ?. Mana - mana semua adalah haknya Alloh. Bahkan kita
semua ini adalah hak Alloh !.
Para hadirin
hadirot, pada masa akhir-akhir ini pada umumnya ummat manusia
ketika dalam keadaan kecukupan, tidak kesulitan-kesulitan soal ekonomi, pada umumnya
apa yang dimilikinya itu digunakan untuk berlarut-larut nuruti nafsunya !.
Berbuat hal-hal yang tidak diridloi Alloh, berbuat soal-soal yang terkecam dan
merugikan pihak lain atau masyarakat. Kekayaan dan kemampuannya
digunakan untuk memuaskan nafsunya saja !. Bahkan tidak segan-segan
untuk menguasai orang lain, untuk memeras dan memperbudak orang lain
!. Sumber pokoknya adalah nuruti nafsunya !. Menyembah kepada nafsunya !.
Berarti melukai Alloh SWT
أَبْغَضُ إِلَهٍ عُبِدَ
فِىْ اْلأَرْضِ الْهَوَى ( الحديث)
“ABGHODLU ILAHIN
‘UBIDA FIL ARDLI AL HAWA” (Hadits)
Berhala sesembahan dibumi yang paling
dibendu Alloh adalah nafsu !.
Ummat
manusia pada umumnya ketika dalam keadaan mampu, punya kesempatan-kesempatan,
kesempatannya itu hanya digunakan untuk nuruti nafsu!. Nafsu yang paling
dikecam oleh Alloh SWT, diantara berhala-berhala lain. Begitupun Alloh SWT
masih tetap kasih sayang, tidak segera diambil tindakan tegas, masih
saja ditangguhkan, diberi kesempatan, kalau-kalau sihamba mau sadar, mau
tobat, mau kembali kepada-NYA. Akan tetapi si ummat manusia masih saja terus
berlarut-larut !. Diuji sedikit saja soal ekonomi, soal kesehatan dan lain-lain,
bahkan makin berlarut-larut!. Menyesali, menyesal kepada Alloh SWT!. Tidak rela
kepada Alloh SWT Tuhannya !.
Mari para
hadirin hadirot, kita semua tidak bisa berpisah dari ummat masyarakat !.
Harus ikut bertanggung jawab atas keadaan ummat dan masyarakat!.
Jika kita apatis masa bodoh, menganggap sepi, mungkin sekali besok pada
yaumul qiyaamah kita dikerubut oleh ummat masyarakat, para hadirin hadirot!. Jika tidak mau tahu nasib
keadaan ummat dan masyarakat, mungkin sekali besok kita dituntut dikroyok
oleh masyarakat, para hadirin hadirot!. Mungkin sekali mereka menyeret kita
menjadi intip neraka jahanam, bahkan mungkin sekali sisa kita
lebih beraat, dari pada mereka para hadirin hadirot !. Sebab kita mengetahui,
tapi tidak mau berbuat, tidak mau berjuang memperhatikan nasib ummat dan
masyarakat!.
وَعالِمٌ بِعِلْمِه
لَمْ يَعْمَلَنْ * مُعَذَّبٌ مِنْ قَبْلِ عُبَّادِالْوَثَنِ
“WA ‘AALIMUN BI UMIHI LAM YA’MALAN & MU’ADZDZABUN MIN
QOBLI ‘UBBADIL WATSAN”
Orang yang berilmu, orang tahu,
tapi tidak konsekwen, tidak mau berjuang, ini besok “mu” adzdzabun min qobli
‘ubbaadil-watsan”-disiksa lebih dahulu dari pada mereka-mereka penyembah berhala
!. Atau jaauh lebih berat dari pada penyembah-penyembah berhala. Mari
para hadirin hadirot mumpung masih ada kesempatan, selagi masih ada
kemampuan !.
مَنْ لَمْ يَشْكُرْ
النِّعَمَ فَقَدْ تَعَرَّضَ لِزَوَالِهَا, وَمَنْ شَكَرَهَا فَقَدْ قَيَّدَهَا
بِعِقَالِهَا
“MAN LAM YASYKURIN-NI’AM FAQOD TA’ARRODLO LIZAWAALIHAA, WAMAN SYAKAROHAA
FAQOD QOYYADAHAA BI'IQOOLIHAA”
Barang siapa mau sungguh-sungguh
syuukur kepada Alloh SWT, syukur atas nikmat-nikmat yang diberikan Alloh
yang tidak dapat digambarkan besar dan banyaknya, dimana kita diberi hidup
diberi dapat melihat, mendengar, berfikirdan sebagainya, nikmat yang
senantiasa mengalir tiada putus putusnya, kita dapat menghirup hawa yang kita
butuhkan dan sebagainya, nikmat Alloh SWT yang senantiasa mengalir pada
setiap detik dan dalam segala bidang, dari segala penjuru dan
arah, mestinya syuukur kita harus seimbang dengan nikmat-nikmat yang
diberikan !. Pemberian seratus rupiah misalnya, syukur kita harus senilai dengan
seratus rupiah !. Jika nikmat itu satu jam, syukur kita harus satu jam, para hadirin
hadirot, umpamanya saya saudara beri minuman atau rokok, maka minuman atau
rokok itu saya terima dengan terima kasih, dan minuman atau rokok itu
saya pergunakan untuk yang sesuai dengan maksud saudara memberi. Sebentar lagi
saudara beri lagi saya sesuatu, saya harus menerimanya dengan terima
kasih, seperti itu dan mempergunakan untuk sesuai dengan maksud saudara
memberi. Sebentar lagi saudara memberi lagi, saya harus begitu lagi!. Harus
menerima dengan terima kasih, dan menggunakan pemberian itu sesuai dengan
maksud yang memberi !.
Terhadap
Alloh SWT para hadirin hadirot, kita harus begitu bahkan lebih dari itu,
para hadirin hadirot!. Pemberian Alloh SWT terus menerus tiada putus-putusnya.
Syukur kita juga harus tiada putus-putusnya, para hadirin hadirot !. Dan dalam
segala bidang !. Sudah begitu atau belum, para hadirin hadirot ?. Jika belum,
berarti sebahagian belum kita syukuri, itu nikmat-nikmat pemberian Alloh SWT !.
Sekalipun hanya sebagian, besok akan dimintai pertanggungan jawab, para
hadirin hadirot!. ثُمَّ لَتُسْئَلُنَّ
يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيْمِ (التكاثر:٨)
“TSUMMA LATUS ALUNNA YAUMAIDZIN
‘ANINNAIIM” (102-At-Takaatsur 8) Besok diakhirot, dimintai
pertanggungan jawab atas segala nikmat yang diberikan Alloh. Ini
sudah kamu syukuri atau belum ?. Kamu AKU beri umur 60 tahun, buat apa ?. Harus
sekarang mempertanggung jawabkan !. Sekalipun hanya satu detik!.
Para hadirin
hadirot, mari para hadirin hadirot !. Pada hari ini Jum’at yang lalu,
suatu khotbah membicarakan soal-soal bakdal maut, sesudah mati Hidup manusia
itu bertahap-tahap. Tahap pertama yaitu pada zaman arwah, dalam dunia
roh. Kemudian hidup dalam alam dunia ini. Kemudian hidup dialam kubur,
dialam barzakh. Alam tahanan. Setelah Malaikat Isrofil meniup sangka kala, semua
makhluq mati, tidak ada yang hidup satu pun selama 40 tahun. Setelah
Malaikat Isrofil meniup sangka kala yang kedua kalinya, semua orang-orang yang
ada didalam kubur dihidupkan kembali. Ada yang berwajah babi hutan, celeng, ada
yang berwajah harimau, ada yang berwajah anjing, ada yang berupa seperti
butho, berbentuk setan, berkepala kambing dan lain-lain, banyak!. Ada yang
terbalik, kaki diatas kepala dibawah!. Ini semua menurut keadaannya ketika didunia !.
Dalam bentuk-bentuk seperti itu ummat manusia digiring kepadang mahsyar untuk
dimintai pertanggungan jawab. Dalam yaumul hisaab itu, semua makhluq
mengerti semua keadaan masing-masing orang. Berkumpul menjadi satu,
dikupeng oleh para Malaikat, semua mengerumuni. “AINAL MAHSYAR”. Sama sekali
tidak dapat melarikan diri !.
Dalam situasi
yang sangat dahsyat seperti itulah ummat manusia dihadapkan dimuka Sidang
Mahmilub. Semua telanjang bulat. Tapi masing-masing tak ada yang mengetahui
mana yang perempuan mana yang laki. Soal laki atau perempuan sudah tidak menjadi acara dalam
ingatannya, karena menghadapi situasi yang
sangat kritis dan gawat itu !. Peristiwa yang belum pernah terjadi dalam sejarah makhluq. Alloh SWT murkanya
luar biasa pada yaumul qiyyamah itu.
Para hadirin
hadirot, jika kita kurang perhatian soal ini sekarang, apakah kita menunggu
kalau sudah menghadapi peristiwa seperti itu, para hadirin hadirot ?. Bahkan
sesungguhnya ketika menghadapi Izroil yang pertama kali itu saja sudah cukup berat
dan menakutkan yang tidak dapat digambarkan, para hadirin hadirot!. Sehingga orang
yang bersangkutan mohon perleng: “Yaa Izroil, saya mohon belas kasih
sayangmu sudilah menunda sehari lagi...”. Tidak ada satu hari !. Bentak Izroil.
Setengah hari saja, sejam saja, sedetik saja...!. Makin dibentak-bentak oleh Izroil. Seandainya orang yang
menghadapi Izroil itu mempunyai harta kekayaan
emas berlian sepenuh dunia, dia rela menyerahkan kepada Izroil asal saja! pencabutan nyawanya bisa ditangguhkan. Tapi
para hadirin hadirot, kesempatan
sudah tidak ada lagi. Pintu taubat sudah tertutup rapat-rapat!.
Maka dari itu
para hadirin hadirot, mari, mari selagi masih ada kesempatan!.
“MAN LAM YASYKURIN-NI’AM FOQOD
TA’ARRODLO LIZAWAALIHA”.
Barang siapa tidak
mensyukuri nikmat, berarti dia membiarkan lenyapnya nikmat itu, bahkan tidak
hanya lenyap begitu saja, tetapi menjalin menjadi siksa untuk menyiksa
dirinya besok pada yaumul qiyaamah terutama.
وَالَّذِيْنَ
يَكْنِزُوْنَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلاَيُنْفِقُوْنَهَافِيْ سَبِيْلِ اللهِ
فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيْمٍ (التوبة:٣٩)
“WALADZIINA YAKNIZUUNADZ-DZAHABA WAL
FIDLDLOTA WALAA YUNFIQUUNAHAA FII SABIILILLAHI FABASYSYIRHUM BI ‘ADZAABIN
ALUM” (9-At -Taubah 34)
(Dan orang-orang yang menyimpan
harta kekayaan emas dan perak tidak menggunakannya didalam sabiilillah, untuk
FAFIRRUU ILALLOHI WA ROSUULIHI SAW, peringatkanlah kepada mereka bahwa
mereka akan merasakan siksa ‘adzab yang amat dahsyat!.”
Jadi orang
yang harta kekayaannya atau kemampuannya, atau dunianya pokoknya,
tidak digunakan untuk FAFIRRUU ILALLOHI WA ROSUULIHI SAW, besok akan
disiksa dengan harta kekayaan dan apa-apa yang dimilikinya dan tidak
dimanfaatkan untuk FAFIRRUU ILALLOHI WA ROSUULIHI SAW tadi.
“WAMAN SYAKAROHAA FAQOD QOYYADAHAA
BI'IQOOLIHAA”. Dan barang siapa yang mensyukuri nikmat, berarti dia
mengikat, memegang teguh nikmat-nikmat tadi, sehingga tidak akan hilang. Bahkan
tidak hanya begitu saja, jika orang mau mensyukuri nikmat, disamping nikmat itu
tidak akan hilang, akan ditambah oleh Alloh SWT yang sebanyak-banyaknya.
Para hadirin
hadirot, ya mudah-mudahan kita mendapat yang sebanyak-banyaknya
taufiq dan hidayah dari Alloh SWT !. Sehingga kita dapat mensyukuri segala nikmat
yang diberikan kepada kita semua !. Tidak menyalahgunakan nikmat-nikmat
yang kita terima !. Amiin !.
اِنَّ الله َ لاَ يُغَيَّرُمَابِقَوْمٍ حَتىَّ
يُغَيِّرُوْامَابِأَنْفُسِهِمْ (الرعد:١١)
“INNALLOHA LAA YUGHOYYIRU
MAABIQOUMIN HATTA YUGHOYYIRRU MAA BIANFUSIHIM”. (13-Ar-Ro’d - 11).
(Sesungguhnya Alloh tidak merobah
apa-apa yang ada pada suatu kaum, sehingga mereka merobah keadaan
yang ada pada diri mereka sendiri). Alloh SWT tidak akan merobah nikmat-nikmat
yang diberikan kepada manusia, selama manusia itu sendiri yang merobah
nikmat-nikmat tersebut. Jika manusia merobah, Alloh SWT merobah. Dapat
dikatakan para hadirin hadirot, bahwa Alloh SWT karena kasih sayangnya kepada
kita manusia, Alloh SWT manut mengikuti kita semua !. Jika kita semua syukur
kepada Alloh SWT, diridloi oleh Alloh SWT, ditambah-tambah nikmat pemberian-NYA
kepada kita. Tetapi jika Alloh SWT kita ungkuri, kita tidak mensyukuri
nikmat-nikmat pemberian-NYA, nikmat-nikmat itu tidak kita gunakan untuk
FAFIRRUU ILALLOHI WA ROSUULIHI SAW, silahkan !. Tapi.... Awaas, kelak rasakan
sendiri!. Berarti kamu bunuh diri!. “Syukur”,
adalah pekerjaan hati terutama. Jelasnya, hati harus merasa BILLAH!. Jika
tidak BILLAH namanya tidak syukur. Sekalipun lisan mengucap “alhamdu Lillah”.
Jika tidak merasa BILLAH, bukan syukur yang sesungguhnya syukur.
Berarti dia bisa hidup sendiri ?.
Mari para
hadirin hadirot, syukur itu pertama hati !. Sekali lagi, hati pertama.
“IDZAA SHOLUHAT SHOLUHAL-JASADU KULLUH” -(Hadits).
Jika hati baik, jasad seluruhnya
menjadi baik.
يَوْمَ لاَيَنْفَعُ
مَالٌ وَلاَبَنُوْنَ اِلاَّ مَنْ اَتَىاللهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ. (الشعرأ:٨٨-٨٩)
“YAUMA LAA YANFU’U MAALUN WALAA
BANUUNA. ILLA MAN ATALLOHA BIQOLBIN SALIIMIN” (26-As-Syu’aro 80-89)
Besok akan ada peristiwa yang
dahsyat sekali, peristiwa yang ngeri sekali, dimana dalam
peristiwa itu tidak ada yang selamat sama sekali. Anak, atau anak buah, bapak, ibu
sama sekali tidak dapat menyelamatkan. Sawah, pasar, kantor, perusahaan,
kekayaan dan pangkat, sama sekali tidak bisa menolong. “ILLA MAN ATALLOHA
BIQOLBIN SALIIM”. Hanya orang-orang yang hatinya selamat, selamat dari
selainnya Alloh SWT.
Tidak dijajah oleh imprialis nafsu
!.
Mari para
hadirin hadirot, hati kita keadaannya bagaimana !. Jika tidak BILLAH,
berarti tidak syukur. Jika tidak syukur, otomatis LINNAFSI BINNAFSI !. Jika tidak
BILLAH otomatis BINNAFSI !.
Para hadirin
hadirot, NAFSU sama sekali tidak nyugihi, tidak manfaati, tidak dapat
berbuat begini, begitu kepada manusia, tapi mengapa kita kok terima kasih kepada
nafsu itu apa alasannya, para hadirin hadirot ?. Akal fikiran kita dimana para
hadirin hadirot ?. Sama sekali nafsu tidak menguntungkan, malah merugikan,
menjerumuskan, mengapa kita terima kasihi ?. Dimana akal fikiran kita, para
hadirin hadirot ?. Mestinya kepada Alloh SWT!
Mari para
hadirin hadirot, kita adakan koreksi pada diri kita masing-masing !.
Sudah senantiasa BILLAH ataukah belum ?. Jika belum, berarti tidak syukur!.
Berarti menyalah gunakan nikmat-nikmat dari Alloh SWT !.
“ASY-SYUKRU
IMMA BILLISAN”. Syukur dengan lisan.
Kita diberi lisan. Ini apakah sudah kita gunakan untuk yang semestinya
apakah belum para hadirin hadirot ?. Yaitu untuk mengucapkan segala sesuatu
yang diridloi Alloh SWT, memberi manfaat kepada ummat dan masyarakat, sudah
kita gunakan untuk FAFIRRUU ILALLOHI WA ROSUULIHI SAW ataukah belum ?. Dan
jika sudah, apakah sudah betui-betul tepat atau belum ? Mari
senantiasa kita koreksi!.
“WA IMMA BILJAWAARIH”. Syukur dengan
anggauta kita!. Kaki, tangan dan sebagainya, sudah kita syukuri atau belum ?.
Mudahnya secara Wahidiyah yang ringkas yaitu, sudah LILLAH BILLAH ataukah
belum ?. Jika belum LILLAH BILLAH berarti belum mensyukuri. Jika sudah LILLAH
BILLAH sudah seberapa LILLAH BILLAH kita itu, mari
kita koreksi!. Sudah meliputi seratus persen ataukah belum. Ini perlu adanya koreksi!. Jika
belum seratus persen, berarti kita masih harus bertanggung jawab besok pada yaumul qiyaamah
!.
Ya mudah-mudahan pengajian
pagi ini dikaruniai manfaat yang sebanyak-banyaknya oleh Alloh SWT !. Diberi keridloan
oleh Alloh SWT yang sebesar-besarnya!. Semoga mandapat syafa’at dari Rosuulullah saw, mendapat barokah dari Ghoutsi
Hadzaz-Zaman-wa A’waanihi wa saairi Auliaaillahi rodliyallohu Ta’ala ‘annum !. Kiranya pengajian
cukup sekian, dan sekali lagi mudah-mudahan
pengajian pagi ini membuahkan manfaat yang sebanyak-banyaknya !. Amiin !. Membuahkan ridlo dari Alloh SWT, taufiq hidayah
yang sebanyak-banyaknya !. Semoga
mendapat Syafa’at tarbiyah, barokah karomah dari Rosuulullohi saw, para Anbia
wal Mursaliin ‘alaihimus-sholaatu wassalaam, wal Malaaikatil-Muqorrobiin, wa
Ghoutsi Hadzaz-Zaman wa A’waanihi wa saairi Ahbaabillahi rodliyallohu Ta’ala ‘anhum yang sebanyak-banyaknya !. Amiin
!. Amiin !. Amiin !. Ya Robbal
‘Alamiin !.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar